Syarat Kehidupan Kekal : Yesus Menjawab dengan Perbuatan yang "Mustahil Dilakukan" Si Penanya:

Tuduhan :

Quote:

Perbedaan utama antara pengajaran Yesus dan kekristenan Paulus adalah dalam hal pembenaran karena iman. Paulus percaya dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Efe2:8: Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

Yesus berkata berulang-kali seperti yang ditulis Yohanes

Yoh 3:3: Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Yesus berjanji, transformasi keselamatan memerlukan perbuatan: "Melalui pintu yang sempit. Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Mat 7:13-14)

Pembangunan rohani, Yesus meyakinkan kita, bahwa kita akan sengsara untuk mengikutiNya. Ia menggambarkan pikiran dan perilaku yang seharusnya dari karakteristik seseorang yang rohani, tetapi dikatakan bahwa diperlukan perbuatan untuk mencapai itu. Ia tidak pernah menganjurkan bahwa semua orang harus lebih dulu percaya dan yakin kepadaNya dan tidak ada yang lain yang diperlukan untuk selamat.

Di beberapa bagian dalam Injil Matius, dituliskan bahwa Yesus berkata

Mat 7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Mat 7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Mat 7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
Mat 7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.

Yesus memberi blueprint, bahwa untuk membangun rumah diperlukan untuk meletakkan pelajaran "ke dalam praktek." Maksudnya adalah seseorang mungkin mendengar firman dan mempunyai kepercayaan/iman di dalam Yesus sebagai Mesias sehingga mereka membangun suatu rumah di atas firman, tetapi jika orang tidak tumbuh secara spiritual, firman itu tidak ada artinya, mereka mempunyai pondasi di atas pasir, kata Yesus.

Ia menganggap penting dalam membandingkan keduanya, pendekatan akan pengajaranNya: iman tidaklah cukup, Ia berkata; pertumbuhan rohani diperlukan.

Di waktu lain Yesus secara sederhana membuat pernyataan bahwa iman tidak cukup untuk mencapai keselamatan, seperti digambarkan berikut :

Mat 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Secara eksplisit Yesus juga mengatakan bahwa untuk memperoleh hidup kekal, seseorang harus mencintai Tuhan dan sesamanya.

Luk 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Luk 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Luk 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Luk 10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Yesus tidak pernah berkata bahwa untuk mencapai hidup kekal harus mempercayai Dia sebagai Mesias.

Pengikut kekristenan Paulus hanya mengatakan iman sudah mencukupi semua syarat keselamatan, tidak diharuskan untuk tumbuh secara spiritual.

Tidak mengherankan, setelah 2 milienium pertumbuhan kekristenan Paulus, hanya sedikit kedewasaan spiritual yang dihasilkan di dalam kekristenan. Tidak ada gereja yang bisa melihat kerajaan Tuhan seperti yang digambarkan Yesus.

Aliran yang didirikan di atas pengajaran Paulus tidak mengarah kepada kerajaan Tuhan yang dikatakan Yesus




JAWAB :


* Efesus 2:8-9
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.



Keselamatan/ Kehidupan yang Kekal adalah pemberian Allah (karunia) pernyataan ini tidak mutlak milik Paulus saja, kita lihat bagaimana Rasul Yohanes juga bersaksi yang senada, bahwa kehidupan kekal diperoleh karena karunia/ Anugerah (pemberian) Allah melalui Yesus Kristus :


* Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.



Apa sih karunia itu?

ANUGERAH/KARUNIA diberikan bukan atas dasar IMBAL-BALIK. Keselamatan kita atas karya Tuhan Yesus diatas kayu salib adalah Anugerah. Anugerah mempunyai arti dasar demikian : “yang memberi tidak berkewajiban, yang menerima tidak mempunyai hak”.

Konsep Imbal-Balik (Amal Ibadah) adalah “kita mendapatkan sesuatu karena melakukan sesuatu”. Konsep ini dianut oleh orang Yahudi dengan melaksanakan semua ketentuan hukum-hukum Taurat seperti layaknya seorang pegawai yang diupah bulanan karena melakukan pekerjaannya selama satu bulan, seorang salesman mendapat bonus karena mampu menjual sekian jumlah barang dagangan. Kalau kita berpikiran kalau saya mentaati aturan Alkitab, kalau saya melakukan amal-ibadah maka saya akan mendapat pahala, itu adalah konsep pemikiran imbal-balik! Dimana hal tersebut menunjukkan kita belum sadar akan arti penebusan itu.

Keselamatan dari Allah adalah sepenuhnya anugerah, bukan imbal-balik!


Keselamatan dalam kepercayaan Kristiani itu pure Anugerah!
Perbuatan-baik tidak bisa 'membeli keselamatan', keselamatan hanya oleh 'darah-Yesus'. Dan setiap orang yang percaya memperoleh 'anugerah-keselamatan' itu. Dan perbuatan baik SETELAH keselamatan itu harus. Seorang yang telah menerima benih ilahi yang telah menjadikannya anak-Allah, memiliki natur baik Allah. Seorang yang telah menerima Kristus akan mengikuti teladan Kristus dalam perbuatan baik. Itu yang menunjukkannya seseorang itu benar-benar bertobat, menerima Kristus senagai Juru Selamat. Karena keselamatan tanpa buah2 kebaikan itu adalah palsu. "Pohon dikenal dari buahnya", demikian penegasan kita Tuhan Yesus Kristus. Kristus pokok Anggur kita, kita adalah ranting-rantingnya, buah yang berikan 'harus' sama seperti buah-buah yang diberikan Sang Pokok Anggur itu (Yohanes 15:1).

