YESUS MENYAKSIKAN YESUS Apa katamu, siapakah Aku ini?

Oleh : Samawi Tada


INTRODUCING JESUS :


Kehidupan manusia modern ditandai dengan banyaknya keputusan-keputusan krusial yang harus diambil setiap hari. Saya percaya hampir setiap kita dewasa ini pernah mengambil keputusan dan membuat kesalahan yang parah dalam hidup. Namun teristimewa saya yang melakukan kebodohan-fatal selama lebih dari 20 tahun dalam musafir rohani! Disitu saya selalu berlagak sebagai "ahli taurat" dalam mencari Realitas Tertinggi. Tidak ada apapun yang kuperoleh kecuali pembiusan ego yang palsu. Saya menggeluti Who's Who. siapa tahu Dia ada disana. Namun itu hanya sebatas wacana intelektuil yang tidak memberikan solusi Dalam kelelahan rohani. suatu saat saya membaca satu maklumat, katanya dari malaikat: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup. diantara orang mati?" (Lukas 24:5)

Saya tersadar ... butanya saya selama ini mencari Dia. Sang Hidup, ditempat yang salah. dengan cara yang salah. dalam rentang waktu sia-sia yang terlalu lama .....
Saya menghampiriNya, dan menemukan Yesus yang menyaksikan diriNya. MujizatNya serentak memperbaharui hidupku:

"dahulu aku buta, dan sekarang dapat melihat....
dahulu aku telah mati dan menjadi hidup kembali ...
dahulu aku telah hilang dan didapat kembali ... "
(Yohanes 9:25, Lukas15:32).

Untuk Anda yang edang mencari-cari namun belum merasa pas memperolehnya. Yesus Menyaksikan Ye us akan memberi perspektif baru. Dan untuk Anda yang merasa sudah mengenaiNya. Ia akan menyingkapkan pendalaman baru.

Seperti saya, Anda tak akan kecewa mengenaliNya. Sekali, dan berkali-kali!



DAFTAR ISI :


I. TUJUH CATATAN BAGI AJARAN SANG GURU

II. KENALI YANG BENAR, MAKA ENGKAU TAHU YANG PALSU

III. DARI MANAKAH YESUS DATANG?

IV. WARTA MALAIKAT GABRIEL YANG OTENTIK TENTANG YESUS

V. APA PERLU-PERLUNYA YESUS DATANG KEDUNIA?

VI. APA PERLUNYA ALLAH MENYERAHKAN NYAWA YESUS UNTUK PENEBUSAN DOSA? BUKANKAH ALLAH BISA MENGAMPUNI SAJA?

VII. YESUS ITU FIRMAN ALLAH? APA TAFSIRNYA?

VIII. TETAPI, ADAKAH YESUS MERASA DIRINYA ALLAH?

IX. KENAPA AJARAN YESUS BANYAK MENDATANGKAN SENGKETA?

X. INTI HUKUM TAURAT DAN KITAB SEGALA NABI: KASIH

XI. RELASI ADALAH SEGALANYA

XII. PERTANYAAN BESAR: KENAPA HARUS YESUS?

XIII. KENAPA KITA KERASKAN HATI TERHADAP YESUS? SUATU TRAGEDI TERBESAR!

XIV. APA YANG HARUS KITA RESPONKAN SEKARANG?

I. TUJUH CATATAN BAGI AJARAN SANG GURU



Di abad pertama, dari satu dusun kecil di Nazaret, tampil seorang laki-laki berumur 30 tahun. Ia anak dari seorang tukang kayu yang bernama Yusuf. Namun dilahirkan oleh Maria yang masih perawan, lewat sebuah proses kehamilan non-benih-biologis yang teramat rumit.

Perawakan fisiknya tidak diketahui, namun "perawakan hatinya" dilukiskan secara penuh. Kepadanya diberi satu nama dan sejumlah gelar yang asing bagi telinga manusia.
Diberikan bukan oleh orang tuanya, melainkan oleh seorang mahluk dari alam lain yang amat berwibawa. Anak laki-laki ini tumbuh tanpa mendapat pendidikan dari guru-agama manapun. Guru Besar Gamaliel tidak mengenalnya. Namun tiba-tiba dan sekaligus Ia tampil sebagai Maha-Guru dan Dokter spesialis ilmu kehidupan yang paling ulung. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkannya. Ia hanya mengajar dan berpraktek dalam kurun waktu 3 tahun. Spiritual, moral dan etika tertinggi adalah topiknya. Namun ia amat dibenci, dimata-matai, dijebaki, sampai dikhianati. Dan akhimya Ia dinyatakan bersalah walau tanpa diadili dan tanpa bukti.

Ia diperlakukan sebagai penjahat terbesar, dianiayai, dihukum mati dengan penyaliban, bukan karena apa (yang dilakukan), tetapi karena SIAPA DIA. Namanya: YESUS!



Catatan Satu


Socrates mengajar selama 40 tahun.
Plato 50 tahun.
Aristoteles 40 tahun.
Namun Yesus hanya 3 tahun!

AjaranNya dalam, namun sederhana, untuk orang-orang sederhana.
Apa yang diwariskan Yesus kedunia selama pelayanan 3 tahun itu melewati apa yang dapat diwariskan seluruh filsuf dan guru-guru terbesar dijadikan satu disepanjang abad. Fakta kecil ini sekaligus sudah menempatkan Yesus dalam jajaran Maha-Guru Terbesar.



Catatan Dua


Yesus menyampaikan ajaranNya kepada manusia. Lalu ditulis dan dibukukan dalam sebuah kitab yang sakral dan berwibawa. Yesus sendiri tidak menulis ajaranNya, walau la cakap menulis. Masa pelayananNya didunia amat singkat, dan Dia tidak akan menghabiskan waktuNya untuk menulis. Ia bahkan tidak perlu mengawasi penulisan, atau menyuruh orang-lain untuk menuliskan ajaran-Nya. Bukankah itu aneh? Sama sekali tidak! Alasannya sangat mendasar. AjaranNya yang disebut Injil (yaitu "Kabar Baik" , penyelamatan bagi segenap bangsa) itu terlalu berwibawa untuk bisa didiamkan dan dibendung. Yesus tahu Injil akan ditulis oleh murid¬muridNya kelak SETELAH mereka (dan calon-calon pembacanya) dibukakan mata-batinnya oleh Roh Kudus (Yohanes14:26; 16: 12, 13; 1 Korintus 2: 13). Dan itulah yang terjadi! AjaranNya dibukukan, dan telah memberkati ber miliar hati manusia disepanjang zaman. Kitab yang memberi rahmat ini telah menjadi bacaan renungan dan kupasan yang paling luas diseluruh muka bumi. Kini telah diterjemahkan kedalam 1200 bahasa/ dialek dunia. Suatu prestasi tiada tanding!



Catatan Tiga


Ajaran yang ter mulia tidak akan ada nilainya, bilamana sipengajarnya sendiri tidak berperilaku mulia seperti yang diajarkan. Tetapi Yesus bukan hanya mengajar, melainkan sekaligus mencontohkannya- dalam karakter-karakter, perilaku dan karyaNya. Apa yang keluar dari mulutNya, itu yang diwujudkanNya. Bahkan apa yang terucapkan untuk masa mendatang, itupun terjadi tanpa kecuali! Itu yang disebut orang sebagai pe-nubuat terhadap hal-hal yang akan datang! Keselarasan antara ajaran dan perilaku, antara ucapan dan perbuatan, antara nubuat dan penggenapannya, sungguh merupakan sebuah kesaksian-diri Yesus yang mustahil dapat diduplikatkan Guru lainnya.



Catatan Empat


Setiap kali Yesus muncul mengajar secara terbuka, Ia otomatis menarik perhatian ribuan orang yang datang berhimpun, berjejal-jejal untuk mendengar pengajaranNya. Tidak ada panitia-panitia-an yang dibentuk untuk menarik masa. Tidak perlu alat-bantu semisal sound system untuk menembuskan suaraNya hingga ketelinga barisan paling belakang.

Ia melakukannya secara solo! Ia bahkan tidak memerlukan bendahara dan seksi-konsumsi ketika Ia sendiri menggelar kan sebuah perjamuan spektakuler kepada 5.000 orang laki-laki dewasa (belum termasuk perempuan dan anak-anak) yang tengah lelah dan kelaparan. Setiap hari, selama 1000-an hari, Ia mengajar dan berkarya non-stop, termasuk karya-karya mujizat yang "mustahil" bagi mata dan otak manusia. Dari pagi hingga malam, dari Galilea hingga Yudea, Yesus berjalan kaki berkeliling dari kota kekota dan dari desa kedesa sambil mengajar (Lukas 13:22). Ia menjelajahi seluruh pelosok untuK mencari dan menyelamatkan "domba-dombaNya" (kita-kita) yang tersesat dan yang hilang. Ia berkata tentang diriNya selaku Anak Manusia yang selalu melayani walau tanpa fasilitas fisik apapun: "Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya." (Matius 8:20). Siapa yang menyamaiNya?



Catatan Lima


Yesus bukan mengajar dan berkotbah seperti Guru-agama dan ahli Taurat, namun berkata-kata dalam kepenuhan kuasa. Inilah yang disaksikan dalam Injil:

"Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka" (Matius 7:28-29).

"Mereka takjub .... sebab perkataanNya penuh kuasa" (Lukas 4:32).

Suatu ketika para penjaga Bait Allah diperintahkan untuk menangkap Yesus. Tetapi mereka ternyata pulang dengan tangan hampa, bukan karena tidak bertemu dengan Yesus, atau gagal membekukNya. Mereka ditanyai oleh para pemimpin yang memberi perintah penangkapan: "Mengapa kamu tidak membawa Dia?". Dan para penjaga menjawabnya:

"Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" (Yohanes 7:46). Ya, setiap perkataan Yesus adalah wibawa tersendiri. Sekalipun Ia sering dihadapkan dengan banyak pertanyaan sulit dan penuh jebakan dari musuh-musuhNya, namun tak satupun itu dijawab dengan ragu, kabur, menanti-nanti, keliru, atau menyusulkan koreksi. Ia tidak menunggu wahyu baru bisa menjawab. Setiap perkataanNya adalah total-wahyu, disetiap waktu. Tidak ada yang bertele-tele, mubazir, harus diperbaiki atau digantikan. Semuanya menakjubkan para pendengarNya. Sekali kata-kata keluar dari mulutNya, itulah INJIL-Nya yang kekal! Ia berkata dengan kuasa:
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu" (Marrkus 13:31).



Catatan Enam


Ajaran Yesus yang terbesar adalah ajaran kasih. Kasih tingkat-tinggi, vertikal dan horizontal, universal, dan cross-emotional. Mengasihi Tuhan, sesama manusia, bahkan musuh-musuh yang menyakitkan: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44). Dan Dia pulalah yang membuktikan perbuatan kasih tingkat tertinggi kepada manusia. Ini dirangkumkan Yesus dalam istilahNya sebagai Gembala yang mengorbankan nyawa bagi domba-dombaNya:

''Aku memberikan nyawaKu bagi domba-domba Ku .... Aku memberikan nyawaKu untuk menerimanya kembali" (Yohanes 10:17).

"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya, (dan) kamu adalah sahabatKu." (Yohanes 15: 13).

Dan sejarah mencatat bahwa Yesus benar-benar memberikan nyawaNya diatas kayu salib demi manusia, dengan disaksikan oleh puluhan ribu saksi mata.

Memang Tuhan dari agama mana saja dapat mengklaim diriNya maha pengasih dan penyayang. Namun Tuhan manakah yang pernah membuktikan diriNya berkorban bagi umatNya? Hanya Yesus yang menyodorkan satu pembuktian antara ajaran kasihNya dengan perbuatanNya. Itulah pengorbanan nyawaNya diatas kayu SALIB.



Catatan Tujuh


Apa yang dapat dilakukan seseorang yang sedang dieksekusi dengan siksaan yang paling kejam? Ia dicambuk hingga luka-luka terkoyak disekujur badanNya. Sebuah anyaman mahkota-duri "dibenamkan" kepada kepalaNya, dan kepala itu dipukul dengan sebatang kayu. Kemudian Ia diserahkan kepada masa yang memperlakukan Dia semau-maunya. Sambil didera, Ia dipaksa jalan sembari memikul sebuah kayu salib berat hingga kebukit Tengkorak. Ia akhirnya tak kuat meneruskannya lagi, lalu terjatuh ditengah jalan .... Dibukit Tengkorak itulah, Dia disalibkan kekayu balok yang tadinya dipikulNya. Caranya? Dengan menghunjamkan paku-paku ukuran 6 inci kepada' kedua kaki dan pergelangan tanganNya! Ketika kayu salib itu ditegakkan, maka tergantunglah Ia dalam keadaan luka parah, bercucuran darah, mengerang kesakitan, megap-megap kehausan dan kekurangan oksigen!


Produktif sampai mati

Di saat-saat terakhir pelepasan nyawa-Nya seperti itu, apakah orang tersebut masih peduli akan dunia, dan mampu menyelamatkan manusia? Mungkin itu hanya ada dalam mimpi saja. Namun, diatas kayu salib itulah, orang yang bernama YESUS, justru sempat memecahkan recor-dunia, mengukir sebuah moral dan katyanya yang terbesar dalam sejarah!



Lihat, seluruh masa telah kerasukan roh jahat untuk mengenyahkan Yesus. Begitu sengitnya kebencian orang-orang Yahudi akan Yesus sehingga lebih memilih bersumpah melaknati diri mereka sendiri ketimbang melepaskan Yesus dari hukuman salib. Mereka berteriak: "Salibkan Dia, salibkan Dia ... Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami". Kayu salib yang setia tidak bisa bicara, namun Yesus yang tersalib menyaksikan diriNya dengan satu moral, ajaran-pengampunan, yang tak 'terhapuskan oleh sejarah. Ia berdoa kepada Sang Bapa, Allah disorga:

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)

Lebih dari itu - berjuang ditengah kesakitan dan kesulitan bernafas yang sangat kritis sesaat sebelum nyawaNya tercabut- Yesus tetap produktif menyelamatkan seorang penjahat yang juga tersalib disampingNya. Sipenjahat ini menyesali dosanya. Ia menoleh dan bertobat kepada Yesus sambil memohon: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang (kelak) sebagai Raja." (Lukas 23:42) Yesus dalam keadaan sekarat didetik-detik terakhir, masih peduli dan produktif sepenuhnya untuk menjadikan diriNya sosok Imanuel yang terpercaya bagi manusia, yaitu sosok "Allah menyertai kita". Ia berkata dengan otoritas ilahi:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku didalam Firdaus. " (Lukas 23:43)

Ini bukan sebuah janji moga-moga, bukan juga janji kelak-kelak, bahkan bukan janji 'boleh-boleh saja'. Tetapi janji kepastian, kini, hari ini, 'engkau ber-sama-sama dengan Aku'.


II. KENALI YANG BENAR, MAKA ENGKAU TAHU YANG PALSU



Injil sepenuhnya mengangkat isyu-isyu kehidupan manusia yang super komplex dan kontroversial, sejak 2000 tahun yang lalu. Namun mengherankan bahwa tidak satupun dari pesan-pesan pengajaranNya itu menjadi kuno, atau tidak aktuil lewat waktu, apalagi melisut dan menghilang! Sekalipun ada sejumlah kalimat Yesus yang tidak mudah dimengerti, namun tidak ada kalimat-Nya yang harus "diatur-atur dan dicocok-cocokkan" kedalam kehidupan modern yang pluralistis! Kita bahkan tahu bahwa cikal bakal demokrasi, humanisme dan universalisme dunia dewasa ini justru ter-inspirasi dan berasal dari pesan-pesan Yesus itulah.

Dewasa ini banyak sekali orang yang belum pernah membaca Injil, namun asyik menekuni daftar dari sejumlah ayat-ayat rujukan yang mengkritik Injil Yesus. Para pengkritik ini bahkan berani mengambil kesimpulan-mati bahwa Injil itu kuno, tidak relevan, tak bisa dipercaya, karena merupakan produk 2000-an tahun yang lalu. Tetapi nasihat terbaik buat mereka adalah, bacalah sendiri kitab Injil Yesus, agar dapat memahami kenapa berjuta-juta hati manusia - dalam kepahitan, hampa dan putus asa- telah dihibur, dipulihkan, dan dikuatkan oleh InjilNya. Betapa hati manusia yang "membatu" dan terbelenggu telah dicairkan dalam tangisan pertobatan yang mengharukan, yang diubahkan menjadi baru dan penuh pengharapan. Betapa kasih dan wibawa Yesus yang penuh jamahan perasaan telah menyentuh kerinduan manusia yang terdalam. Ajaran moral dan etika yang paling tinggi ini telah memberikan kedamaian hati, serta memancarkan hikmat bagi kehidupan, makna dan pemahaman akan kehakikian hidup yang sejati....

Ajaran Yesus tidak pernah layu atau diluar konteks zaman. Malahan sebentar lagi Anda akan menyaksikan hal yang sebaliknya. Yaitu bahwa kekuatan ajaranNya justru terletak pada kemurnian dan kehakikiannya, relevansi dan realitasnya ketika kebenaran makin dikaburkan oleh pelbagai ulah dan manipulasi manusia. Lihat betapa manusia dimana-mana terbelenggu dikuasai oleh kekerasan, kebencian dan dendam. Sedemikian tak berdayanya mereka untuk keluar dari belenggu kebencian itu sehingga hanya bisa dibebaskan dengan satu cara yang tidak mendatangkan "rasa bersalah" , yaitu meledakkannya dalam pembunuhan dengan mengatas-namakan Allah!


Licence to kill:
Namun Yesus tidak memberi peluang kepada siapapun untuk membunuh dengan alasan apapun. Makin si calon pembunuh mencari pembenaran diri, makin jauh ia tersesat. Dan tatkala ia membunuh dengan menyerukan dan mengatas-namakan Allah, maka ia telah tersesat sejauh-jauhnya!



Yesus sampai menyampaikan nubuatNya (ramalan suci) tentang hal ini, bahwa akan terjadi kebencian dan pembunuhan terhadap Dia dan para pengikutNya. Dan ternyata memang hal-hal itu terjadi, yang mana turut menandakan kebenaran ajaranNya. Ia berkata kepada murid-muridNya: "Mereka (dunia, orang fasik) membenci Aku tanpa alasan .... Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu .... Akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah" (Yohanes15:25, 18, 16:2).

