SYARAT KESELAMATAN

Pertobatan dan Iman: Satu kondisi atau dua?

Perjanjian Baru berulang-ulang menulis bahwa satu-satunya syarat keselamatan adalah iman (Yoh 1:12; 3:16,18,36; Kis 16:31; Rom 3:22,28; 4:1-25; 5:1; Gal 2:16; 3:1-18; Ef 2:8,9 dan 1Yoh 5:13).

* Yohanes 1:12
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

* Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

* Kisah 16:31
Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."

* Roma 4:5
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.

* Galatia 2:16
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

* Efesus 2:8
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah


Tapi ditempat lain Perjanjian Baru juga menuliskan bahwa pertobatan (dan tidak menyebutkan iman) adalah syarat dari keselamatan (Luk 24:47; Kis 2:38; Kis 3:19; 5:31; 11:18; 17:30; 26:20; 2Tim 2:25; Ibr 6:6 dan 2Ptr 3:9).

Kesimpulan apakah yang bisa kita ambil dari sini? Saya percaya bahwa pertobatan dan iman adalah satu-satunya syarat keselamatan. Keduanya membicarakan pengalaman (hal) yang sama.


Arti dari pertobatan

Pertobatan (inggris: repentance) artinya perubahan pikiran seseorang. Mengubah pikiran dalam pertobatan artinya mengubah pikiran, hati, dan keinginan. Satu pandangan dirubah menjadi pandangan yang lain. Ini juga menunjuk adanya perubahan tingkah laku. Dalam pertobatan adanya perubahan pandangan, opini, dan keyakinan. Dalam hubungannya dengan keselamatan, pertanyaannya adalah: terletak dimanakah fokus perubahannya?

Pada hari pentakosta ketika Petrus berkata kepada orang israel 'bertobatlah' (kis 2:38), dalam konteks tersebut Petrus menyuruh mereka untuk bertobat dari ketidak percayaan mereka kepada Yesus (kis 2:23, 36).


Hubungan antara pertobatan dan iman

Dalam pertobatan, ada 'dari' dan 'ke'. Ada berbagai variasi 'dari' . Seseorang harus berubah dari ketidak percayaaan. Atau seseorang perlu berubah dari agama yang salah atau paganisme. Tapi tujuannya sama yaitu 'ke' iman dalam Yesus Kristus.

Jika kita menyuruh seseorang untuk bertobat, atau kita menyuruh dia untuk percaya, kita sednag menyuruh dia melakukan hal yang sama. Pertobatan menekankan pada perubahan, sedangkan iman menekankan kepada akhir dari perubahan yang dituju.

Kita bisa mengilustrasikan perbedaan antara pertobatan dan iman. Jika kita menyuruh seseorang yang tinggal dijakarta supaya meninggalkan jakarta dan pergi ke bandung, ini akan mengilustrasikan pertobatan. Jika kita menyuruh dia yang tinggal dijakarta supaya menuju bandung, ini akan menggambarkan iman.

Pertobatan menjelaskan dari sesuatu ke sesuatu. Iman menjelaskan sesuatu yang menjadi tujuan dari perubahan tersebut.

Ketika kita berbicara tentang pertobatan dan iman dalam hubungannya dengan keselamatan, kita sedang berbicara tentang satu kondisi keselamatan, bukannya dua.


Iman yang menyelamatkan

Seseorang diselamatkan karena imannya dalam Yesus Kristus. Saya bisa mengerti kalau seseorang yang mempunyai iman yang menyelamatkan tetapi masih mempunyai pengertian yang salah tentang Yesus Kristus dalam Alkitab. Tapi saya tidak bisa melihat bagaimana seseorang yang mempunyai iman yang menyelamatkan tapi tidak mempercayai apa yang Alkitab katakan tentang Yesus Kristus.

Keselamatan adalah tujuan dari iman. Kita tidak bisa percaya pada pengampunan dosa tanpa percaya adanya perubahan dalam hubungan dengan Tuhan dan dosa. Ketika kita menerima keselamatan, kita menerima pengampunan dosa dan perubahn dalaham pengalaman kita dengan Tuhan dan dosa.

Tidak akan ada iman yang menyelamatkan jika kita tidak mempunyai pengertian tentang apa itu keselamatan. Seseorang mempunya iman yang menyelamatkan jika dia menyadari bahwa keselamatan itu didesain untuk memaafkan orang berdosa dan mengembalikannya ke kehidupan yang kudus. Orang seperti itu menyadari bahwa dia adalah orang berdosa. Dia melihat dosa dengan serius. Dia menyadari bahwa dirinya tidak layak. Dia mau dirubah. Dia mau supaya dimaafkan. Dia mengerti bahwa Yesus sudah menderita dan mati untuk menyelamatkannya.


Iman sebagai karunia

Yesus berkata :

* Yohanes 6:44
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.


Allah lah yang berinisiatif dalam keselamatan. Manusia berdosa tidak dapat datang ke Tuhan dengan kekuatannya sendiri. Roh Kudus terlebih dahulu bekerja dalam hati dan pikiran seseorang sebelum orang berdosa bisa merespon dengan iman. Roh Kudus bekerja ketika firman diberitakan.

Iman disebut karunia karena tanpa pekerjaan Roh Kudus seseorang tidak bisa beriman kepada Tuhan. Pada saat yang sama iman adalah respon dari seseorang. Seseorang tetap bisa berkata 'ya' atau 'tidak' kepada Tuhan. Iman tidak lebih dari sekedar menerima hadiah. Iman adalah penguluran tangan kita kepada pertolongan Tuhan. Iman berkata "Saya tidak bisa sendiri. Saya tidak bisa melakukan apa-apa makanya saya menerima keselamatan itu sebagai kasih karunia yang diberikan-Nya cuma-cuma."

Iman, bagaimana pun juga, tindakan dari individu yang merefleksikan pikiran dan keinginannya. Iman artinya seseorang itu yang percaya, bukan Tuhan yang percaya bagi dia. Tidak pernah dikatakan bahwa Yesus yang percaya untuk kita. Alkitab menyuruh kita untuk percaya. Iman disebut hadiah dalam arti tanpa karunia pertolongan Tuhan kita tidak bisa beriman. Iman tidak disebut hadiah dalam arti iman bukanlah tindakan/respon dari kita sendiri.

Lalu bagaimana dengan ayat Efesus 2:8,9
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.


Pertama 'itu' disini bukanlah menunjuk kepada iman, karena iman dalam bahasa aslinya feminin sedangkan 'itu' adalah netral.
(1) itu bukan hasil usahamu
(2) itu pemberian Allah
(3) itu bukan pekerjaanmu (inggris:Not of works), jangan memegahkan diri

Pada point (1) dan (2) 'itu' masih bisa dibaca 'iman'. Sedangkan pada point (3) tidak bisa. Karena iman sudah jelas bukan pekerjaan (Rom 4). Jadi jika iman dimasukan pada point (3) jadinya "iman bukanlah hasil pekerjaanmu". Ini jadi tautologi yang tidak ada artinya.


Iman adalah kondisi, bukan dasar dari keselamatan kita

Perbedaan antara kondisi dan dasar bisa diilustrasikan sebagai berikut:
Syarat (kondisi) supaya sebuah kursi bisa menopang saya adalah saya harus duduk diatas kursi itu. Ketika saya duduk diatas kursi itu, kursi itu adalah dasar yang menopang saya.

Dasar dari keselamatan kita adalah karya penebusan Yesus Kristus. Sedangkan syaratnya adalah respon dengan iman.

Sumber: SarapanPagi Biblika

0 komentar:

Posting Komentar