Seseorang yang sudah mempunyai pola-pikir Anugerah, tidak akan melakukan berbuatan baik 'supaya menerima imbalan'. Karena pola Pikir Anugerah mementingkan kasih kepada Allah lebih-tinggi daripada memikirkan reward-nya. Namun, jika seseorang yang mengaku sudah menerima keselamatan tetapi masih melakukan perbuatan baik 'supaya', maka dia masih dalam konsep Perjanjian-Lama, atau konsep amal-ibadah, yaitu pola pikir lama, bukan konsep Anugerah atau Kasih Karunia.


Lihat artikel terkait :
KASIH KARUNIA – ANUGERAH, di kasih-karunia-anugerah-vt1624.html#p6294

-----


Lukas 10:28 tidak dapat dikontradiksikan dengan pernyataan Paulus (misalnya di Efesus 2:8, atau Roma 3:21-26 Manusia dibenarkan karena iman), konteksnya berbeda. Anda tentu saja tidak akan dapat mengharapkan jawaban Yesus yang mirip dengan pernyataan bahwa hanya oleh iman saja manusia beroleh keselamatan seperti yang dikatakan Paulus disana.

Sebenarnya kalau kita jeli, setiap kali Yesus ditanya tentang "Syarat Kehidupan Kekal" oleh orang-orang Yahudi yang berkonsep Hukum Taurat (konsep amal ibadah) sebagai acuan pembenaran, Yesus selalu menjawab dengan "kemustahilan". Yaitu hal-hal yang pasti gagal dilaksanakan si penanya. Yesus tahu kapasitas si penanya, karena Dia Allah yang Mahatahu!

Yakobus menyebut jelas ketika seorang itu gagal melaksanakan 1 hukum/ peraturan saja dari seluruh ketentuan Taurat yang jumlahnya 613, ia bersalah kepada seluruhnya :


* Yakobus 2:10
Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.



Pengajaran Radikal dari Tuhan Yesus Kristus tidak terdapat selesai bagian Lukas 10:25-28, tetapi terus sampai ke ayat 37!. Perhatikan dengan seksama pada ayat 25 jelas tertulis pertanyaan ahli taurat itu dimaksudkan untuk menjebak Yesus. Namun Yesus tak dapat dijebak, karena Yesus menjawab dengan meminta jawab dari ahli Taurat itu sendiri. Bandingkan dengan pertanyaan orang lain yang juga berkonsep Taurat tentang syarat pencapaian kehidupan yang kekal pada Lukas 18:18-23. Yesus pun menjawab dengan konsep Taurat yang dianut si penanya, namun dengan menunjuk sesuatu yang "mustahil dilakukan" si penanya, lihat Lukas 18:22 (bandingkan Matius 19:21-22) orang kaya itu disuruh melakukan perbuatan yang radikal, dan orang kaya itu gagal melakukan apa yang disyaratkan Yesus baginya untuk mencapai kehidupan yang kekal.

Demikian pula pada Lukas 10:25-37, Yesus membenarkan jawaban ahli Taurat yang tertulis pada ayat 27. Memang Yesus tidak menjawab seperti pernyataan Paulus tentang "iman saja yang menyelamatkan/ yang dapat memberi hidup yang kekal" (Roma 3:21-4:25). Tetapi coba kaji sampai ke ayat 37. Ternyata Yesus telah menunjuk sesuatu yang "mustahil dilakukan" oleh si penanya. Yaitu bahwa si penanya gagal melaksanakan perintah utama pada bagian kedua yaitu : "mengasihi sesama seperti dirimu sendiri". Si penanya tidak memandang orang Samaria itu sesamanya, lihat penjelasan di siapakah-sesamaku-vt742.html#1727

Maka jelas sekali bahwa : Uraian Paulus dalam Efesus 2:8 atau Roma 3:21-4:25 tidak dapat dikontradiksikan dengan Lukas 10:25-28, disamping konteksnya berbeda, namun juga karena bidikan Yesus kristus terhadap apa yang dipertanyakan ahli Taurat tidak selesai pada ayat 28, melainkan terus sampai ke ayat 37. Sesuatu hal yang pasti gagal dilakukan oleh alhi Taurat yang bertanya dengan tujuan untuk menjebak!.

Kita perlu melihat ada bagian yang menyatakan bahwa : "Kehidupan kekal diperoleh dengan Iman/ percaya (saja)" dimana prinsip ini selaras dengan pernyataan-peryataan Paulus maupun para rasul yang lain. Hal ini jelas ditunjukkan Yesus Kristus ketika di kayu salib kepada seorang penjahat di sebelahNya yang percaya/ beriman kepadaNya, penjahat itu hanya minta diingat, namun Yesus memberikan sesuatu yang lebih dari yang dia minta yaitu Kehidupan Kekal!


"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:43)



Haleluyah!



Blessings,
BP

Sumber: SarapanPagi Biblika

0 komentar:

Posting Komentar