Yesus tahu tatkala dunia tidak menemukan alasan untuk membenci diriNya, mereka akan menemukannya dengan pelbagai pendalihan dan rekayasa. Mereka akan mengkerdilkan peringkatNya, mengharamkan penebusanNya, atau beragresi dengan dalih defensi. Namun Yesus meluncurkan hukum keadilan baru untuk menggantikan hukum keadilan-pembalasan "mata ganti mata, gigi ganti gigi" (lex talionis). Suatu hukum yang paling efektif untuk mendamaikan semua pihak secara hakiki. Kita akan mengupasnya sebentar nanti.
Yesus menelanjangi pelbagai akal-akalan ego manusia dalam mengaburkan hukum-hukum Allah. Dia juga memurnikan hukum perzinahan, dan meluruskan poligami. Dia menetapkan kasih sebagai Hukum Yang Terutama yang paling mendasar, luhur, dan universal sifatnya. Hingga kini, tak ada ayat suci manapun yang dapat disejajarkan dengan keluhuran dan kehakikiannya.

AjaranNya adalah Firman (kalimatNya, perkataan-Nya), yang mengatasi semua ciptaan (langit dan bumi), kekekalan yang abadi, dan penuh otoritas ilahi. Ia berkata:
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu" (Markus 13:31).

Jadi, selidikilah terlebih dahulu ajaran Yesus secara benar. Pepatah mengatakan:
"Kenali yang benar, maka engkau tahu yang palsu". Jaman sekarang ini orang mudah sekali percaya pada slogan, simbol, dan penampilan yang terkemas aksi dan heroik, walau kosong tidak bersubstansi, apalagi hakiki.

III. DARI MANAKAH YESUS DATANG?



Siapapun anda, bila anda menaruh perhatian kepada seseorang, anda akan bertanya:

"Darimana dia datang?" Makin besar sosok orang tersebut, makin getol Anda menanyakan asal-usulnya. Itulah yang terjadi pada Yesus. Maka Injil-pun melukiskan pernik-pernik silsilah dan asal-usul Yesus secara sangat khusus, agar manusia tidak keliru mengidentifikasikanNya.

Ketika orang makin heran akan pemunculan sosok Yesus yang luar biasa, mereka segera bertanya dan menduga-duga dari mana datangnya sosok ini. Ternyata orang-orang ini (dan kita-pun sampai sekarang ini) mengingkari sosokNya gara-gara asal¬kedatanganNya yang tidak memenuhi "kerangka harapan" mereka. Mereka segera memberi kesimpulan logis yang "pintar": "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea" (Yohanes 7 :41).

Ketika Filipus menyampaikan kepada Natanael atas penemuannya:

"Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret".
Namun Natanael cuma berkata hambar, bahkan sinis:
"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
(Yohanes 1:44-45)

Yang pertama menolak Mesias datang dari lokasi Galilea, padahal Yesus memang dibesarkan dan datang dari Galilea! Yang kedua menerima fakta bahwa Yesus itu datang dari Nazaret (di Galilea), namun menolak gagasan bahwa dusun semacam itu dapat memunculkan sesuatu yang bersejarah! Jadi betapapun benarnya suatu fakta, manusia yang tidak mengharapkan fakta itu terjadi akan tetap sulit untuk dapat mempercayai fakta tersebut. People tend to believe what they want to believe (Manusia cenderung percaya yang dia mau percaya saja). Manusia hanya ingin melihat seorang Mesias itu datang dengan segala kebesaran duniawi: lahir diistana, duduk disinggasana, memerintah dan menghakimi dengan kuasa, dan dielu-elu dalam kemuliaan dunia ....

Namun justru Yesus menunjukkan diriNya dengan cara yang terbalik, tidak populer-tidak diharapkan oleh orang-orang yang memaksakan kebenarannya sendiri. Yesus justru datang dalam ke-hina-dina-an yang "paling tak masuk diakal manusia":

Ia lahir didesa yang tidak tercari dipeta-dunia, tidak di Yerusalem, tidak di Roma, tidak dipusat-pusat ekonomi, politik, sosial-religi, atau geografi.

Karena kemiskinan dan situasi politik, Ia terpaksa dilahirkan dikandang domba dan dibaringkan dipalungannya, karena tak ada akomodasi gratis lainnya diseluruh kota Daud di tanah Yudea. Namun Ia berkarya tanpa henti-hentinya, walau tanpa fasilitas. Yesus berkata tentang absennya fasilitas fisik bagi diriNya: "Serigala mempunyai liang, dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia (Yesus) tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya" (Matius 8:20).

Makin Dia berkarya, mengajar, melayani dan memulihkan kaumNya; makin Dia ditentang, dibenci, dipermalukan dan difitnah. Padahal sedikitpun Ia tak bersalah, tak berbahaya, kecuali sebaliknya bahwa Ia adalah sosok yang paling berjasa dan berguna bagi manusia dan kemanusiaan. Akhirnya, Dia dikhianati, ditangkap dan disiksa, dihukum mati tanpa pendamping apalagi pembela. Dia disalibkan dan mati. Dikubur bukan dalam kuburan-keluarga .... karena Dia sungguh tak punya apa-apa.Tetapi justru ke-hina-dinaan ini tidak menjadikan diriNya gagal dan kalah. Dia sukses!


Definisi sukses
Sebab sukses bukanlah didefinisikan dengan perolehan medali 3TA (tahta-harta-wanita) melainkan dengan tolok ukur menetapkan sasaran dan berhasil mencapainya. Dan Yesus telah mencapai segenap sasaran untuk mana Ia datang ke dunia, yaitu : untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, ... dengan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. Itulah sebabnya di atas kayu salib Ia berkata "Sudah selesai" (tetelestai) Mission accomplished!


Bukti kemenanganNya ditandai dengan kebangkitanNya kembali atas kematianNya. Kita akan membahasnya lebih jauh nanti.



Fakta bisa amat logis, namun Yesus menjungkir-balikkannya!

Semua persepsi manusia tentang asal dan cara kedatangan Yesus -seperti yang diharuskan manusia- tampaknya sangat meyakinkan, namun hanya sebatas sepihak dan secara lahiriah! Orang-orang Yahudi yang telah menanamkan kerangka "kebenaran-besi" mereka untuk ciri-ciri seorang Mesias, tidak menemukan hal itu dalam diri Yesus:

"Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapaNya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" (Yohanes6:42).


Fakta itu "fakta"
Kebenaran-sepihak adalah pembenaran-diri, dan itu telah membutakan hati mereka untuk menelaah "silsilah" Yesus sebagaimana yang Yesus persaksikan diri-Nya sendiri. Mati-matian memaksakan pandangan kita dari fakta-fakta kita, walau terkesan amat logis, bisa sangat menyesatkan.



Yesus tentu tahu sejarah-hidupNya dibumi ini lebih dari pada siapapun. Namun tidak sekalipun Ia merujukkan asal-diriNya dari segi lahiriah. Bahkan Yesus selalu berusaha untuk mengkoreksi pikiran orang-orang yang terlanjur mengkaitkan jati-diril'[ya secara lahiriah. Misalnya, ketika seseorang mengabarkan kepada Yesus bahwa ibuNya dan saudara-saudaraNya sedang mencari Dia, maka Ia-pun meluruskan "persepsi logis" ini dengan bertanya-balik: "Siapa ibuKu? Dan siapa saudara-saudaraKu? (dan sambil menunjuk kearah murid-murid-Nya, Ia berkata) Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu! Sebab siapapun yang melakukan kehendak BapaKu disorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu" (Matius 12:48-50).

Alkitab selalu merujukkan diri Yesus yang asali-rohani, dan hampir-hampir tidak menyinggung asalnya yang lahiriah. Ketika orang-orang Farisi berkata bahwa Mesias itu anak (keturunan) Daud, maka Yesus menyempurnakan pandangan mereka:
"Jika demikian, bagaimana Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia (Mesias) Tuannya? .. Jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?" (Matius 22:43,45, lihat penjelasan di yesus-kristus-tuan-dan-anak-daud-vt949.html#p2685 ). Dengan perkataan lain, Yesus meneguhkan bahwa Dia-lah Tuan atas segala raja dan nabi dan umat (lihat pula Yohanes13:13).

Memang Yesus dalam dimensi kemanusiaanNya mempunyai silsilah-fisik. Loqis! Ia anak manusia. Namun dalam hal itupun silsilahnya mengagetkan, karena Dialah satu-satunya yang tercatat bersilsilah lurus hingga kepada Adam dan Allah! Lebih jauh dari kelogisan itu, sesungguhnya Yesuspun tidak bersilsilah!

Dalam dimensi roh, Dia adalah Firman Allah (Kalimat Allah), yang telah ada pada awal-mulanya, bersama- sama dengan Allah, dalam keilahian Allah. (Yohanes 1:1, lihat artikel yesus-kristus-sang-firman-vt585.html ).

Dia-lah yang menyebutkan diriNya sebagai sosok yang tak berujung dan tak bersilsilah: "Aku adalah Alfa dan Omega (Yang Awal dan Yang Akhir), firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). Tidakkah wibawa kekekalan ini menghentakkan telinga kita? Ini akan dikupas lebih lanjut dalam bab VII (lihat juga artikel di yesus-kristus-adalah-allah-vt35.html#p1265 ).

Ada pengkritik naif yang menolak gen-surgawi Yesus karena alasan logis yang lain, yaitu jelas-jelas bahwa Yesus dan ibuNya, keduanya sama-sama perlu makan dan minum. Namun Yesus telah menyediakan jawabanNya bagi mereka. Suatu siang, ketika Yesus lapar, haus, dan lelah, Ia diajak oleh murid-muridNya untuk makan: "Rabi, makanlah." Akan tetapi lebih dari sekedar makan-rninum, Yesus menegaskan kepada mereka: "PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal. .. MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya" (Yohanes 4:31,32,34).

Jadi, pengajaran terbaik dari Yesus kepada para kritikus ini adalah bahwa bagiNya, makanan utama tidak diartikan sebagai roti dan ikan sehari-hari.


Percayalah!
Logika sejati tak akan pernah muncul bilamana Anda memperlakukan dan meng-otak-atik keberadaan Yesus hanya sebatas insani. Percayalah!.




Berita Gabriel yang "mustahil" , sehingga perlu diluruskan?

Seperti halnya setiap asal kehidupan, terlebih lagi pemunculan Yesus kedunia tidak bisa dicernakan oleh sains! KedatanganNya bukanlah hasil hubungan fisikal/ biologikal antar sepasang pria dan wanita. Allah tampaknya meminjam rahim seorang perawan Maria yang belum disentuh laki-laki, dan mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan suatu berita yang "mustahil" kepadanya, dan juga kepada tunangannya, Yusuf, dengan pokok beritanya adalah sbb:

- Bahwa kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi Maria.
- Bahwa maria akan mengandung Roh Kudus
- Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki
- Dan hendaklah Sang Anak dinamai YESUS
- Dan Anak ini akan disebut dengan tambahan 5 nama dan gelar lainnya, yaitu : Kudus, Anak Allah Yang Mahatinggi, Juruselamat, Kristus, dan Tuhan.


Berbohongkah Gabriel? Mungkinkah dan perlukah? Ataukah manusia yang justru tanpa sadar terperangkap dalam "pembohongan diri", karena ingin memaksakan kebenaran pandangannya sendiri? Tanda-tanda itu memang telah muncul secara riil. Sosok Gabriel telah dikaburkan dengan jati-diri yang lain, dan pesannya digeser dengan makna lain:


1. Mengaburkan sosok Roh Kudus menjadi sosok Gabriel (Jibril)

Kita jarang mendengar orang-orang menuduh Roh Allah atau malaikat berbohong. Namun kita banyak mendengar orang-orang yang menafsirkan Roh Kudus itu sebagai mahluk ciptaan, yaitu Gabriel (Jibril) atau bahkan sebagai manusia "nabi terakhir". Padahal diseluruh Alkitab -dalam kitab-kitabnya yang mana saja-selalu Roh Kudus atau Roh Allah itu, adalah Rohnya Allah sendiri yang bersifat kekal, dan yang ada sejak semula (Kejadian 1 :2). Amat sederhana untuk melihat bahwa Roh Kudus itu samasekali tak ada kaitan identitasnya dengan Gabriel! Jibril atau mahluk ciptaan lainnya. Bandingkan saja bagaimana Gabriel memperkenalkan dirinya dan bagaimana ia memperkenalkan Roh Kudus. Kepada Zakharia, ia berkata:
"Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus (Nya) .... " (Lukas 1 : 19).

Sebaliknya, kepada Maria (yang sedang berada dihadapannya) ia berkata:

"Roh Kudus akan turun atasmu" (Lukas 1:35). Ia tidak berkata kepada Maria,
"Aku (Jibril), akan turun atasmu ".

Lebih jauh lagi, bilamana manusia yang tidak kenal Roh Allah itu tetap bersikukuh "men-jibrilkan" Roh Kudus, maka tentulah kandungan Maria itu adalah malaikat Jibril yang akan tinggal disana selama 9 bulan masa kehamilan. Maka dapatkah mahluk Jibril yang sama ("Roh Kudus") sekaligus masuk memenuhi Yohanes Pembaptis, dan bapaknya dan ibunya (yaitu Zakharia dan Elizabet), karena mereka inipun semuanya dipenuhi oleh Roh Kudus sebelum dan semasa Maria mengandung? (Lukas 1: 15, 41, 67). Bukankah keberadaan mahluk manapun tidak bisa Maha-Ada, serentak ada dimana-mana? Injil amat jelas mengatakan bahwa Roh Kudus akan diberikan Allah kepada setiap kita yang memintanya sebagai anak-anak Allah yang dikasihiNya (Lukas 11 : 13). Cukup satu Roh Kudus untuk semua orang!

"Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh." (1 Korintus 12:4). Namun adakah satu Jibril untuk semua?

Sesungguhnyalah, tidak ada satupun kitab suci didunia yang secara explisit menyamakan Gabriel/ Jibril itu dengan Roh Kudus. Tak ada Gabriel yang memperkenalkan dirinya sebagai Roh Kudus dan tak ada Roh Kudus yang mengklaim diriNya sebagai Gabriel. Malahan tak ada Gabriel yang memperkenalkan dirinya sendiri sebagai Gabriel selain di Alkitab (Lukas.l: 19). Jadi dari mana "orang-orang pintar" itu bisa tahu bahwa "dia adalah Roh Kudus", sementara untuk meyakini "dia adalah Gabriel sendiri" saja masih bermasalah. Sesungguhnyalah penyamaan kedua sosok yang amat berbeda itu hanyalah penafsiran yang dipaksakan manusia tertentu, yang tidak mengenal dan mengalami lawatan Roh Kudus. Roh jahat sangat berkepentingan untuk mengacaukan identitas RohNya Allah. Ia tidak mengingini manusia untuk berkenalan dengan Ilahi yang sejati, sebab disitulah terletak titik lemahnya.

Sekali keilahian Roh Kudus dapat dipatahkan maka hubunganNya dengan manusia bisa dialihkan menjadi hubungans esama makhluk saja, yaitu relasi antara manusia dan malaikat (atau setan yang berkedok malaikat). Meninggalkan manusia tetap terasingd ari Roh-Nya Allah justru mampu menyingkapkan kebenaran Allah dalam batinnya. Kebutaan rohani itulah inti keinginan roh-jahat.

Padahal Allah secara pribadi sangat mementingkan relasi diriNya dengan mahlukNya. Dia sampai menyebut diriNya "Bapa", dan memanggil manusia sebagi anak-anakNya! Dia juga menyebut diriNya Gembala yang menghimpun kawanan ternakNya dengan tanganNya, dan meletakkan anak-anak domba dipangkuanNya. Dia dalam RohNya malahan bersedia datang kepada umatNya dan diam bersama-sama dengan mereka (Yohanes 14:23, Yesaya 40:11, 11:13 dan lihat pembahasan selanjutnya pada bab XI : "Relasi Adalah Segalanya").


2. Pengaburan pesan Gabriel tentang "Anak Allah"

Sekalipun Gabriel berpesan kepada Maria dengan mengatas-namakan Allah bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, namun pada awalnya Maria tidak mampu memahami konsep ANAK diluar kerangka biologis. Ia bertanya:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34) Namun Gabriel segera mengkoreksi konsep ANAK seperti yang ada dibenak Maria yang harus bercirikan sentuhan sex/ biologis. Gabriel menjelaskan, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus. Anak Allah. " (Lukas 1:35)

Sedemikian jelas dan sah-nya sebutan ini berasal dari Allah, namun kita masih menyaksikan bahwa istilah ini tetap dipermasalahkan oleh orang-orang yang merasa lebih mengetahui ketimbang Gabriel dan Maria sendiri. Mereka menyimpangkannya sbb.


a). "Anak Allah" itu dimaknakan dalam pengertian "Allah itu beranak".

Istilah "Anak Allah" ini disebutkan Gabriel sampai dua kali kepada Maria. Sebutan kedua disusulkan untuk mengkoreksi persepsi yang salah dari Maria, dan ternyata ia dapat menerima penjelasan ini, lalu menyerahkan konsepsi (pembuahan) ANAK untuk dikuasai sepenuhnya oleh Allah yang Mahatinggi. Maka terjadilah mujizat yang terbesar dalam sejarah kemanusiaan, yaitu inkarnasi Allah menjadi anak-manusia, yaitu istilah teologis untuk masuknya keilahian dalam ujud dan kehidupan kemanusiaan.

Gabriel dan Maria jelas tidak berkata salah dan menangkap salah tentang istilah "Anak Allah" yang disebut Kudus! Pengertian kudus itu sendiri sudah memustahilkan gagasan yang tidak kudus, yaitu bahwa "Allah itu beranak karena Ia beristeri", seperti yang sering dituduhkan pengkritik. Maria dan Gabriel hanya memahami Sang Anak dari konteks Roh Kudus. Mereka mustahil merupakan nara-sumber bagi "keAnak-an" Yesus dalam konteks "Allah beranak karena Ia beristeri" . Mustahil pula itu merupakan akal-akalan dari para-pengikut Yesus yang justru tidak pernah berurusan dengan Maria dalam kapasitas "trinitas-Maria"? Bukankah dengan memasukkan "sang isteri" (Maria) sebagai ilahi bersama-sama Allah dan Anak. para peng kritik sesungguhnya telah menciptakan sebuah "trinitas-Maria"?

Jadi, dalam kesemrawutan tuduhan yang tidak jernih ini, kita justru ingin bertanya balik kepada para penuduh, "Allah manakah yang dipercaya telah beranak karena Ia beristeri?" Allah Kristianitas? Allah Yudaisme? Tidak ada Allah dan tak ada penganutNya yang berpaham demikian, kecuali mungkin dongeng yang pernah muncul dalam mitos Mesir!


Siapa nara-sumber konsep "trinitas Maria"?
Jadi, siapakah yang meniup konsep “Allah itu beristeri dan beranak?” , suatu konsep “trinitas-maria” yang tidak pernah eksis, tersurat maupun tersirat, dalam Injil manapun!



b. Sang Anak Allah dirancukan dengan anak-Allah

Lebih jauh, kita masih melihat betapa peng kritik mencoba mengaburkan istilah Anak Allah menjadi pengertian insani saja, bukan rohani. Mereka mendalihkan itu sebagai istilah Alkitab yang dikenakan kepada semua orang-orang yang percaya kepada Allah, dan dinamakan anak-anak Allah! Namun mereka sungguh memperlihatkan ketidak-pahaman akan bahasa Alkitab, lalu tersesat sendiri, karena yang dapat disebut "Anak Allah" itu adalah satu-satunya, yaitu singkatan dari "Anak Tunggal Allah" (Yohanes 1:14, 18; 3: 16), atau yang sering disingkat menjadi "Anak" saja. Ini sama halnya dengan istilah "Bapa", Allah surgawi, yang tentu saja bukan "bapa" dalam pengertian kamus dunia, yang bisa banyak jumlahnya. Anak Allah adalah Yesus seorang! Mereka yang mengkritik seharusnya tidak menutup-nutupi fakta kenapa Allah, Yesus, Gabriel, Nabi, Murid, musuh-musuh Yesus -manusia maupun setan-semuanya tanpa kecuali, justru mengakui bahwa Yesus itu Anak Allah! (lihat Matius 17:5; Markus. 14:61, 62; Yohanes 1:34 dll. banyak sekali.), Disini hanya akan dikutib satu teriakan setan yang terpaksa harus mengakui jati-diri Yesus. Dimanapun, pengakuan pihak musuh yang paling musuh itulah yang tak bisa ditolak lagi oleh mitra dan sekondannya: "Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur dihadapanNya dan berteriak: Engkau Anak Allah" (Markus 3: 11).


c). Anak Allah di-interior-ken terhadap Adam

Para sinis sangat terobsesi untuk mem-bonsai kebesaran Yesus, untuk memaksa Dia menjadi mutlak anak-manusia dan tidak lebih. Dikatakan mereka bahwa mujizat kelahiran Yesus yang "tanpa ayah" itu bukanlah barang baru, tak ada yang khusus ajaib yang harus menempatkan Dia sebagai Anak Allah. BUKTINYA, katanya lagi, Adam dan Hawa justru tercipta lebih ajaib karena yang satu lahir "tanpa ayah dan ibu", dan yang lain lahir dari tulang rusuk Adam saja, namun keduanyapun tetap anak-manusia saja!


Inkarnasi Allah diisyukan sebagai “lahir tanpa ayah”

Lihatlah, betapa permasalahan inti telah sengaja digeser pada kedangkalan. Suatu rahmat SORGAWI yang terbesar dari “kelahiran” Tuhan ke dalam ujud kehidupan manusia demi menyelamatkannya, telah digeser menjadi unsur INSANI saja. Suatu Injil-Kabar-Baik, kini digeser menjadi “kabar aneh” saja, tanpa signifikasi bagi faedah/kemaslahatan umat, yaitu kabar tentang “lahirnya seorang nabi tanpa ayah”.



Mujizat yang total bermuatan rohani, dialihkan menjadi mujizat jasmani. Dan sosok Yesus yang surgawi sekaligus diredupkan dibawah Adam sebagai mahluk yang duniawi. Namun maaf, kita hanya ingin menempatkan makna kelahiran Yesus sebesar sebagaimana yang dimaksudkan Alkitab. Kita tidak bermaksud MENGKATROL status Yesus menjadi lain daripada apa yang dinyatakan Yesus sendiri! Kita sungguh tidak dapat menjadikan Dia Anak Allah dari yang non-Anak Allah semata-mata karena bobot keajaibanNya. Alkitablah yang mengungkap bahwa Ia dalam hakekat dan kekekalan Allah, ada bersama-sama dengan Allah sejak kapanpun (Yohanes 1: 1). Dan ketika Ia di-inkarnasikan ("lahir") kebumi. Ia yang Allah itu disebut sebagai Anak Allah (Lukas l:35, Yohanes 1:14). Berbeda dengan apapun dan siapapun, kelahiran Yesus itu sungguh bukan kelahiran yang "muatanNya" berasal dari fisik dunia. Ia tidak diciptakan dari debu tanah seperti Adam. Juga tidak dari tulang dunia seperti Hawa. Dia tidak membawa gen debu, gen tulang, atau bahkan gen ibu-Nya! Yesus membeberkan kepada semua, dari mana Anda, saya, dan Dia berasal: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini ... Aku keluar dan datang dari Allah"! (Yohanes 8:23, 42).


Artikel terkait :
TANGGAPAN ATAS TUDUHAN TENTANG INKARNASI YESUS KRISTUS, di tanggapan-atas-tuduhan-tentang-inkarnasi-yesus-kristus-vt1139.html


IV. WARTA MALAIKAT GABRIEL YANG OTENTIK TENTANG YESUS



Aneh tapi benar, kedatangan dan kelahiran Yesss kedunia telah mengundang begitu banyak jenis saksi mata. Dan para undangan ini tidak satupun diundang secara tidak-khusus atau diluar tuntunan Allah dan kuasaNya. Mereka berturut-turut adalah Gabriel dan diteruskan kepada Maria, Yusuf, Elisabet dan suaminya imam Zakharia. Juga dipersaksikan oleh sejumlah besar malaikat bala tentara sorga, dan diteruskan kepada para gembala. Bahkan Allah lewat kuasaNya menuntun orang-orang asing, yaitu para majus dari negeri Timur untuk melihat sendiri keberadaan AnakNya. Tidak cukup dengan itu, Roh Kudus masih melibatkan Simeon dan nabi perempuan Hana yang sudah amat lanjut usianya untuk turut menjadi saksi mata tentang Sang Anak. Ini memberi kita banyak bahan untuk menyelidiki dan memahami sosok Yesus seperti yang mereka saksikan. Cukuplah disini kita membahasnya dari nara-sumber yang paling kaya, yaitu dari Gabriel, utusan Allah yang khusus untuk berbicara tentang kedatangan Sang Anak. Sekarang mari kita simak ke 6 nama Isebutan yang diberikan Allah kepada Anak ini lewat Gabriel, agar dapat menjawab dengan yakin dari mana datangnya Yesus secara asali. Keenam nama/ sebutan bagi Anak ini samasekali bukan bikinan dan akal-akalan manusia. Bukan pula pemberian dari bapak-ibu atau paman dan kakek. Semuanya justru berunsurkan keilahian, yang diberikan oleh Allah sendiri, disampaikan oleh Gabriel, dikenakan kepada Sang Anak, disaat menjelang dan pada hari kelahiranNya yang ajaib! Tidak seperti manusia, Allah tidak main-main dengan harapan bagi setiap nama/gelar yang berasal dari mulutNya. Itu bukan nama yang diseyogyakan Allah mudah-mudahan akan terjadi, melainkan akan sangat konsekwen mencerminkan hakekat, keberadaan, dan fungsinya untuk apa seseorang itu dinamakan.



1. Malaikat menyampaikan nama Yesus.

Tidak ada nama manusia yang diberikan Allah langsung kepada kedua orang tua sang anak. Namun nama Yesus telah diberikan Allah lewat Gabriel diteruskan kepada Maria: "Hendaklah engkau menamai Dia Yesus". Dan diulangi sekali lagi kepada Yusuf tunangannya, "dan engkau akan menamakan Dia Yesus" (Luk. 1:31, Mat.1:21). Nama ini berarti "Allah Juru Selamat"; jelas suatu nama keilahian yang berperan bagi penyelamatan umat manusia.



2. Malaikat menyampaikan gelar Kudus (Yang Kudus)

Ini bukan kudus dalam istilah etika umum, semacam saleh, bersih, takut akan Allah, dekat dengan Allah dll. Melainkan kudusnya Allah, Sang Kudus, suatu sifat yang penuh misteri, tanpa dosa dan tanpa berbuat dosa, yang hanya berasal dari Zatnya Allah sendiri. Lebih jauh, Sang Kudus sebagai pusat kekudusan juga mampu dan siap mengkuduskan orang-orang yang dengan sepenuh hatinya meminta pengampunan kepadaNya. Gelar dengan hakekat ini tidak pernah bisa disandangkan kepada manusia. Hanya Tuhanlah yang kudus dari diriNya, dan tak satupun manusia itu kudus. "Kekudusan" manusia hanyalah perolehan, dalam batas-batas tertentu.



3. Malaikat menyebutNya Juru Selamat

Gelar ini isampaikan dua kali, kepada Yusuf dan kepada para gembala:
"karena Dia-lah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka"
"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat"
(Matius 1:21, Lukas 2: 11). Suatu gelar yang paralel menegaskan ulang peran dan makna Yesus, yaitu 'Allah Juruselamat'. (lihat artikel nama-yesus-vt52.html#p115 )


Gelar ini menantang setiap orang Yahudi (maupun kita semua) untuk bertanya :
"Apakah seseorang yang 'kurang dari Allah' dapat menyelamatkan umatNya?"




4. Malaikat menyampaikan gelar Kristus (yaitu Sang Mesias, atau Al-Masih)

yang telah dinubuatkan Musa dan para-nabi tentang kedatanganNya sebagai Raja Penyelamat. Bila mesias-mesias adalah para raja dan imam yang secara tradisionil dimeteraikan dengan pengurapan minyak suci, maka Sang Mesias secara revolusioner diurapi dengan Roh Kudus (Lukas 4: 18, 21). Bila para nabi membaptis dengan air, Dia akan membaptis umatNya dengan Roh Kudus (Yohanes 1:33). Didalam diri Kristus (Mesias atau Al-Masih), Roh Kudus berada dan berkarya penuh, dan menjadi Pemimpin Agung bagi umatNya (Matius 23:10).


Artikel terkait :
YESUS SANG MESIAS, di yesus-sang-mesias-vt577.html#p1176



5. Malaikat menyebutNya Tuhan

Gelar Rajawi semesta alam, didunia dan diakhirat, dengan kuasa yang tidak terbatas dan kekal, karena "KerajaanNya tidak akan berkesudahan" (Lukas 1:33). Secara ajaib, ini telah pula dirujukkan dalam kitab Yesaya 9:5, dan 6, bagi satu sosok ANAK yang mempunyai suatu "lambang pemerintahan" diatas bahuNya .... dengan kekuasaan besar, damai sejahtera yang tidak berkesudahan ... dengan keadilan dan kebenaran sampai selama-lamanya ....

Kedudukan Yesus sebagai Tuhan atas semesta alam juga diteguhkan oleh Dia sendiri (Yohanes 13:13, Matius 28:18). Dengan otoritas itulah Ia menggenapi diriNya menjadi Immanuel yang mampu menjanjikan:
"Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman" (Matius 28:20).



6. Malaikat menyebutNya sebagai Anak Allah Yang Maha Tinggi.

Istilah "Anak Allah" ini disebutkan sampai 2x oleh Gabriel kepada Maria. Maksudnya amat jelas, yaitu untuk meluruskan pengertian Maria yang tadinya masih berpandangan tentang konsep anak sebagai pembuahan sex-biologis.

"Anak Allah" yang dimaksud samasekali bukan istilah insani, melainkan total rohaniah. Istilah ini tepat karena memang terjadi suatu "kelahiran" (ke-anakan), dimana Firman atau Kalimat Allah telah berinkarnasi menjadi manusia dan diam diantara kita (Yohanes 1:14). Sebagai Anak Allah, Ia berkarya untuk menyatakan diri Allah sedemikian lengkap dan sempurnanya sehingga Allah yang tadinya tidak dapat dipahami, menjadi dapat dipahami dan diikuti (dalam keteladanan dan intimitas). Itu sebabnya Yesus dapat berkata: "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9).



Gelar-gelar Lain

Dibandingkan dengan siapapun didunia ini, Yesus adalah seseorang yang mendapatkan gelar dan sebutan jabatan yang paling banyak sepanjang sejarah manusia. Tak kurang dari 40 gelar dan sebutan yang sangat spesifik, dan 40 gelar dan sebutan jabatan lainnya yang telah disandangkan oleh Alkitab kepada Yesus. Diantaranya adalah nama Imanuel. Ini suatu nama keilahian yang berjajaran dengan sebutan Yesus, yang berarti "Allah Menyertai Kita ". Pemberian nama Imanuel secara tepat telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya 700 tahun sebelumnya, "Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: sesungguhnya seorang perempuan muda (gadis perawan) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yesaya 7: 14), dan kini dipenuhi dalam Injil Matius 1:23. Nama ini mengungkapkan sifat keilahian yang merujuk kepada keberadaan, kedekatan, dan peran aktif Yesus dalam sejarah manusia disepanjang waktu.

Beberapa nama/ gelar yang lain dari Yesus adalah:

Yang Awal dan Yang Akhir,
Firman Allah,
Bapa Yang Kekal,
Pembela yang Adil,
Penasihat Ajaib,
Terang Dunia,
Kebenaran,
Kebangkitan Dan Hidup,
Allah Yang Perkasa,
Anak Domba Allah,
Raja Kemuliaan,
Raja Damai dll.

Tak ada gen-dunia yang sanggup memikul gelar-gelar kekekalan seperti ini. Alkitab mengajarkan bahwa perjalanan gen dunia adalah "dari debu kembali kedebu". Namun Yesus yang gen aslinya kekal dari atas, akan kembali keatas lagi secara kekal. Dan itu pula yang membedakan para nabi lainnya dengan diriNya: kubur lainnya berisi jasadnya, namun kubur Yesus kosong (!) karena Ia telah bangkit dari kematian dan naik kesorga secara langsung, bukan menanti-nanti "dialam barzakh" atau firdaus seperti pada para nabi laianya, Satu hari kelak, Yesus akan datang lagi dari sorga, dan kembali kebumi sebagai Hakim Dunia. Ketika itu orang-orang semacam Farisi yang menyebut dirinya- Yesus sekedar sebagai "anak Daud" dan bukan "Tuannya Daud" akan terbalik menjadi terdakwa.

Kepada mereka setidaknya akan dimintakan pertanggungannya, "Kenapa kalian mati-matian mengharuskan Aku bukan Tuhan dan membonsai diriKu dibawah Adam, Abraham dan Musa? Padahal seluruh otoritas-ilahi membenarkan Aku Mesias, Tuhan, Anak Allah Yang Maha Tinggi?"


Artikel terkait :
4. GELAR BAGI YESUS YANG DISAMPAIKAN MALAIKAT GABRIEL, di gelar-yesus-kristus-vt85.html#p175

V. APA PERLU-PERLUNYA YESUS DATANG KEDUNIA?


sebenarnyalah, malaikat Gabriel sudah amat jelas menjawab pertanyaan ini dengan memaknakan enam nama dan gelar Yesus dalam peran yang akan dijalaniNya. Ini sebenarnya sudah lebih dari cukup. Namun dari dulu manusia terbiasa menuntut pembuktian berlebihan kepada Tuhan. Bukankah sudah disebutkan bahwa nama Yesus, dan gelar Kristus, dan sebutan Juru Selamat, semuanya bukan hanya sekedar memberikan pengajaran, melainkan justru memerankan fungsi penyelamatan "Allah Juru-Selamat". Dan gelar Tuhan dan Anak Allah jelas untuk menyatakan Lordship, Raja Ilahi yang didatangkan dan diwalikan kedunia. Dan sebutan Kudus diberikan untuk menegakkan hakekat kekudusanNya, sekaligus keteladanan bagi manusia yang seharusnya hidup kudus seperti Dia.

Sejarah manusia disepanjang zaman, dari sejak dahulu kala, adalah selalu mencari-cari Tuhan didalam kekelaman. Tatkala para nabi berseru, "Lihatlah kepada Tuhan, lihat Terang dunia, taat dan sembah Dia". Namun manusia selalu berteriak balik:
"Manakah Tuhan? Siapa namaNya? Dan seperti apa Dia?". Pencaharian manusia terus berlanjut. Dan pencaharian yang sama ini masih diteruskan oleh Filipus, murid Yesus sendiri, yang justru buta akan apa yang sudah ada didepan matanya selama bertahun-tahun. Ia berkata kepada Yesus: . "Tuhan, tunjukanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami. "

Tentu saja Yesus amat sedih. Maka Ia menegurnya serta mempertanyakan imannya:

"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: 'Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami'. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?" (Yohanes 14:9, 10).

Banyak orang mencari-cari dengan susah payah dan salah arah, karena apa yang dicari itu sering tidak disadari telah ada didepan matanya. Dan kini, bila Anda mau mencari Allah, maka Anda tidak usah mencarinya susah dan jauh. Ia telah ada disini. Ia menampakkan diriNya, perkataanNya, kalimatNya, dan perbuatanNya di dalam Yesus AI Masih. Kini kita tahu bagaimana Allah merasakan, mencintai, dan bertindak atas sesuatu. Secara pribadi Ia mengajar, mengasihi, dan memberi contoh dan keteladanan kepada kita. Ia mengundang Anda dan saya untuk ber-relasi dengan Dia. Akhirnya Ia sangat dekat dengan kita. Ia memperbaharui kehidupan kita yang fasik, dan menyelamatkannya.


Mencari Sang Hidup ditempat yang salah
Kepada Anda masih mencari mencari Dia di kegelapan kelam? Semisal "dikuburan"?
Dia tidak ada di tempat kekelaman : Dia Terang.
Tidak juga di tempat kematian; Dia Hidup. Malaikat Tuhan berseru : "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, diantara orang mati?



Misi terbesar bagi kemanusiaan

Banyak orang percaya bahwa disepanjang zaman, Allah berwahyu kepada manusia, entah lewat nabi, malaikat atau lainnya. Tentu setiap wahyu adalah pesan-pesan penting. Namun omong-omong secara hipotetis, bila semua wahyu dapat dikumpulkan dan diseleksi, maka wahyu manakah kiranya yang membawa berita yang paling penting bagi kemanusiaan? Jawabannya pasti akan berbeda dan membingungkan diantara manusia. Namun tidak demikian halnya dengan Gabriel. Ia telah mengumandangkan berita terbesar bagi dunia ketika" ia berkata kepada para gembala: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu JURUSELAMAT, yaitu Kristus, Tuhan, dikata Daud"! Ini yang disebut KABAR BAIK, yaitu INJIL KERAJAAN ALLAH bagi segenap mahluk (Injil dalam bahasa asli Yunani berarti "Kabar Baik"). Karena pada hari itu lahirlah sebuah misi-penyelamatan yang kekal bagi manusia, oleh seorang Raja Penyelamat, yaitu Kristus, Al-Masih, yang adalah Tuhan! Tentu saja Ia harus Tuhan sebagai Raja Penyelamat.

Bagaimana cara Yesus Kristus menyelamatkan manusia? Ya, disamping mengajar, memberi peringatan dan keteladanan, dan merelasikan Allah dengan manusia, Kristus khusus datang untuk menyelamatkan manusia dengan suatu prosedur. Walau Yesus itu Juruselamat yang berwenang, namun Ia tidak sewenang-wenang untuk mengampuni dosa seseorang serta menyelamatkannya tanpa prosedur. Allah bukan hanya Maha Kasih, namun Iapun Allah yang Maha Adil yang justru aktif menuntut hukuman bagi setiap manusia yang pendosa. Jadi semua pengampunan dosa itu harus dilakukanNya sesuai dengan konsekwensi hukum, yaitu dengan membayar harga untuk sebuah pengampunan. (lihat lebih lanjut dibawah ini, dan di bab VI).

Hukum kekudusan Allah berkata: " Upah dosa adalah maut", suatu kematian kekal.
Semua kita manusia telah berdosa, dan karenanya kita telah terhukum mati (vonis nyawa) dalam dosa kita. Istilah populernya, kita semua adalah "orang mati yang berjalan". (Istilah Alkitabnya, "engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati", atau" orang-orang mati menguburkan orang-orang mati").


Pengampunan menurut Taurat
Apabila kita ingin terlepas dari "vonis nyawa" ini, tidak bisa tidak kita harus membayar harga pengampunan yang setimpal, yaitu membayar yang sesuai hukum Taurat "Nyawa ganti nyawa..." (Keluaran 21:24). Dalam hukum Taurat, hampir segala sesuatu disucikan dan diampunkan dengan darah (yang dianggap nyawa), dan "tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan" (Ibrani 9:22). Ini dilakukan lewat domba yang dikorbankan di atas mezbah, berulang ulang untuk setiap kali pengampunan hingga digenapi oleh Mesias.


Lihat artikel terkait :
PENGAMPUNAN DENGAN DARAH, di pengampunan-dengan-darah-vt215.html#p413

V. PENGAMPUNAN MENURUT TAURAT, di apa-perlunya-yesus-datang-ke-dunia-vt216.html#p418



Yesus sebagai Anak Domba Allah


Kita "manusia-mati yang berjalan" ini tidak mungkin bisa menebus diri kita yang mati (rohani). Hanya Yesus yang tanpa dosa dapat melakukannya, yaitu dengan sengaja memilih diriNya dilahirkan kedunia (dan tinggal ditengah-tengah manusia) untuk menemui kematian lewat penyaliban, demi dapat menebus harga kematian kekal itu bagi kita. Dalam Alkitab Dialah Mesias yang dilambangkan sebagai Anak Domba yang tak bernoda yang menjadi korban penebusan dosa (1 Petrus 1:18, 19), Yohanes Pembaptis berseru ketika melihat Yesus datang kepadanya: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:27). Itu adalah misi Yesus yang terbesar, sekaligus adalah ujud kasih Allah yang superlatif, yang paling luhur kepada manusia, seperti yang tertulis:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal (Yesus), supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa. melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3: 16).


Mengaruniakan Sang Anak adalah mengaruniakan seluruh diriNya, yaitu nyawaNya.
Yesus dilahirkan kedunia, dan mati, agar kita dilahirkan-baru didalam Dia.

Ayat inilah yang merangkum makna Kabar Baik, INJIL, yang disebutkan oleh Gabriel kepada para gembala: " ... telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, dikata Daud"! (Lukas 2:11) Yesus sendiri berkata dalam pelbagai versi dan istilah, bahwa alasan bagiNya untuk datang kedunia adalah untuk menyerahkan nyawaNya -menumpahkan darahNya- sebagai bagian dari pengampunan/ penebusan dosa kita, yang dinyatakan dalam penyalibanNya.


"Anak Manusia (Yesus) juga datang ... untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus10:45).

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yohanes 10: 11).

"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya, (dan) kamu adalah sahabatKu." (Yohanes 15:13)

"Inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Matius 26:28).


Dengan demikian, Kabar Baik atau Injil yang dibawakanNya adalah Injil-Salib, yang ditandai dengan darah pengorbanan demi penebusan.

Yesus tidak berkata sendirian, namun kata-kata dengan maksud yang sama telah dinubuatkan lebih dari 700 tahun sebelumnya oleh nabi Yesaya:

"Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya. Umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya ... " (Yesaya 53;l0).

Masih terlalu banyak fakta dan nubuat yang tidak ada caranya untuk dibantah berkenaan dengan penyerahan nyawa atau penyaliban Yesus, yang sudah diungkapkan dalam kurun waktu 700 - 1000 tahun sebelum Yesus lahir, a.l.

Seorang yang ditikam mati karena kejahatan kita (Yesaya 53:5)

Seorang yang menyerahkan nyawa untuk menanggung dosa banyak orang. (Yesaya 53: 12).

• Nubuat Daud tentang penyaliban (penusukan) tangan dan kakiNya (Mazmur 22: 17-19 dan disusul dengan pembagian pakaianNya dan pengundian atas jubahNya, semuanya tepat digenapi dalam peristiwa penyalibanNya).


Demikian nubuat berlanjut hingga kepada Yohanes Pembaptis (Yohanes 1:27) dan bahkan Yesus sendiri juga banyak menubuatkannya sebelum kematianNya. Lihat Markus10:33, 34; Lukas 9: 22 dll.


Injil Salib :
Jadi, INJIL yang ada didunia ini adalah selalu INJIL-SALIB. Yang ditandai dengan pengorbanan nyawa untuk penyelamatan manusia. Dimanapun dan kepanpun, tidak pernah exist Injil yang non-salib (Yesus tidak mati disalib) kecuali dalam imajinasi/ khayalan tanpa fakta.
Injil itulah Babar Baik – berita kesukaan besaruntuk seluruh bangsa – yang oleh Malaikat Gabriel disebut sebagai lahirnya seorang Penyelamat umatNya (Penebus yang berkorban nyawa, bukan sekedar pemberita). Yang oleh Yohanes Pembabtis disebut “Anak Domba Allah” atau Anak Kurban (Yohanes 1:29)



Nubuat para nabi seperti yang dikutib diatas adalah otoritas eksklusif dari Allah untuk memberitahu suatu kejadian yang akan terjadi dimasa depan -sekaligus untuk meyakinkan orang untuk percaya kepadaNya, karena Ia terbukti menguasai "hari-esok" dan sejarah manusia. Anehnya, sekalipun nubuat yang ternyata benar ini tidak terbantahkan oleh otak dan ilmu manusia manapun, namun HATI dari orang-orang yang tegar-tengkuk tetap mempermasalahkannya.

Dr. McDowell mensinyalir bahwa penolakan terhadap penyaliban/ kematian Yesus bukan merupakan masalah pikiran (benar atau tidaknya), melainkan masalah kemauan. Bukan masalah "saya tak bisa percaya", tetapi "saya tak mau percaya" . Mereka tetap memilih percaya apa yang jauh lebih sulit untuk dipercayai. Itukah juga pengalaman Anda? Mari kita perhadapkan dengan kasus-kasus dibawah ini.


Menolak Salib dengan klaim bukanlah bukti, sekalipun mengatas namakan Allah

Ada pengkritik yang menolak keras bahwa Yesus itu disalib. Ketika ditanyai apa bukti penolakannya, mereka tidak menyodorkan bukti, melainkan hanya membela dengan "pikiran logisnya". Padahal, dalam bab sebelum ini, sudah kita perlihatkan bahwa logika bisa tampak sangat meyakinkan, namun kesejatian logika tentang Yesus tak akan pernah muncul bilamana Anda memperlakukan keberadaanNya hanya sebatas manusia insani.
Menurut peng kritik, tidaklah logis jikalau Allah membiarkan Utusan khususNya untuk dihina dan dianiaya dan disalibkan. Bukankah setiap nabi akan dipagari Allah dengan malaikatNya? Namun ketika ditanya lebih jauh, apakah nabi-nabi Allah tidak ada satupun yang pernah dibantai manusia, merekapun segera masuk dalam dilema yang kusut. Ya, sejarah kenabian Israel sedemikian dinodai oleh darah para nabi sehingga Yesus sempat mengecam para ahli Taurat: "Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka .... dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh" (Lukas 11 :4 7, 50).

"Pikiran logis" lainnya yang dilemparkan untuk menyanggah penyaliban Yesus adalah bahwa Yesus itu tak mungkin mati kalau Ia sungguh Putera Allah. Terhadap "gagasan-logis" yang amat sempit dan yang bukan bukti ini, kita justru ingin memberi bukti bahwa kematian Yesus itu adalah kematian-pemenang, bukan mati konyol dan hilang, seperti halnya dengan kematian kita-kita manusia biasa. Kita sungguh perlu menyadari bahwa seajaib "kelahiran Yesus tanpa unsur dunia", seajaib itu pulalah bisa diharapkan orang akan "kematianNya". Yesus tidak pernah benar-benar mati dan lenyap seperti orang dunia. Dengan disaksikan oleh banyak pihak, Ia terbukti disalib, dan terbukti mati dalam jasad lamaNya, hingga terbukti Ia dimakamkan. Sampai disini secara fisik Yesus masih tampak sama dengan kodrat kematian jasad manusia. Tetapi, karena Dia bukan berasal dari debu, maka jasadNya tidak kembali jadi debu! Selanjutnya Ia menjadi amat berbeda melewati kodrat dunia: Ia terbukti bangkit kembali, menjadi pemenang, dengan tubuh-kemuliaan yang berbeda samasekali! Dengan tubuh kemuliaan baru, yang kompatibel dengan unsur sorgawi inilah Ia diangkat masuk kesorga, lagi-lagi dengan bukti banyak saksi mata bahkan malaikat.

Deretan peristiwa "penyaliban dan kebangkitan" inilah yang merupakan puncak dari penggenapan misi Yesus kedunia bagi manusia, yaitu kematian yang mengalahkan MAUT, suatu kematian yang sukses dengan kebangkitan (lihat bab 3, Definisi Sukses)! Disini nubuat Yesus dipenuhi sepenuhnya, "Sebab inilah darahKu, darah perjanjian (yang sudah dijanjikan dari dulu), yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Kini manusia tertebus dari perhambaan dosa yang membawa maut - menjadi anak-anak yang dimerdekakan dalam Yesus: "setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa .... apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." .... dan sekarang, "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran" (Yohanes 8:34, 36; Roma 6: 18).

Namun anugerah "penyaliban dan kebangkitan" ini bukannya diterima-baik oleh manusia, melainkan terus diingkari dan ditolak orang dengan pelbagai pendalilan. Merekan menolak semua bukti; dari para saksi mata maupun dari nubuat yang tergenapi! Mereka malahan menggagaskan Injil-nan-salib sebagai Injil-Asli, dan Injil-Salib dituduh sebagai sempalan palsu. Mereka menggagaskan pula bahwa Injil-non¬Salib ditandai dengan Yesus yang tidak disalib melainkan diraibkan Allah. Namun bila Yesus diraibkan begitu, sesungguhnya tidak ada Kabar Baik apapun yang dapat diberikan oleh seorang Yesus kepada dunia. Ia malahan hanyalah nabi yang gagal dalam segala-galanya karena tidak mampu mempertanggung-jawabkan tugas-kenabianNya yang paling substansif:

(1). Ia tidak membela murid-muridNya yang sedang tak berdaya dan ketakutan diteror oleh orang-orang Yahudi. Ia mencari selamat sendiri sambil meninggalkan mereka, bahkan menghilang entah kemana tanpa pamit! Ia pembohong, karena Ia yang mengajak para muridNya dengan berkali-kali berkata:
"Ikutlah Aku!" (bab XI), tetapi ternyata Dialah yang memutuskan relasi, dan ngacir pergi.

(2). Ia harus bertanggung jawab kenapa "Injil Asli non-salib" itu sampai hilang, karena belum pernah ditemukan dunia hingga sekarang. Ia setidaknya harus menitipkan, atau berpesan sesuatu untuk mengamankan "Injil-Asli" tersebut, sehingga "Injil-Salib" yang dianggap palsu, jangan sampai merajalela seperti sekarang. (Tetapi pengkritik tidak berani menyinggung apakah mungkin Firman Allah yang sengaja diwahyukan kedunia itu bisa dihilangkan oleh manusia? Apakah manusia mampu "mendiktekan wahyu-mereka" balik kepada Allah dan mengalahkan wahyu-asli-Allah?).

(3). Para pengikutNya juga hilang semua tanpa bekas, karena ternyata hilang dari sejarah, dikalahkan ajaran bidat dari semua "rasul-rasul-palsu" yang mengajarkan "Injil-Salib"! Bermilyar-milyar manusia pengikut Yesus yang disalib telah dituntun dalam kesesatan. Yesus yang sudah diutus dan diperlengkapi Allah dengan segunung mujizat raksasa, malahan menciptakan tragedi yang terbesar bagi Kerajaan Allah!

Jadi, lihatlah betapa otoritas Injil-Salib itu tidak bisa begitu saja di-otak-atik atau dihilangkan oleh manusia. Sekali mereka melakukannya, mereka harus menging¬kari dan "menghilangkan" (yang tidak bisa dihilangkan) bukti-bukti sejarah, sains, dan logika yang paling mendasar. Yaitu hilangnya Yesus (entah kemana, tanpa saksi, tanpa bukti), hilangnya seluruh pengikutNya, dan hilangnya Injil-Salib. Padahal semuanya tidak ada yang hilang, kecuali "Injil-non-Salib" yang justru hilang sendiri, tidak tercarikan dalam sejarah dan arkeologi! Itukah rencana dan karya Allah?

Banyak orang tidak sadar bahwa Allah-Alkitab sangat mengutuki Injil-injilan manapun yang berpolakan non-salib. Bahkan bilapun gagasan penyangkalan salib itu diklaim datangnya dari seorang malaikat-sorga, Tuhan tetap melaknatinya: "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda (non-salib) dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, (Injil Salib) terkutuklah dia" (Galatia1 :8).

Arti dari ayat ini hanya satu, yaitu bahwa Yesus dan Injil-Salib (Firman) itu lebih besar daripada malaikat wahyu yang mengatas namakan Allah!

"(Ia, Yesus) jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat" (Ibrani 1:4; Matius 24:30, 31).

Jadi, andaikata Yesus dan malaikat sama-sama berwahyu, tetapi nyatanya membawakan pesan-pesan yang saling bertentangan, maka wahyu Yesus itulah yang absah (lihat bab 7, Yesus Itu Firman Allah), dan terkutuklah simalaikat tersebut!

Tidakkah kita melihat bahwa hanya Yesus yang berani dan berotoritas "meningkatkan" standar moral Hukum Taurat tatkala Ia berkotbah dibukit? Ia berkata "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu". Yesus memperhadapkan "apa kata firman Allah" dengan "apa kata Yesus". Itu jelas tidak bisa dilakukan oleh "Akunya" Yesus dengan otoritas yang kurang dari Allah!


Penebusan Salib dapat ditolak, namun keselamatanNya tak dapat digantikan, sekalipun itu mengatas-namakan Allah

Penolakan terhadap penebusan-salib juga sering didasarkan atas "logika-pahala": Mana mungkin keselamatan (naik kesorga) diberikan kepada orang yang percaya saja tetapi tidak berprestasi dalam kesalehan dan amal-pahala? Ya, banyak pihak yang percaya bahwa keselamatan bisa diusahakan dengan pelbagai filsafat hidup, ajaran-ajaran hidup bersih, tidak menjahati orang, melainkan melakukan amal-ibadah yang mendatangkan pahala. saja. Dengan demikian, mereka percaya bahwa manusia cukup diberitahu oleh Pemberita-keselamatan (nabi atau pemberi peringatan). Lalu selebihnya adalah urusan masing-masing apakah sungguh-sungguh mau berusaha dan "berprestasi" untuk mendapatkan selamat atau tidak. Masing-masing dan sendiri-sendiri!

Disinilah sedihnya bahwa mereka kembali tidak mengandalkan sumber-daya dari atas yang ditawarkan Yesus. Bukankah Yesus itu sosok Imanuel , yang berarti "Allah menyertai kita"? Yesus menjanjikan penyertaan Allah bagi kita sampai kepada akhir zaman, dan tidak membiarkan kita berjuang sendiri-sendiri yang bagaimanapun tidak akan kita menangkan tanpa Dia. (Matius 1:23; 28:20; Yohanes15:5). Konsep pengusahaan pahala lewat diri sendiri, walau seolah logis ketelinga, namun mendengungkan sedikitnya dua pertanyaan kritis:

(1). Bisakah amal-pahala menghapus atau meringankan dosa?
(2). Mampukah manusia yang berwatak-dosa ini menyelamatkan diri-sendiri?

Sayang bahwa keduanya harus dijawab dengan TIDAK!


AD (1).

Amal-pahala meringankan dosa? Dan banyak orang yang murah hati berkata bahwa itu seharusnya memang begitu. Tapi jangan kaget bahwa Allah yang paling bermurah hati sekalipun harus mengatakan TIDAK! Dimata Tuhan yang Maha Kudus dan Benar (bukan dimata manusia), dosa yang setitik adalah ibarat segunung kenajisan, yang tetap memisahkan Allah dengan manusia. Tuhan tidak bisa Maha-Adil dan Benar bila Ia tidak secara konsekwen menghukumnya, dan upah dosa yang dianggap secuil itupun tetaplah maut, yaitu kematian kekal, terputus dengan Sumber kehidupan (Kejadian 2: 17, Roma 6:23). Seseorang yang dikenakan hukuman mati tidak mungkin digantikan menjadi non-mati mentang-mentang ia berjasa dan berpahala. Itu adalah penghakiman politis, bukan penghakiman ilahi.


Tuhan tidak berhutang amal-pahala
Dimata Tuhan, prestasi amal-pahala kita yang segunungpun tidak memberikan kita kelonggaran (apalagi hak) untuk satu kali menzalimi orang lain!
Bahkan, tepatnya, manusia (hamba Allah) sesungguhnya tidak mempunyai amal-pahala apapun dihadapanNya. Tuhan tidak berhutang kepada siapapun, yang harus dibayar dengan tiket masuk Sorga. Segala sesuatu adalah milkNya, termasuk yang kita anggap (klaim) sebagai “pahala kita”. Budak/hamba tak punya apapun. Yang ada hanyalah yang datang dari anugerahNya



Harap dimaknai dengan benar, bahwa "perbuatan-perbuatan baik" (amal-pahala usaha dari manusia) itu bukan perbuatan-jasa kepada Allah. Kebaikan itu memang seharusnya dikerjakan demi untuk kebaikan manusia sendiri, bukan mempiutangi Tuhan secara harfiah. Diterimanya kita selamat disisi Tuhan adalah karena penyerahan seluruh diri kita kepadaNya, yaitu karena iman, bukan usaha-jasa. Perbuatan baik, sebaik dan sebanyak apapun, tidak bisa menghapus dosa (kematian-rohani), sama halnya bahwa jasa-jasa terbaik manusia juga tidak bisa mencabut kematian jasmani kita atau membatalkan hukuman gantung yang dikenakan kepadanya. Alkitab dengan jelas berkata:

"Barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya" (Yakobus 2: 10).

Dan tidak ada satupun manusia yang sanggup memenuhinya, walau ia yang tak tahu diri merasa sanggup. Hanya Yesus yang mampu menggenapi seluruh hukum karena Ia tidak berdosa dan tidak berbuat dosa apapun. Itu sebabnya hanya Ia yang dapat menjadi Anak Domba yang menebus dosa manusia lewat salibNya. Sekalipun Anda menolakNya, Anda tidak dapat mengganti¬kanNya dengan nabi atau tindak-kenabian (amal-ibadah-pahala) lainnya. Tak ada selainnya yang bisa menyelamatkan. Terbukti tak ada satupun nabi atau guru agung yang berani mengklaim mampu menyelamatkan Anda dan saya, kecuali DIA itulah!

Apa yang disebut-sebut sebagai "prestasi-kebajikan" sesungguhnya bukan itu yang harus dikerjakan duluan. Sebab jikalau itu yang dikedepankan, bisa-bisa itu menjadi "prestasi kesombongan" karena belum dikuduskan. Tuhan memprioritaskan pertobatan kita agar diampuni dan dikuduskan dari kejahatan, dan agar kita mempercayakan hidup kita seluruhnya kepada Dia yang menyelamatkan. Baru setelah itu, kita mampu "berprestasi" dalam keluhuran, yaitu menyangkal diri kita, memikul salib kita, dan mengikuti Dia melakukan perbuatan-perbuatan kasih (Markus 8:34). Jadi bagi kita, melakukan perbuatan baik itu bukanlah usaha-usaha mencari pahala untuk moga-moga mendapatkan keselamatan, melainkan itu merupakan ungkapan syukur dan ujud kasih atas apa yang telah kita peroleh dari Tuhan kita yang baik!

Lihat artikel :
KONSEP/ CARA PANDANG - KASIH KARUNIA, di kasih-karunia-anugerah-vt1624.html#p6296


AD (2).

Kita manusia berwatak-dosa mampu menyelamatkan diri-sendiri?
Disini para penganut "logika-pahala" sering keluar dari jalur teologis dan lupa bahwa persoalan yang sedang kita bicarakan adalah dosa dihadapan Allah (dan bukan dimata manusia). Allah telah berkata bahwa upah (atau akibat) dari dosa adalah kematian kekal. Karena semua manusia adalah orang berdosa (Mazmur 51:7; 58:4; Yesaya 48:8; Ayub 15:14; Roma.5:12, 6: 17-17 dll), mereka adalah orang-orang mati (rohani). Maka mustahil orang mati dapat berusaha menyelamatkan, "menghidupkan" sesama orang mati. Maka tak ada satupun nabi atau guru agung yang tampil mengklaim (apalagi membuktikan) mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan orang lain. Ada satu analogi penyelamatan yang diilustrasikan dalam sebuah kisah rakyat Tiongkok.

"Seorang anak-didik jatuh kedalam sebuah sumur sempit yang dalam. Dari atas mulut sumur, guru-gurunya meneriakkan kepada sianak sejumlah petunjuk dan kiat yang harus dilakukan agar ia bisa naik sendiri keatas. Namun sang anak tak mampu melaksanakan "aturan-aturan" penyelamatan-diri. Akhirnya datanglah seorang Maha Guru yang langsung terjun kedalam sumur itu. Dengan ilmu dalamnya yang dahsyat ia berhasil mengangkat sang anak keatas dan diselamatkan"!


Itulah analogi untuk Yesus yang menanggalkan keilahianNya dan turun kedunia untuk menyelamatkan (menebus) manusia yang tidak sanggup menyelamatkan dirinya sendiri, betapapun kerasnya ia berusaha menerapkan ajaran-ajaran penyelamatan. Itulah misi Yesus yang tidak ada substitusinya. Ia berkarya sebagai Penebus dan Penyelamat atas orang-orang yang hilang (orang berdosa). Ia bukan sekedar Nabi atau Pengajar Moral moga-moga manusia bisa selamat sendiri dengan aturan-aturan dan ajaran! Dia-lah keselamatan, tempat dosa Anda dan saya tertebus (Matius 26:28, Markus2:5), sehingga selamatlah kita-kita yang mempercayakan diri kita kepada Sang Sumber-hidup, yaitu Dia sendiri, yang tak tergantikan! (lihat bab VIII, sub "Adakah Yesus Maha Kuasa?", dan bab XI, "Ikutlah Aku").



Bila keselamatan Penebusan Salib ditolak, adakah jaminan keselamtan lainnya yang lebih baik?


Yesus berkata: "Kalau Aku bersaksi tentang diriKu sendiri, maka kesaksianKu itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku". Namun banyak agama mengklaim Tuhannya maha-kasih dan maha-penyayang, tetapi tidak memberi bukti, apalagi saksi (adikodrati). Orang sering menunjuk kehadiran embun-hujan-udara-sinar matahari dll sebagai bukti kasih Allah kepada mahluknya, padahal itu bukan ujudnya MAHAKASIH, melainkan lebih cenderung berupa tanggung jawab seorang Khalik terhadap mahluk yang diciptakanNya demi mendukung kelangsungan hidup mereka. Bukti kasih, apalagi Maha Kasih, hanyalah satu, yaitu berkorban sebesar besar korban bagi yang dikasihiNya. Korban terbesar yang dapat diberikan seseorang adalah nyawa sipengorban itu sendiri.
Dan Yesus memang benar mengorbankan nyawaNya diatas kayu salib, demi menebus dosa Anda dan saya. Yesus berkata: "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya ".

"Anak Manusia (Yesus) datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 10:45)



Kata "bagi" disini berarti sebagai pengganti. Yaitu menggantikan kematian yang seharusnya kita tanggung sendiri karena dosa dan kesalahan kita terhadap Allah. Dosa adalah kekejian bagi Allah, dan hukumannya adalah maut, kematian kekal.

Namun Yesus menebus kematian kita dengan kematianNya diatas kayu salib, sehingga kita terbebas dari hukuman kekal. Bahkan andaikata di dunia ini hanya hidup anda dan saya, Yesus akan tetap melakukannya untuk kita berdua.


Allah manakah seperti Engkau?
Allah makanah yang membuktikan diriNya berkorban sebesar-besarnya bagi umatNya? Dan Allah manakah yang mengasihi satu jiwa dikolong jembatan, sama seperti Dia mengasihi ribuan bangsa dikolong langit?



Nalar dan logika anda tak akan mampu mempercayainya! Anda tak akan menemukannya di tempat lain, Allah yang begitu komit untuk menyelamatkan anda seorang. Namun itulah yang telah dibuktikan Yesus, sebagaimana yang dikatakannya dalam ayat-ayat berikut :

"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?"
"Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan".
"Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang." (Lukas 14:4-7, Matius 18:14)



Resapilah ke batin anda, betapa satu jiwa dari kita begitu berharga dimataNya. Inilah penebusan bagi manusia yang dilandasi MAHA-KASIH-Nya ALLAH yang tiada banding.

Maka jikalau anda mencari Allah yang betul-betul Maha-Kasih, mengapa tidak mencari Dia yang dapat mengasihi anda seorang diri sepenuhnya, sepenuh seperti Dia berurusan dengan 6 Milyar lebih manusia lain yang masal?
Mengapa anda hanya mampu cukup puas dengan kasih Allah yang hanya mampu membuktikan kasihNya dengan klaim, tetapi tidak dengan bukti perbuatan pengorbanan-diri? Dan jikalau anda menolak Salib Penebusan yang melambangkan Maha-Kasih Allah itu semata-mata karena “tegar-tengkuk”, adakah anda mendapatkan konsep keselamatan yang lebih terandalkan?


Siapakah yang sanggup dan peduli untuk menenangkan kegelisahan kita akan kepergian kita nantinya dari bumi ini? Namun, Yesus berkata di dalam janjinya :

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku (Sorga) banyak rumah tinggal….. Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada". (Yohanes 14:1-3)



Artikel terkait :
APA PERLUNYA YESUS DATANG KE DUNIA?, di apa-perlunya-yesus-datang-ke-dunia-vt216.html#p414

VI. Apa Perlunya Allah Menyerahkan Nyawa Yesus Untuk Penebusan Dosa?
Bukankah Allah Bisa Mengampuni Saja?




Mengampuni?
Apa yang ada dibenak Anda dengan istilah mengampuni"?
Yesus mensyaratkan pengampunan dalam arti yang amat mendasar, yaitu keharusan bagi sipengampun untuk membayar harga, harga tebusan!



Allah yang Maha Kuasa memang berkuasa mengampuni kita disetiap waktu, namun dosa kita tidak bisa diampuni begitu saja karena Allah juga adil dan konsekwen dengan hukum-pokok keadilanNya, yaitu harus menghukum setiap dosa yang kita perbuat. Disatu pihak Dia Yang Maha Kasih mau dan bisa mengampuni. Tetapi dilain pihak Dia Yang Maha Adil harus menghukum sipendosa secara konsekwen. Ia tidak mungkin Maha Adil apabila hanya sekedar "melupakan" atau "membiarkan" kesalahan seseorang tanpa mempertanggung-jawabkannya dengan suatu harga, yang disebut penebusan.

Anda bertanya. kenapa ada harga yang terlibat?

Ya, pemahaman kita atas azas pengampunan cenderung larut menurut arti populer saja, bukan arti murninya. Untuk mencernakannya kembali, kini pikirkanlah ada seorang anak Anda yang berbuat-dosa terhadap Anda, misalnya ia memberontak dan membakar tas kantor Anda. Andapun marah.
Kenapa? Karena Anda merasa dirugikan oleh perbuatan tersebut. Akhirnya sang anak sadar akan kesalahannya dan minta pengampunan dari Anda, dan Anda rela untuk mengampuninya.


Mengampuni adalah rela membayar harga tebusan
Ketika anda rela mengampuninya, itu IDENTIK dengan anda rela menyedot dan membayar harga kerugian yang tadinya anda rasakan, yaitu kerugian moril maupun materiil. Anda mengampuninya dengan jalan menebus harga tersebut! Jadi, dalam setiap pengampunan ada harga yang harus dibayar, yang menuntut suatu penebusan!.



Kini, karena sudah ditetapkan Allah sendiri bahwa setiap pelaku dosa harus dihukum mati dalam kekekalan (dengan istilah “upah dosa adalah maut”, Kejadian 2:17, Roma 6:23), maka manusia tidak mungkin bisa membayar harga sebesar itu dengan usaha amal-ibadah atau cara apapun. Itu sama halnya dengan hukuman mati di pengadilan yang tak bisa dilunaskan dengan jasa apapun yang pernah dibuat oleh si terhukum!
Diperlukan pertolongan dan kekuatan dari luar sebagai penyelamat atau penebus.
Dicontohkan satu kasus tebusan sebagai berikut :

Ada cerita tentang seorang wanita muda yang tertangkap di diskotik ketika sedang diadakan razia narkoba oleh aparat negara. Ia dihadapkan ke meja-hijau. Jaksa penuntut membacakan dakwaan dan tuntutan. Maka, sang Hakim-pun bertanya kepada si tertuduh : “Anda bersalah atau tidak bersalah?”
Gadis tersebut mengaku bersalah, minta ampun dan ingin bertobat. Namun sang Hakim yang adil itu tetap mengetuk palunya mendenda Rp. 10,000,000.-- atau penjara 3 bulan. Tiba-tiba terjadi hal yang mengagetkan semua orang dalam sidang tersebut. Sang Hakim turun dari kursinya sambil membuka jubahnya. Ia segera menuju kursi si terhukum, mengeluarkan uang 10juta dari tas-nya untuk membayar denda si gadis. Mengapa? Ternyata sang hakim tersebut adalah bapak dari si gadis. Walau bagaimanapun cinta yang bapak kepada anak-gadisnya, ia tetaplah Hakim yang adil dan tidak bisa berkata : “Aku mengampuni kamu, karena kamu menyesal dan bertobat”. Atau mengatakan : “Karena cintaku kepadamu, maka Aku mengampuni kesalahanmu”.

Hukum keadilan tidak memungkinkan sang Hakim mengampuni dosa anaknya dengan sesukanya “tanpa prosedur harga”. Maka ia yang begitu mengasihi anaknya bersedia turun dari kursi dan menanggalkan jubah kehakimannya, lalu menjadi wali untuk membayar harga denda. Inilah jalan satu-satunya bagi seorang hakim yang adil untuk memberi pengampunan bagi seorang terhukum yang dikasihinya



Dan inilah analogi untuk Yesus Kristus yang menanggalkan jubah keilahianNya dan turun ke dunia menjadi manusia demi untuk membayar harga MAUT di kayu salib, yang tidak sanggub dibayar oleh si pendosa sendiri yang sudah terhukum mati. Yesus telah mengatakannya secara lurus, tanpa usah tafsiran, bahwa ‘Anak Manusia (Yesus) datang untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan (nyawa) bagi banyak orang’ (Markus 10:45).

Maka hak-qisas (hukum pembalasan yang setimpal) terhadap hutang nyawa, kini dipenuhi dalam kematian Yesus bagi manusia : “nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan… luka ganti luka, bengkak ganti bengkak” (Keluaran 21:24). Demi menebus kematian Anda dan saya!.


Allah bebas tidak terbatas? Menghalalkan segala cara demi kasihNya

Disini, teologi agama-agama yang tidak mengenal konsep penebusan Yesus (tidak mengimani anugerah Ilahi), melainkan hanya menganal konsep usaha diri dalam mencari ridha Allah lewat ibadah-amal-pahala, akan menemui dilema yang besar. Mereka tidak mempunyai cara apapun untuk merekonsiliasikan kedua sifat Allah yang saling menentang, yaitu Maha Kasih versus Maha Adil.


Bagaimana Allah bisa-bisanya Maha Kasih (yang mengampuni dosa), padahal Ia juga Maha Adil(yang menghukum dosa), sungguh kontradiktif!


Sebab, jikalau Allah menghalalkan diriNya secara bebas dalam mengampuni, semata-mata karena Ia Maka Pengasih dan penyayang, maka tentulah Ia Non-Adil, karena berkolusi, dengan tidak menghukum dosa yang seharusnya tidak dihukum. Pengampunan model begini adalah keputusan tanpa dasar apapun kecuali sewenang-wenang. Allah yang Maha Adil, Maha Benar dan Suci itu sungguh tidak bisa begitu saja menyebut “putih” atas sesuatu yang sebenarnya “hitam”. Hukum dan Jalan Allah itu lurus, dan itu yang menjadikan diri Allah terbatas, karena Ia tidak bisa keluar batas dengan mengingkari diriNya sendiri (2 Timotius 2:13).

Walau demikian, masih banyak orang menafsirkan bahwa Allah itu adalah Pencipta Hukum. Jadi Dia berdaulat dan berdiri sepenuhnya diatas hukum, tidak ada yang bisa membatasi Allah!.
Namun, Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan “dibatasi” oleh hakikat keberadaanNya sendiri, bukan oleh pihak luar manapun. Dia sepenuhnya dapat dipercaya dan konsisten dengan Apa yang diucapkanNya. Dia selalu berkiprah dalam jalur/ batas ucapan dan hukumNya.

Dia tidak berdiri di atas Hukum.
Melainkan diriNya adalah HukumNya, dan HukumNya adalah diriNya
.


Dia tidak berubah, dahulu, sekarang dan selamanya!
Maka, Firman Allah itu selalu benar dan kekal, tak ada ayat-ayat susulan yang bisa membatalkan atau menggantikan ayat-ayat terdahulu. Allah yang Maha Tahu dan Benar tidak mengkoreksi diriNya sendiri, dengan alasan apapun!
Makin Dia mengkoreksi, dan makin memberi alasan, makin bukan Allah-lah Dia.


Artikel terkait :
BUKANKAH ALLAH BISA MENGAMPUNI SAJA?, di bukankah-allah-bisa-mengampuni-saja-vt220.html#p466

VII. YESUS ITU FIRMAN ALLAH? APA TAFSIRNYA?



Telah disebutkan didepan satu gelar yang dikenakan kepada Yesus, yaitu "Firman" , Sering ini dikenal sebagai Sabda, Kalam, atau Kalimat Allah. Dalam Injil Yohanes 1:1 dan 14 ditegaskan bahwa Firman Allah itu (sejak semula) adalah bersama-sama dengan Allah dan adalah Allah. Firman (Kalam/ Kalimat Allah) itu turun/nuzul kedunia menjadi manusia Yesus. dan tinggal diantara manusia, Ketika itulah sesuatu yang tidak terbatas (Firman) harus menjadi terbatas didunia yang terbatas. Namun "pembatasan" ini tidaklah menghilangkan atau menggantikan potensi ZatNya yang ilahi, melainkan "terselubung sementara" (pentabiran) atas unsur-unsur keilahian tertentu yang memang tidak mutlak dibutuhkan untuk diperankan dalam misiNya kedunia Ia misalnya "tidak bisa" serentak ada di Yerusalem dan di Nazaret atau "tidak tahu" hari kiamat. atau "tidak tahu" berbahasa Arab dll. Bahkan kita dapat pula menunjuk bahwa Allah sendiri juga "menyelubungkan" Sifat-Sifat ilahi tertentu dari pemahaman manusia didunia ini. Misalnya sifat Maha Adilnya Allah!
(lihat artikel : YESUS TIDAK MAHA TAHU?, di yesus-tidak-maha-tahu-vt61.html )


Keadilan Allah itu masih terselubung
Dunia tidak mempunyai cara untuk membuktikan Allah itu Maha Adil seperti yang diinginkannya. Sampai saat inipun Allah sepertinya tetap "diskriminatif", membedakan nasip anak raja yang penuh dengan kelimpahan, dibandingkan dengan si-anak gembel dan cacat buta-tuli-lumpuh dan yang terlahir kembar-siam, atau anak miskin yang lahir di kolong jembatan!.
Kemaha-adilan Allah tidak betul-betul bisa diperlihatkan Allah dalam karyaNya di bumi ini. Namun "keadilan yang terselubung" ini tidak menjadikan Allah tidak Maha-Adil, atau menjadikan Dia bukan Allah.
Saatnya akan tiba, ketika batas pengelihatan kita akan menjadi tak terbatas sehingga akan tersingkap bahwa Tuhan itu sungguh MAHA-ADIL bagi semua makhluk! Dan itu akan dibuktikanNya pada Hari Penghakiman di akhir zaman oleh Tuhan kita Yesus Kristus.



Begitu pula dengan perselubungan keilahian Yesus, dimana perselubungan ini bukanlah suatu pelenyapan, melainkan "non-aktif sementara", karena memang tidak mutlak diperlukan dalam misiNya di bumi yang terbatas ini. Keilahian Yesus tidak pernah hilang karenanya.

Jadi, ketika inkarnasi Allah menjadi manusia, maka selalu ada unsur-unsuar keilahian yang ditabirkan (diselubungkan) dalam diri Yesus Kristus. Sebaliknya, selalu ada pula unsur-unsur insani yang ditambahkan kepada keilahianNya, seperti : Ia bisa merasa haus, lapar, lelah/letih, sedih, terharu dll. Sehingga Yesus dalam inkarnasi-Nya ini adalah betul-betul manusia sejati, kecuali dia tanpa berdosa (Ibrani 4:15; dan lihat potensi Maha-hadir Yesus di bawah ini) :



Yesus Kristus Sang Firman, ataukah terjadi karena firman?


Mari kita membahas 2 perkara yang sering disalah-salahkan terhadap Yesus selaku Sang Firman.


Pertama. Jangan salah, bahwa Firman bukanlah sekedar firman, bukan bunyi-bunyian wahyu dalam kata-kata, melainkan Sang Firman, "Aku-nya Firman" ("Penyebab/ Pembicara firman")! Karena Firman adalah sosok keseluruhan firman, maka kita melihat bahwa setiap firman/ ucapan Yesus adalah wahyu, adalah Injil. Sang Firman/Kalimat selalu mengalirkan setiap kalimat Allah dari diriNya. Yesus bukan seperti nabi lainnya yang sesekali saja (secara berkala) menerima wahyu sambil menyisakan banyak saat-saat lainnya yang tidak mendapat wahyu (kosong wahyu). Yesus adalah Firman yang telah disosokkan (The Word personified). yang senantiasa berwahyu! Itulah sebabnya tidak ada orang yang mampu menunjukkan kapan dan bagaimana Wahyu Allah itu diturunkan Allah kepada Yesus; bertahap? Sekaligus? Lewat Gabriel? Langsung? Atau bagaimana?

Tetapi para skeptis terobsesi menolak Yesus sebagai Sang Firman. Mereka memelintirnya secara amat bengkok sehingga kehilangan obyektifitasnya terhadap Yesus.
Firman/ Kalimat Allah yang jelas-jelas dimaksudkan sebagai entitas (sosok eksistensi), telah digeser keluar dari norma-norma penafsiran biasa, beribah menjadi "satu proses kuasa suara Allah" yang menghasilkan Yesus (dalam janin) melalui kalimat "JADILAH". Padahal di lain pihak Sang Firman/ Kalimat Allah itu dipahami sebagai azaz, ide, gagasan, sebab dan pernyataan hakiki dan kekal, dengan kebesaran cakupan yang tak terbatas, Diana hukum dan perintah-perintah Allah juga "diturunkan" dari sana dan menjadi Kitab-kitab Allah. Jadi, terdapat dualisme yang serius tentang apa itu Firman/ Kalimat Allah yang digelarkan kepada Yesus Kristus. Sang Firman yang memiliki firman yang tak terbatas, kini terkesan disempitkan dan diidentikkan oleh penafsir sebagai akibat (produk) dari sebuah kata-suara "JADILAH!", Yaitu sebuah kata khusus dari mulut Allah ketika ingin menciptakan sesuatu.

Dalam sejarah penciptaan dan mujizat Tuhan. "JADILAH" selalu, jadi, final, langsung berfungsi penuh seperti yang ingin dijadikan Allah. Namun khusus disini tidak selas "jadinya" Kalimat Allah itu sampai kemana akhirnya. Para penafsir tidak berani menjabarkan apakah KalimatNya selesai menajdi "janin" saja (dan seterusnya diproses secara alamiah dalam rahim Maria, bukan lahi bagian dari mujizat "jadilah"), ataukah menjadi manusia utuh Yesus mirip kasus Adam (yang satu pendewasaan melewati prises embio dan kelahiran; yang lain secara instant).

Tetapi yang paling penting dipertanyakan bukanlah produknya, melainkan KalimatNya. Kita bertanya sederhana, setelah kalimat "JADILAH" itu diucapkan, apakah Kalimat-Nya selesai berfungsi dalam diri Yesus seperti halnya pada kasus Adam? Ataukah justru "JADILAH" itu adalah bagian dari yang selalu melekat dan aktif dalam diri Yesus sebagai Sang Firman? Bila KalimatNya selesai "menjadi" (lalu lenyap dari diri Yesus seperti halnya Adam), tentu Yesus tidak bisa selalu berwahyu atau bermujizat kecuali menunggu wahyu baru/ Kalimat itu diturunkan kembali di lain waktu. Namun diamanapun, para pembaca Injil tidak mendapati satu ucapan yesus yang non-wahyu!. Bahkan kalimat "JADILAH" itulah yang selalu melekat pada diri Yesus dalam setiap mujizat yang dilakukanNya! Tidak percaya? Kita petik 3 contoh saja disini :

"Yesus menjamah mata mereka (yang buta) sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu. '" Maka meleklah mata mereka (Matius 9:29).

"Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: 'Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendakiDan seketika itu juga anaknya sembuh." (Matius 15:18).

"Lalu Yesus mengulurkan tanganNya. menjamah orang itu. dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir. '" Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya" (Lukas 5:13)


Yesus. Sang Firman senantiasa berfirman I Dialah .. Aku-Kalimat-Allah ,. (entitas, sosok .. , penyata/ pemilik') yang mencakup segala Kalimat termasuk Kalimat-Cipta (Creating Word) "JADILAH" . Kalimat Cipta bukan sekedar suara atau bunyi yang selesai dan tidak berfungsi setelah diucapkan. la hidup dan terus berdaya dalam Firman yang hakiki, kekel. menghidupkan, dan tak terbatas. Yesus berkata dalam
otoritas ilahi:
"Langit dan bumi akan berlalu. tetapi perkataanKu tidak akan berlalu ".
"Orang-orang mati akan mendengar uara Anak Allah (Yesus). dan mereka yang mendengarnya, akan hidup"
(Yohanes 8:51)


Kenapa hanya Yesus saja?
Akibat dari tafsiran yang hanya bertujuan untuk mengalihkan Yesus sebagai Sang Firman. kini para pengkritik harus menjawab pula kenapa hanya kepada Yesus saja Allah memberiNya gelar Firman Allah/ Kalimat AlIah/ Kalam Allah? Kenapa gelar tersebut tidak dikenakan juga kepada Adam, Hawa, dan nabi semuanya yang tercipta dari "Kalimat Allah" yang sama: Jadilah! Adakah Allah lalai memberikan gelar ini kepada yang selainnya?



Kedua. Para sinis lidak tahan melihat supremasi Yesus sebagai Sang Firman yang mampu berfirman non-stop, dan berfirman "Jadilah!" Itu akan berarti Yesus seperti Tuhan. berkuasa mencipta. Namun Injil meneguhkan bahwa Firman itu (yang menjadi manusia Yesus) memang adalah Pencipta! la bukan hanya berurusan dengan pengajaran atau pemberita wahyu. tetapi sebagai Sang Kalimat, la yang Pemilik-Kalimat adalah pula sekaligus Pelaksana Kalimat (teladan melakukan apa yang diajarkanNya) dan Pelaku Kuasa Kalimat. yaitu melakukan mujizat-mujizat terbe ar lewat Creating Word (Firman yang berdaya cipta) '"JADILAH" Itu sebabnya Yesus berkuasa mencipta roti dan Ikan, dan JADILAH roti dan ikan dalam skala yang spektakuler. Ia mencipta anggur dari air. dan JADILAH anggur! Ia mencipta kehidupan dari benda mati. la mencipta manusia hidup dari bangkai Lazarus dan JADILAH Lazarus! Dan Dia pula yang mengihidupkan dmNya dan kematian ala dunia menan¬dakan bahwa ia tidak takluk dibawah kodrat alam.

Namun dalam hal inipun para sinis tidak mengambil hikmahNya. melainkan terus menyanggah Yesus demi mengkerdl,l.kanNya. Kali ini mereka menggagaskan bahwa mujizat Yesus itu terjadi bukan karena Yesus melainkan karena diperkuat oleh malaikat Jibril dan diizinkan Allah untuk terjadinya. Mereka lupa. bahwa malaikat manapun tidak punya kuasa untuk mencipta Hanya Allah yang berotoritas mencipta (Yohanes 1:3 Mazmur 33:9. Yesaya 45: 12 dll). Jadi, bagaimana malaikat dapat memperkuat mujizatNya? Dalam bab berikut ini kita akan membahas topik "Adakah Yesus Maha Kuasa ? Disitu Anda akan melihat bahwa Yesus bermujizat mencipta atas kemauanNya sendiri. Itu bukan hasil perizinan (atau tidak-izin) dari Allah sebab Firman selalu menyatu dengan Allah, dalam segala perkataanNya dan segala perbuatanNya .....

Akhirnya, kita akan selalu melihat. bahwa kepada Yesus tidak pernah diturunkan suatu wahyu/ Kalimat Allah. yang terpisah dari diriNya (bertahap ataupun sekahgus). karena la-lah Sang Wahyu/ Kalimat Allah sendiri yang memang melekat dalam diriNya
Dalam Yohanes 14: 10b. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
''Apa yang Aku katakan kepadamu tidak Aku katakan dari diriKu sendiri. tetapi Bapa. yang diam didalam Aku. Dialah yang melakukan pekerjaanNya."

Ini adalah pernyataan yang dalam. dan harap dicamkan bahwa apabila Yesus berkata. itu adalah pekerjaan Allah yang diam didalam diriNya! Kita tadinya berharap bahwa Yesus akan berkata: "Bapa berkata-kata melalui Aku" Tetapi ternyata la berkata lain, dan itu pasti membungkamkan mulut para pengkritik. Ia berkata: "Bapa yang diam didalam Akulah yang melakukan pekerjaan-pekerjaanNya." Jadi kata-kata Yesus adalah total pekerjaan Allah, ini adalah pesan khusus Yesus kepada para muridNya. dan kini kepada semua kita, agar kita memperlakukan setiap ucapanNya secara serius, sebab ketika Yesus berkata, maka Allah berkata!


Artikel terkait :
YESUS KRISTUS SANG FIRMAN, di yesus-kristus-sang-firman-vt585.html

VIII. TETAPI, ADAKAH YESUS MERASA DIRINYA ALLAH?



Semua gelar yang disebutkan diatas adalah apa yang dikatakan Allah bagi Yesus, lewat Gabriel. Anda akan bertanya, "Tetapi apakah Yesus juga merasa diriNya ilahi, datang dari sorga"? Jangan-jangan Ia tidak sadar, atau tidak tahu-menahu, Melainkan hanya merupakan akibat dari pengkultusan para pengikutNya?

Bagus! Yesus bukan menunggu bola. lalu baru menjawab pertanyaan manusia yang kebetulan ingin tahu tentang siapa dan dari mana Dia datang Dia sendiri justru berprakarsa dan memancing murid¬muridNya untuk bertanya tentang identitasNya:

"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Maka jawab Simon Petrus: ''Engkau adalah Mesias (Kristus), Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16) Yesus segera memuji Petrus, namun menjelaskan bahwa Allah sendirilah yang (mengilhami) menyatakan kebenaran itu kepadanya Jadi, benar bahwa Yesus tahu persis siapa DiriNya yang ilahi! Sekarang, marilah kita dengan hati terbuka belajar memahami lebih lanjut tentang Yesus sebagaimana Yesus sendiri mengkonfirmasikan diriNya dalam pelbagai gelar, sifat, asal dan keberadaanNya yang ilahi itu.



SADAR AKAN KEKUDUSAN?

Yesus sadar bahwa la disebut Kudus, sekudus Allah yang tak membutuhkan (dan tak pernah meminta) pengampunan dari Bapa, la malahan mengundang: "Siapakah diantaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yohanes 8:46).

Dan terbukti tak ada seorang musuhNya-pun yang menyanggahiNya. padahal setiap ucapan Yesus selalu dicari-cari kesalahanNya oleh mereka. Jangankan Yesus. murid-muridNya saja tahu, lihat Yohanes 6:69. Dan bahkan setan-setan sungguh tahu dan takut akan Yesus.

Ingin tahu apa yang diketahui setan? Suatu ketika .. " Yesus mengajar disebuah rumah ibadat dimana ada seseorang yang dirasuki setan. Melihat Yesus. orang yang dikuasai setan itupun berteriak dalam ketakutan: "Hai Engkau. Yesus orang Nazaret...Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." (Lukas 4:34).

Dan kita sudah mengupas sebelumnya, yang kudus. total kudus. hanyalah Allah sendiri.

Artikel terkait :
YESUS TIDAK BERDOSA, di yesus-tidak-berdosa-vt63.html#p135



SADAR GELAR ILAHI?

Kembali Yesus mengkonfirmasikannya: "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan. dan katamu itu tepat. sebab memang Akulah Guru dan Tuhan" (Yohanes 13: 13). Disini Yesus jelas menyadari diriNya sebagai Pengajar maupun Penguasa semesta-alam (Matius 2818). Karena peran sebagai Guru dan Tuhan inilah, maka Yesus mewajibkan murid-muridNya untuk berbuat yang sama seperti yang telah diteladankanNya kepada mereka.

Yesus juga diberi gelar Imanuel, yang berarti "Allah menyertai kita" . Ternyata Yesus juga sadar atas gelar peruntukan ini: "Dan ketahuilah. Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20). Ketika Yesus mengklaim dirinya sebagai "gembala yang baik yang setia menuntun domba-dombaNya hingga memberikan nyawaNya" (lihat artikel yesus-kristus-gembala-yang-baik-vt2320.html ), Ia telah menyatakan diriNya Imanuel. Dan itu dibuktikanNya dalam penyelamatan semua murid-muridNya ketika la sendiri justru hendak ditangkap oleh perajurit. Ia berkata: "Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini (murid-muridNya) pergi" (Yohanes 18:8). Dan terbebaslah mereka dari penangkapan!



SADAR AKAN RUANG-ASALNYA?

Yesus membuka rahasia asalNya disini.
"Kamu berasal dari bawah. Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini" .... "Aku keluar dan datang dari Allah" (Yohanes 8:23,42).

Siapakah manusia yang bukan berasal dari dunia ini? Siapakah manusia yang mampu mengklaim bahwa ia ada didalam diri Allah. dan dari diri Allah-lah ia keluar dan datang?
Kelahiran Yesus bukan dari gen-dunia, bukan berasal dari dunia ini. dan tidak berakhir mati menjadi debu dunia. Ia kembali kepada BapaNya disurga. Dan itu dibuktikan ketika la terangkat kesorga, disaksikan para pengikutNya. Dua malaikat berkata kepada mereka:

"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat kelangit? Yesus ini yang terangkat kesorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik kesorga" (Kisah 1: 11).

Ini semua adalah peristiwa yang membelalakkan mata. Sedahsyat itupun. namun tegar-tengkuk manusia telah menutup mata dan telinga mereka un uk percaya. Pantaslah Yesus dalam misiNya berkata berkali-kali kepada sidang pendengarNya, dan kini kepada Anda dan saya: "Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar".



SADAR AKAN WAKTU-ASALNYA?

Sekalipun akan dianggap menghujat Allah. dan menghadapi ancaman rajam-batu dari orang Yahudi, Yesus harus berkata apa adanya: "Aku berkata kepadamu. Sesungguhnya sebelum Abraham jadi. Aku ada" (Yohanes 8:58, lihat artikel di yesus-ada-sebelum-abraham-vt624.html#p1439 ).
Istilah yang dipakai Yesus disini "Aku Ada" ("I AM", Yunani "εγω ειμι - egô eimi", Ibrani
אֲנִי־הוּא - ANI HU) ucapan tsb bukan istilah biasa, melainkan istilah yang dipahami oleh orang-orang Yahudi untuk jati-diri keilahian (lihat artikel di yesus-kristus-adalah-yhvh-vt41.html#p99 ). Dengan istilah ini Yesus secara sadar telah menempatkan diriNya sama dengan Allah (baca Keluaran 3: 14). dimana Allah menyatakan diriNya dengan "Aku Ada(lah) Aku". "I AM THAT I AM". Dan itu telah dianggap menghujat Allah oleh orang-orang Yahudi. sehingga Yesus mau dirajam.



Lebih jauh, Yesus menyaksikan "Siapa Yesus"


Apa kesalahan terbesar dari orang-orang skeptis? Mereka hanya mampu skeptis keluar, dan tak ada kemampuan ber-skeptis kedalam! Mereka rabun akan fakta obyektif yang disodorkan secara terang dan terbuka. karena asyik mengorek-ngorek fakta subyektif di-kegelapan menurut kaidah-kaidah yang ditetapkannya sendiri Mereka lebih memilih jadi peragu, pengolok-olok, dan pengkritik diluar bahtera Nuh, ketimbang masuk kedalam bahtera kehidupan. Ini terjadi dizaman Yesus dan sebelumnya. dan kini berlanjut sama halnya. Namun kebenaran Allah tidak tergantung pada apa dan berapa banyak mau-mau-nya orang begini. Tuhanlah yang menetapkan pembuktianNya, dan menyatakan "cukup sebagai cukup".

Masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus didepan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya. bahwa Yesuslah Mesias. Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya" (Yohanes 20:30.31).

Diseluruh Injil. tercatat lebih dari cukup tanda-tanda dan mujizat yang sengaja diperagakan Yesus agar kita dapat percaya bahwa Dialah Mesias. Anak Allah! Dan tidak akan ada yang lainnya lagi. Berikut ini adalah pencukupan ebagian bukti-bukti keilahian dari Yesus lebih lanjut:



ADAKAH YESUS MAHA-HADIR?


Yesus hadir sekalipun tidak tampak hadir. la sanggup "melihat dan hadir secara jarak-jauh". Natanael sempat bertanya darimana tiba-tiba Yesus bisa mengenalnya, dan Yesus menjawabnya:
"Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau dibawah pohon ara"
Lebih jauh, tanpa tampak hadir secara fisik, Yesus menjanjikan kehadiranNya dalam roh: "Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKU, disitu Aku ada ditengah-tengah mereka"
(Yohanes 1:48; Matius 18:20).



ADAKAH YESUS MAHA-TAHU?

Terhadap Yudas yang menjadi pengkhianat, tak seorang muridNya yang tahu, namun Yesus tahu dan benar ketika la berkata: "Orang yang makan rotiKu bersama dengan Aku akan melawan Aku". Terhadap Petrus yang segera akan menyangkal-Nya sebanyak 3x, Yesus pun tahu, lalu menegurnya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini. sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali". Terhadap perempuan Samaria, Yesus tahu dia sedang berselingkuh melayani 5 laki-laki simpanan. Sebaliknya, orang-orang luarpun segera tahu dan menyaksikan bahwa Yesus itu Maha Tahu, diantaranya perempuan Samaria dan murid-muridNya.

"Ia (Yesus) mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat" (Yohanes 4:39)

"Sebab la (Yesus) tahu apa yang ada didalam hati manusia" (Yohanes 2:25).

"Sekarang kami tahu. bahwa Engkau (Yesus) mengetahui segala sesuatu" (Yohanes 16:30)




ADAKAH YESUS MAHA-KUASA?

Raja. kaisar, atau presiden manapun yang paling adidaya. tidak akan berani mengklaim dunia ada dibawah tapak kakinya! Namun tidak ada masalah sedikitpun bagi Yesus untuk mengklaim segala kuasa dunia-akhirat, "KepadaKu telah diberikan segala kuasa disorga dan dibumi" (Matius 28: 18), Klaim yang sedemikian tinggi ini ternyata tidak lagi mengagetkan para muridNya. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri betapa Sang Guru menaklukkan apapun yang mau ditaklukkan kebawah kakiNya.

Penyakit? Tolong sebutkan penyakit sejenis apa. dan separah bagaimana yang terbukti tidak dapat disembuhkan Yesus! (Yohanes 11:1-43).

Sia-sia menjala ikan sepanjang malam? Jala yang terkoyak menjadi saksi saratnya ikan-ikan yang masuk dalam sekejab atas perintahNya. (Yohanes 21:1-14)

Stress karena kehabisan anggur dalam pesta perkawinan? Tanyakanlah kepada Maria kenapa ia minta segenap pelayan pesta agar TAAT penuh terhadap apa saja yang akan diperintahkan Yesus kepada mereka! (Yohanes 2:1-11) Ya. karena Maria tahu bahwa "taat" itulah yang mendasari setiap pemunculan mujizat Allah, Maka terciptalah 6 tempayan penuh anggur yang terbaik bagi mempelai pesta!

Takut akan amukan badai dan gelombang? Justru alam yang takut akan hardikanNya. sehingga tercetus ketakutan dan kekaguman para muridNya akan identitasNya: "Siapakah gerangan orang ini. sehingga angin dan danaupun taat kepadanya? (Markus 4:41)

Takut akan tenggelam didanau? Air danau justru menatang kakiNya agar dia tetap dijunjung penuh hormat dan berjalan diatas permukaannya. (Matius 14:22-33)

Kelaparan massal?, Silahkan makan roti langit yang didatangkan secara ajaib bagi 5000 orang laki-laki (belum termasuk para wanita dan anak-anak, Matius 14:13-21)

Kerasukan sepasukan Setan/Iblis (Legion)?, Yesus sanggup mengusir mereka, kisahnya bisa dibaca di viewtopic.php?p=819#819
Yesus berkuasa atas setan-setan itu, mereka memohon agar tidak disiksa (Lukas 8:31). Bahkan mereka berteriak mengakui : Engkau Yang Kudus dari Allah, "Engkaulah Anak Allah"! (Lukas 4:33-36)

Mati/ menghadapi kematian?, Sesungguhnya kematian itu bukanlah sebuah substansi, melainkan adalah "ketiadaan kehidupan". Jadi seperti yang telah diutarakan, justru Dialah sumber kehidupan yang memberi hidup, walau sudah mati! (Yohanes 14:6, lihat pula sub di bawah ini "Adakah Yesus Pemberi Hidup?".


Yesus lebih kuasa daripada yang dikira orang
Semua kuasa-mujizat diatas sungguh tidak tercernakan oleh nalar manusia. Itu hanya bisa diadakan oleh "seorang" Allah! Walau begitu dahsyat, namun Yesus belumlah dianggap MahaKuasa bilamana la belum terbukti berkuasa atas satu permasalahan yang paling esensi untuk apa Dia datang kebumi! Tiada lain, itu adalah kuasa atas PENGAMPUNAN DOSA!



Dan itulah yang akan dibahas sekarang ini.

Suatu ketika, Yesus sengaja memperlihatkan kuasa tersebut dengan sebuah design pembuktian berantai yang teramat indah Ketika itu Dia dihadapkan kepada seorang lumpuh. Yesus ebenarnya cukup menunjukkan kuasa mujizat penyembuhan kepada¬Nya. Namun sekali ini. Yesus ingin menunjukkan bahwa la bukan hanya berkuasa menyembuhkan fisik manusia, melainkan juga berkuasa mengampuni dosa manusia. Penyembuhan fisik bisa ditangkap panca-indera. namun penghapusan dosa tidak bisa diperagakan I Tetapi Yesus mendesignkan suatu kuasa ganda yang susul-menyusul, demi memperli-hatkan kebenaran kuasa yang satu ini (yang tidak dapat ditangkap pancaindera) dengan benar terjadinya kuasa kedua yang disusulkan (yang dapat disaksikan mata).

Kuasa pertama terjadi ketika Yesus berkata kepada orang lumpuh itu: "Hai anakKu, dosamu sudah diampuni" (Markus 2:5). Semua orang terdiam! Tak ada yang tahu apakah dosa orang lumpuh itu benar-benar hilang terampuni.

Namun pada waktu yang sama. perkataan ini menjadi sambaran halilintar bagi para ahli Taurat yang memprotes: "Mengapa orang ini berkata begitu? la menghujat Allah Siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah sendiri?"

Yesus tahu apa yang diprotes. walau itu terjadi dalam hati mereka. Maka la berkata kepada pemrotes. sekaligus menghadirkan kuasaNya yang kedua yang dapat disaksikan:
'" Manakah lebih mudah mengatakan kepada orang lumpuh ini. 'Dosamu sudah diampuni", atau mengatakan: 'Bangunlah. angkatlah tilammu dan berjalan'? Tetapi supaya kamu tahu bahwa didunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa ( ...maka kepada orang lumpuh itu Ia berkata ...): Kepadamu Kukatakan. bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah kerumahmu!" .... (Markus 2:1-12)



Dan orang lumpuh itupun bangun (!), terbukti benar yang membuktikan pula bahwa dosanya benar terampuni! Sebab kalau tidak. Yesus tentulah sudah
menjadi pembohong dan kuasa ilahi tidak akan menyertaiNya. Yesus sengaja mengkonfrontasikan keraguan para ahli Taurat akan keilahianNya. sehingga apa yang dianggap hanya mungkin dilakukan oleh Allah kini dilakukan pula oleh Yesus tepat dimuka hidung mereka!

Banyak sekali kuasa mujizat Yesus lainnya yang tak sempat dirincikan satu persatu disini. Begitu banyaknya sehingga orang-orang Yahudi malahan menjadi ragu manakah Mesias yang ditunggu-tunggu, apakah Yesus atau harus menunggu Mesias yang lain lagi? "Apabila Kristus datang. mungkinliah la akan mengadakan lebih banyak mujizat daripada yang telah diadakan oleh Dia (Yesus) ini?"
"Siapakah gerangan orang ini. sehingga angin dan danaupun taat kepadaNya?'"




Kuasa Yesus ingin dikerdilkan dunia? Apa masalahnya?


Namun dunia tidak ingin melihat Yesus terlalu besar dan berkuasa. Ia harus diperkecil agar tidak mengganggu "logika dunia" dan eko-sistim keilahian. Maka diributkanlah mujizat Yesus dengan teori-teori spekulatif seolah-olah kuasaNya bukan berasal dari diriNya sendiri. melainkan hanya terjadi atas izin dan campur tangan Allah. Namun Injil memperlihatkan bahwa tak satupun mujizat Yesus itu terjadi atas permohonan khusus dari Yesus, dan/atau mendapatkan izin khusus dari Allah. Yesus bukan orang sombong, gila hormat. atau lupa daratan untuk lupa meminta IZIN. bila itu memang diharuskan atau bahkan diharapkan oleh BapaNya Ia berkata: "Aku tidak memerlukan hormat dari manusia .... belajarlah padaKu. karena Aku lemah lembut dan rendah hati. .." (Matius 11:29, Yohanes 5:41), dan ini menepis spekulasi sembrono yang mencoba mengkerdil-kerdilkan kuasa-Nya dengan sengaja. dengan pendalilan "terjadi karena izin Allah" .

Suatu ketika ada seorang sakit kusta yang memohon kepada Yesus untuk penyembuhan dirinya: "Kalau Engkau mau. Engkau dapat mentahirkan aku". Maka Yesuspun mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu seraya berkata lugas: "AKU MAU. jadilah engkau tahir" (Markus 1:40-41).

Tampak Yesus tidak minta izin kepada siapapun kecuali diriNya sendiri. untuk melakukan suatu mujizat-penyembuhan atas jenis penyakit yang mustahil dapat disembuhkan dengan cara apapun di jaman itu! Jangankan penyakit, untuk menghidupkan orang matipun. Yesus berotoritas sepenuh diri Bapa: "Sebab sama seperti Bapa membangkitken orang-orang mati dan menghidupkannya. demikian juga Anak (Yesus) menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya". (Yohanes 5:21).




Injil memperlihatkan bahwa kuasa dan ororites Anak adalah inklusif dalam BapaNya, yang sama-sama inklusif dalam keberadaan keilahianNya. Itu sebabnya, dalam dua hal. tidak ada sepatahpun yang keluar dari mulut Yesus kepada BapaNya, yaitu dalam hal minta IZIN bermujizat. dan minta AMPUN atas dosa! Sebaliknyalah yang terjadi!, yaitu Dia memberi pengampunan-dosa kepada orang berdosa, dan Dia memberi kuasa mujizat kepada murid-murid- Nya:
"Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit ...." (Matius 10:1)

Setan paling tahu akan kedahsyatan kuasaNya. Dan bilamana musuh terbesarNya - yaitu setan dan iblis sampai jatuh tersungkur dihadapan Nya dan berteriak ketakutan mengakui kuasa Yesus: "Engkaulah Anak Allah" (Markus 3: 11). maka ada apa gerangan dengan hati manusia-manusia kerdil yang selalu bernafsu meredup-redupkan Adi-DayaNya?

Baiklah kita memperingatkan diri kita kembali bahwa manusia-manusia yang tidak tahan melihat Yesus dalam statusNya yang sebenarnya adalah mereka-mereka yang berkata sama seperti para pemimpin Yahudi 2000 tahun yang silam. Yaitu mereka yang pintar memberi "fakta-fakta logis" buat mengecil-ngecilkan Yesus. bahkan analisa yang tajam untuk menolakNya:

" Bukankah la ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapaNya kite kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" (Yohanes 6:42)

"Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa un/uk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah la ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya adalah Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? .. Jadi darimana diperolehNya semuanya itu? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia" (Matius13:55-57).



Perhatikan betapa mudahnya "manusia pintar" terperosok kedalam kepintarannya sendiri. Dengan analisis yang tajam mereka justru memilih mempermasalahkan dan menolak suatu berkat didepan mata yang jelas-jelas menguntungkan:

(1) Untung karena bisa belajar dan menikmati hikmat-surgawi yang diperagakan Yesus secara luar biasa;

(2) Untung bisa memohon bantuan mujizat Yesus, setidaknya menjadi dokter ajaib bagi pelbagai penyakit dan persoalan dari keluarga besar mereka. Setidaknya mereka bisa merenungi apa yang diakui oleh para saksi mata terhadap "kegunaan" kehadiran Yesus ditengah-tengah mereka: "Ia (Yesus) menjadikan segala-galanya baik. yang tuli dijadikanNya mendengar. yang bisu dijadikanNya berkata-kata." (Markus 7 :37). Tetapi semua keuntungan ini ditolak semata-mata karena merasa diri .. terlalu pintar" untuk menerima anugerah dari "anak situ kang kayu"! Kini. 2000 tahun sesudahnya. Anda pasti jauh lebih pintar lagi ketimbang para Yahudi itu? Tetapi Sang Anak ini tidak berubah. la bertanya balik yang sama kepada Anda seperti yang Dia tanyakan kepada dua orang buta (yang siap disembuhkanNya sesuai dengan iman mereka): "Percayakah kamu. bahwa Aku dapat melakukannya?" (Matius 9:28). Yaitu percayakah Anda bahwa Ia dapat melakukan mujizat untuk pembaruan kehidupan Anda, tanpa usah minta izin siapa-siapa?



ADAKAH YESUS PEMBERI HIDUP?

Yesus membuktikan apa yang diucapkanNya dalam ayat kebangkitan yang dikutib diatas, "Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya" (Yohanes 5:21). Ia tercatat telah membalikkan 3 kematian menjadi 3 kehidupan bagi 3 orang mati, termasuk Lazarus. Dan Lazarus yang telah mati 4 hari, juga dibangkitkanNya. Kata-kataNya mematahkan semua maut dan kematian: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu. ia akan hidup walaupun ia sudah mati ... (Yohanes 14:6, 11:25)

"Percayakah engkau akan hal ini?" Karena pentingnya. kita ulangi sekali lagi, "Percayakah engkau akan hal ini?" Adakah keterbelengguan-batin yang menghalangi Anda untuk percaya apa yang dipercaya oleh para-saksi mata?

Untuk mendukung dan sekaligus menutup kasus ini pada klimax-nya, Yesus dengan kuasa adikodratiNya membangkitkan diriNya dari kematian walau sudah mati disalibkan dan dikuburkan selama 3 hari! Dan untuk memperkokoh penyaksian peristiwa yang "mustahil' itu. kembali malaikat Tuhan datang dan bersaksi kepada perempuan-perempuan yang terkejut mendapati kubur Yesus itu kosong: "Mengapa kamu mencari Dia yang bangkit diantara orang mati? la tidak ada disini, la telah bangkit" (Lukas 24:5,6).

Ya, para perempuan itu lupa, kini baru teringat, bahwa Yesus selama hidupNya pernah bernubuat tentang diriNya sebagai Bait Allah yang dibangkitkan: 'Rombak Bait Allah ini. dan dalam 3 hari Aku akan mendirikannya kembali"

Perempuan-perempuan tersebut membuat kesalahan karena lup akan pesan kebangkitan Yesus. Namun manusia-manusia sekarang bukan lupa, melainkan sengaja menolak pesan kebangkitanNya, dan kembali mencampakkan pesan malaikat Tuhan agar jangan mencari Dia vang hidup, diantara orang mati. Sebab disepanjang sejarah kenabian, perbedaan yang fundamental diantara Yesus dengan segala nabi-nabi lainnya adalah bahwa kuburan semua nabi berisikan jasadnya; hanya kuburan Yesus yang kosong, karena sebagai Sang Hidup, hidupNya berdaulat atas kematian! Ia berkata:
"Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka .. , .Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." Percayakah engkau?". (Yohanes 10:28, 11:25).




ADAKAH YESUS KEKAL SELAMANYA?

Apa yang ada dibenak Anda ketika Anda mendengar seorang Yesus berkata dalam satu kalimat yang keseluruhannya amat asing bagi telinga Anda? Namun semakin direnungi. semakin kalimat itu mengungkapkan wibawaNya. Itulah yang terjadi ketika Yesus berkata begini: "Aku adalah Alfa dan Omega (Yang Awal dan Yang Akhir). Firman Tuhan Aflah yang ada. dan yang sudah ada. dan yang akan datang. Yang Mahakuasa" (Wahyu 1 :8).

Yesus sesekali memakai gaya otoritatif ini agar kita tidak bisa netral menghadapinya. Anda ditempatkan dalam posisi percaya atau tidak percaya kepadaNya. dan tak ada jalan tengah! Ia menjelajahi garis waktu yang manapun: yang ada. yang sudah ada. dan yang akan datang! "Mesias tetap hidup selama-lamanya" (Yohanes 12:34). Dan la telah membuktikan hal ini Yaitu bahwa diriNya datang dari sorga. dan kembali kesorga dan terus hidup disana (karena kita tak bisa membayangkan sorga yang ada unsur kematian disana). Posisi Anda percaya atau tidak percaya tak akan merubah kebenaran bahwa Yesus-Mesias itu kekal adanya. Namun hal itu perlu dikatakan Yesus kepada Anda dan saya hanya karena satu sebab:
"Aku mengatakan hal ini supaya kamu diselamatkan" (Yohanes 5:34). yaitu beroleh selamat karena percaya kepadaNya sebagai Yang Mahakuasa!



ADAKAH YESUS DISEMBAH MANUSIA (SEPERTI LAYAKNYA ALLAH?)


Belum puas menggugat Yesus, akhirnya para skeptis pun bertanya demikian: "Jika Yesus merasa diriNya Allah. adakah Yesus minta diriNya disembah?" Terus terang tuntutan para skeptis ini sungguh lelucon tersendiri. Tahukah para skeptis ini bahwa orang Yahudi dikala itu selalu tahu bahwa yang dinamai Tuhan itu hanya jikalau la disembah. Dan apa atau siapa yang disembah sujud, itulah (dianggap) Tuhan! Itu adalah definisi sejak manusia berhubungan dengan Tuhan Itu bukan berita khusus bagi kaum Yahudi. Tuhan disembah bukan karena Dia yang pertama-tama menuntut, melainkan akibat dari kedahsyatan kuasa dan kemuliaanNya, yang menggentarkan hati manusia, maka Ia dipercayai, diakui diandalkan. ditakuti dan dihormati dalam hidup dan sesembahan kita.


Allah Abraham, Ishak, dan Yakub!
Namun Tuhan itu tetaplah Tuhan sekalipun tidak ada orang yang menyembahNya. Maka yang terutama dituntut Tuhan adalah janganlah menyembah kepada Tuhan selain YHVH, yaitu Tuhan yang selalu diistilahkan oleh Allah sendiri secara baku sebagai Tuhan Abraham, Ishak, dan Yakub! Yaitu Tuhannya nabi-nabi yang hidup, bukan Tuhannya orang-orang yang mati atau nabi palsu (Markus 12:27).



Dizaman Musa. Tuhan sendiri memerintahkan untuk "Jangan ada padamu allah lain dihadapan Ku" . Yang dituntut Tuhan kepada orang percaya bukanlah semata-mata "sembahlah Aku". tetapi penyembahan ekslusif yang tidak bersandingan dengan menyembah tuhan selainnya. Dalam penyembahan, Tuhan tak mau dimadu (lihat kesepuluh firman Tuhan pada Keluaran 20, Ulangan 5 di aseret-hadevarim-sepuluh-firman-vt224.html#p473)

Sekarang, bila Yesus harus memerintahkan orang-orang sezamanNya untuk sujud-menyembah Dia, maka sesungguhnya perintah tersebut tidak ada signifikansinya samasekali. Kepada siapakah Dia perlu-perlunya berseru begitu? Orang-tak-percaya (seperti ahli Taurat dan kaum Farisi) tetap tak akan sujud-menyembah Yesus sebelum mereka percaya. Sementara orang-percaya, memang sudah menyembah Yesus sebagai konsekwensi kepercayaan mereka akan ketuhananNya (lihat προσκυνεω - PROSKUNEÔ dibawah ini). Maka Yesus Tuhan. tidak merasa perlu meminta-minta orang Yahudi untuk sujud-menyembah Dia. Itu tidak berguna samasekali. Malahan jadi aneh. seperti orang-gila- hormat dan bodoh. Kebodohan mana akan mengundang resiko politik dan sosial dikala itu (dari musuh-mush Yesus) yang akan langsung mengancam kelangsungan misi penginjilanNya.



PROSKUNEÔ (sembah-sujud), kepada Bapak atau Anak?


Disini, logika dan tuntutan "sembahlah Aku" dari orang-orang skeptis seharusnya dijungkir-balikkan 180 derajat. Lihat, Yesus tidak pernah meliciki musuh-musuhNya,
apalagi murid-muridNya. Dia tidak melagak mengutarakan suatu rahasia Allah, alau sebaliknya menyembunyikannya secara tidak benar. Ia mengajarkan kita. "Jika ya. hendaklah kamu katakan ya; jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat" (Matius 5:37). Untuk sesuatu hal yang perlu diketahui oleh pengikutNya. namun yang tidak dikenal oleh kapasitas manusia. Yesus selalu terus terang berkata apa adanya kepada murid-muridNya: "Jika tidak demikian. tentu Aku mengatakannya kepadamu" (Yohanes 14: 2).

Jadi dalam kasus diatas. bila Yesus benar hanya seorang Guru atau abi dan bukan Tuhan, maka Ia pasti dan harus berteriak lantang: "Aku bukan Tuhan, jangan sembah Aku!" Bahkan teriakan ini harus dilakukan segera dan ber-ulang-ulang demi mencegah jangan ada seorangpun yang sampai mempertuhankan dan menyembah diriNya. Soalnya dosa ini adalah dosa yang amat serius (yang diperingatkan secara amat khusus). ketimbang dosa yang tidak menyembah Tuhan karena ia tidak tahu itu Tuhannya! Bagaimanapun Yesus dan BapaNya, harus bertanggung jawab atas "keterlaniuran pentuhanan Yesus akibat dari kehebatan mujizat yang ditampilkanNya. Bahkan Maria tidak akan tinggal diam atas kesesatan manusia karena kasus Anaknya.


Yesus dan Maria pasti akan berseru mengkoreksi
Yesus pasti akan berseru mengkoreksi persepsi manusia yang sesat: "Awas, Aku bukan Tuhan, jangan sembah Aku. Yang sudah terlanjur, segera bertobatlah!". Dan Maria, ibuNya, wanita paling saleh dan paling tahu siapa itu Sang Anak, tentu akan berseru: "Bukan. Yesus bukan Tuhan bukan Anak Allah. Ia anak saya saja!"



Gaung protes Maria bersama-sama Yesus tentu akan sangat luas dan vokal memenuhi seluruh rumah ibadat Bait Allah, bahkan seluruh Galilea dan Yudea ... Namun itu hanyalah isapan jempol belaka. Diseluruh Injil. tak pernah dijumpai dokumen absah dimana disebutkan Yesus itu bukan Tuhan. Yesus itu bukan Anak Allah! Yesus sebaliknya tak pernah melarang siapapun untuk menyembahiNya. Ia malahan mengizinkan diriNya disembah sebagaimana Allah disembah Dan fakta-fakta justru menunjukkan betapa banyak orang-orang beriman melakukan penyem¬bahan kepada Yesus. yang tak satupun ditolakNya.

Kata Yunani yang dipakai un uk penyembahan Allah Bapa yaitu προσκυνεω - PROSKUNEÔ. Penyembahan ini tidak bisa lain karena Allah itu Maha-mulia yang tidak dimiliki dan tidak pernah diberikan kepada siapapun lainnya (Yes 42:6) Namun justru Bapa dan Yesus adalah oknum-oknum yang saling mempermuliakan satu terhadap lainnya dengan kemuliaan yang sama [Yoh 13:31; 17:1. 5: Mat. 16:27) Itu sebabnya proskuneo yang sama kepada Allah Bapa terbukti dipakai pula untuk penyembahan Yesus diseluruh Perjanjian Baru misalnya:

- Seorang sakit kusta (Matius 8:2).
- Seorang kepala rumah ibadat (Matius 9: 18).
- Seorang buta (Yohanes 9:38).
- Seorang perempuan Kanaan (Matius 15:25).
- Maria Magdalena (Matius 28:9).
- Murid-murid Yesus (Matius 28: 17).
- Orang-orang majus (Matius 2:11).
- Para malaikat (Ibrani 1 :6) dll.

Bahkan kitab Wahyu mencatat bahwa sembah sujud yang Bapa terima adalah sama persis dengan sembah-sujud yang Yesus terima (bandingkan Wahyu 4:10; 5:1l-14).

Lihat Artikel terkait :
ADAKAH YESUS PERNAH BERKATA "SEMBAHLAH AKU"?, di adakah-yesus-pernah-berkata-sembahlah-aku-vt754.html

KAPAN YESUS PERTAMA DISEMBAH?, di kapan-yesus-pertama-disembah-vt82.html#p167



KESIMPULAN YANG AMAT KASAT MATA


Dengan sederetan fakta-fakta diatas. tampak Yesus Sang Anak, telah menunjukkan jati-diriNya yang inklusif kedalam keilahian BapaNya. Kita tidak akan menemukan lagi sosok lain manapun (termasuk malaikat dan nabi terbesarpun) yang berani mengklaim persenyawaanNya dan pemilikanNya dan kehormatanNya menyatu dengan Allah Bapa. seperti yang kita lihat pada Yohanes10:30: 14: 7.9; 17: 10: 5:23:

"Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30)

"Segala... milikMu (Allah Bapa) adalah milikKu" (Yohanes 17:10)

"Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti juga kamu mengenal BapaKu .... " (Yohanes 14:7)

"Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa … " (Yohanes 14:9)

"Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa" (Yohanes 5:23)



Melihat dan mengenal Allah adalah dan hanyalah melalui melihat dan mengenal Yesus Kristus. Dan penghormatan dan penyembahan yang manusia berikan kepada Allah harus disetarakan sama seperti kepada Yesus! Kenapa?

Karena. "segala aset dan kehormatan Allah adalah aset dan kehormatan Yesus". Karena. "pada mulanya Firman itu bersama-sama dengan Allah. dan Firman itu adalah Allah .... dan karena .. Aku (Yesus) adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Firman Tuhan Allah yang ada. dan yang sudah ada. dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Yohanes 1:1, Wahyu 1:8)

Itu sebabnya. Yesus justru tidak membantah ketika Ia dituduh meng-Allah-kan diriNya: "Engkau. sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu sebagai Allah" . Dia malahan meneguhkan status "AllahNya" dengan cara yang khas, yaitu mengkonfirmasikan ke-Allahan-Nya dengan bertanya balik yang mematikan pendakwa Nya (baca Yohanes 10:33, dst).



Artikel terkait :
ADAKAH YESUS MERASA DIRINYA ALLAH?, di yesus-kristus-adalah-allah-vt35.html#p1210

IX. KENAPA AJARAN YESUS BANYAK MENDATANGKAN SENGKETA?



Siapapun yang berpendapat begitu. ia adalah orang yang tersesat atau yang disesatkan. Ajaran Yesus bukan mendatangkan sengketa, namun manusia-manusia kotor jelas tidak menyambut apa yang suci dan luhur. Dengan beberapa contoh ajaran Yesus yang kita pilihkan disini, kita akan segera melihat bahwa banyak orang telah menfitnah ajaranNya semata-mata karena tidak tahan menghadapi keluhuran-ajaran Yesus yang selalu akan mendakwa batin-batin yang fasik! Mari kita simak cerdas dan kritis.



Yesus meng-adilkan hak-pembalasan (qisas) dengan azaz pengampunan


Yesus meredam semua kebencian dan ke dengan kasih yang paling menyentuh. Dia menolak hak qisas. yaitu hak pembalasan-dendam (Lex talionis) yang setimpal "mata ganti mata. gigi ganti gigi". Yesus menyentakkan dunia ketika la meng-counter hak qisas ini dengan berkata: "Siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu .... kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (lihat Matius 5:38-42)

Tindak kekerasan yang menghalalkan pedang telah ditolak oleh Yesus. Ia bukan melarang menurut gaya Taurat, melainkan dalam konteks nubuat yang ternyata benar. otoritatif. sekaligus indah: "Masukkan pedang itu kembali ke sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (Matius 26:52).

Sebaliknya orang men-agungkan pembalasan" ini karena pikiran logisnya merasakan "semacam keadilan" untuk menghukum kejahatan seseorang dengan bobot pembalasan yang se impal. Namun bisakah bobotnya disamakan ditengah tengah kemarahan yang bernyala-nyala? Bukankah ia akan membalas lebih dan tidak terukur? Dan bisakah keparahan dan kedalaman pembalasannya dibuat sama persis dengan yang dideritainya? Dan bisakah manusia mengatakan secara pasti bahwa "aku berhak membalas karena aku dizalimi" sementara lawannya juga berkata "akulah yang difitnah dan yang dizalimi, sehingga aku membalas"? Perang Palestina melawan Israel seperti sekarang ini membuktikan rancunya siapa yang membalas dan siapa yang dibalas, dan bagaimana mustahilnya mengadi1kan rumusan satu ganti satu untuk mata, gigi. bengkak, nyawa dan sete-rusnya secara persis' Itu lingkaran setan yang paling destruktif yang tak ada habisnya. Dan memang setan-lah yang paling dipuaskan dengan hal tersebut. Setan mengkompori nafsu pembalasan manusia yang ber-watak dendam, dan sejarah mencatat runtuhnya peradaban naluri kebinatanqan!


Keadilan yang kadaluarsa
Banyak orang tidak menyadari bahwa "keadilan" lex talionis yang berlandaskan kekerasan ini (non-kasih) justru sesuatu yang sudah tidak adil lagi, dan tidak bisa dipertanggung jawabkan karena berhakekat destruktif. Kini ada keadilan baru dan sejati yang diperkenalkan oleh Yesus.



Perhatikan bahwa Injil mengatakan. bahwa hukum Taurat (termasuk hak qisas ini) berlaku sampai kepada zaman Yohanes Pembaptis saja. dan SEJAK waktu itu Kerajaan Allah (dalam anugerah Yesus) itulah yang diberitakan orang (Lukas16:16). Berita Kerajaan Allah sekarang bukan lagi memberitakan hukum-hukum. melainkan Injil Kristus (Injil Salib) yang telah menggenapi hukum-Taurat, karena "Kristus adalah kegenapan hukum Taurat" (Roma 10:14). Yesus telah menyelamatkan vonis kematian manusia dengan membayar harga Taurat. "nyawa ganti nyawa". la mengampuni dan menebus dosa kita dan menganugerahkan" hidup kembali" (Yohanes11:25) bagi setiap yang meminta kepadaNya. Sejak itulah Yesus menggenapi keadilan lama (terutang nyawa) dengan keadilan baru (terbebas utang). Dari "nyawa ganti nyawa" menjadi AMPUN GANTI AMPUN:

"Kamu harus mengampuni karena kamu sudah diampuni.
"Kamu diampuni. karena kamu mengampuni. "Kamu harus mengampuni, jikalau kamu ingin diampuni
(Lukas 6:37, Matius 18:33.35, Kolose 3:13, Efesus 4:32).


Tak ada dasar alasan kita lagi untuk tidak mengampuni sesama kita, kalau kita disuruh oleh Dia yang telah mengampuni SELURUH nyawa kita, Yesus memberikan satu perumpamaan tentang Kerajaan Sorga yang mengadakan perhitungan tentang hutang manusia. Kepada seseorang yang berhutang 10.000 talenta kepada raja, akhirnya dihapuskan hutangnya karena bertubi-tubi nya dia minta penangguhan hutang kepada sang raja. Tetapi setelah dibebaskan dari hutang, orang ini malahan ternyata tidak bermurah hati kepada seorang kawannya yang berhutang kepadanya. walau kawan ini telah sujud menyembah memohonkan penundaan pelunasan hutangnya yang cuma 100 dinar. Temannya malahan ditangkap dan dicekik dan akhirnya dijebloskan kedalam penjara. Maka sang raja menyuruh memanggil orang yang dilunaskan hutangnya itu dan berkata: "Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku Bukankah engkaupun harus mengasihi kawanmu seperti aku telah mengasihi engkau? Maka marahlah sang raja itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo .... Maka BapaKu yang disorga akan berbuat demikian Juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu" (Matius 18:21-35, lihat artikel mengampuni-vt699.html#p1628 ).

Yesus mengajari kita berdoa saling ampun-mengampuni dalam hadiratNya yang benar:
"Bapa kami yang disorga...ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami" (Matius 6: 12, lihat doa-bapa-kami-vt290.html#p626). Bukankah itu sungguh-sunguh adil, universal, mulia, konstruktif keluar dari peradaban dendam dan bedebah, yang sekaligus memberikan rahmat bagi peradaban manusia?

Taurat sudah digenapi! Namun meninggalkan sebuah pertanyaan besar dan aktuil yang perlu kita jawab bersama: Kenapa hukum "pembalasan-kekerasan" yang sudah dipikul dan digenapi oleh Yesus dengan harga yang begitu mahal dan mengharukan itu, kini mau dimundurkan lagi, dan malahan dihidupkan dengan mengatas namakan Allah oleh manusia teroris? Kenapa nama Allah dapat dibajak menjadi algojo atas sesama? Itukah cara membangun dunia yang tentram atas nama keadilan "satu lawan satu"? Ataukah justru cara mempunahkan dunia sebelum waktunya?

Artikel terkait :
DITAMPAR PIPI KANAN, BERIKAN PIPI KIRI, di ditampar-pipi-kanan-berikan-pipi-kiri-vt371.html#p788
HUKUM KASIH, di hukum-kasih-vt344.html#p746


Penggenapan "hukum-pembalasan" dengan "hukum¬pengampunan". bukanlah teori ajaran Yesus yang tidak tahu keadilan atau kelewat muluk, namun itu justru didernonstrasikan oleh Yesus pada detik-detik terakhir dari hidupNya sebagai manusia yang paling tahu dan prihatin atas keadilan dan kebenaran! Dengarkanlah kata-kata pengampunan Yesus yang terbesar sepanjang masa, dari atas tiang salib yang ditujukan kepada para pembunuhNya: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34).

Sebaliknya. kepada mereka yang tidak mau mengampuni, Yesus-pun mampu dan konsekwen memperingatkan suatu "keadilan yang keras": "Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang. Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalehanmu"(Matius 6: 15).

Dengan hukum ini, jelaslah sudah bahwa semua para teroris yang melampiaskan pembunuhan, samasekali bukanlah martir alau syuhada. Mereka bukan mati sahid, namun mati yang paling konyol, dan yang paling dilaknati Tuhan tanpa ampunan.

Bunuh-diri adalah pembunuh
Sesungguhnya pembom-bunuh-diri bahkan bukanlah membunuh-diri, tetapi membunuh manusia masal yang tak bersalah. lt is not a suicide, it is a murder! Seluruh manusia kini terlibat dalam dampak pembunuhan teror ini. Maka dunia perlu tahu secara terbuka bagaimana ajaran kesyuhadaan dari guru & si pembunuh (yang mengatas namakan Allah) itu dalam mempertanggung jawabkan nyawa-nyawa tak bersalah yang dibunuhinya!? Dan seberapa jauh para-guru ini telah memberi teladan nyata memerintahkan dirinya dan anak-anak kandungnya sendiri menjadi "pembunuhan suci" penuh pahala ini, dibarisan terdepan? Tiba saatnya bahwa ajaran kesyuhadaan dari pembunuhan-suci yang menyangkut kepentingan global itu kini dituntaskan agar tidak menjadi "misteri agama" yang mudah dikasak-kusukkan oleh hanya segelintir manusia.



Mereka melampiaskan kebencian dan dendam dengan jiwanya yang buta. lalu membunuh secara buta dengan tubuhnya. Tubuh dan jiwa buta demikian tak akan diterima oleh satupun manusia yang beradab, apalagi Allah, pemilik tubuh dan jiwa orang-orang yang dibunuhil Itulah kebinasaan teroris yang sia-sia, karena berlandaskan non-kasih kepada obyeknya. melainkan kebencian. Dan Alkitab lelah memperingatinya secara konfrontatif:
"Dan sekelipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku (sedekah. persepuluhan dll), bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar (bunuh diri kemartiran dll), tetapi jika aku tidak mempunyai kasih: sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku" (1 Korintus 13:3). "(Jika ayat ini dipahami) Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah" (Matius 12:7).

Disini Yesus menuding orang-orang yang ngotot ingin menghukum orang lain (yang tak bersalah) semata-mata karena mereka tidak cukup memahami kebenaran firman Allah yang sesungguhnya.

Apabila Anda tetap nekad melakukan pembalasan pembunuhan. maka sesungguhnya Anda akan menerima dua murka Allah yang amat serius, yaitu murka karena pembalasan, dan murka karena pembunuhan.

Pertama, pembalasan demikian berarti bahwa Anda mencuri dan merampas haknya Allah untuk membalas (apalagi membunuh). sebab ada tertulis: "Pembalasan itu adalah hak-KU Akulah yang akan menuntut pembalasan" (Ibrani 10:30).

Kedua, sipembunuh demikian tidak akan mendapatkan hidup kekekalan: 'Tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal didalam dirinya" (1 Yohanes 3: 15). Jadi waspadalah! Hikmat, kekudusan dan kebenaran Tuhan paling mudah tercuri lewat kemarahan dan kebencian!



Yesus memurnikan hukum pembunuhan dan perzinahan



PEMBUNUHAN :

Yesus memurnikan hukum pembunuhan dan perzinahan. Dari fisikal menjadi moral-spiritual Yesus mencanangkan revolusi moral-etika kelika la memurnikan moral sampai kepada sumbernya. BagiNya, dosa bukan dimulai dari perbuatan, tetapi dari wacana pikiran, perasaan dan kehendak Yesus menggandengkan perbuatan pembunuhan dengan kemarahan/ kebencian hati. Kedua-duanya harus sama mendapatkan penghukuman, la berkata:

"Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: 'Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum '. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum" (Matius 5:21-22 )


Perhatikan disini betapa Yesus berani-beraninya "meningkatkan" standar moral terhadap apa yang difirmankan Allah dalam Sepuluh Perintah yang begitu berwibawa itu. Yesus memperhadapkan "apa kata firman Allah" dengan "apa kata Yesus". Itu jelas tidak bisa dilakukan oleh "Akunya" Yesus dengan otoritas yang kurang dari Allah!


Kemarahan dan kebencian adalah akarnya pembunuhan.
Dan iblis adalah bapaknya si pembunuh.

Bagi Yesus, bukan saja pembunuhan, namun bahkan akarnya - yaitu kemarahan dan kebencian dari dalam hati - itulah yang harus diusut, dan itu pulalah yang harus dibasmi dan dihukum. Yesus sama sekali tidak bertoleransi terhadap kejahatan pembunuhan, apapun alasannya, siapapun Allahnya yang diatas-namakan! Ia berkata: "Iblislah yang menjadi baparmu, ia adalah pembunuh manusia sejak semula." (Yohanes 8:44).



Maka kita perlu bertanya kepada diri sendiri dalam kemurnian hati: .. Apakah ajaran agamaku mengizinkan aku membunuh?"

Sebab setiap ajaran yang tidak bisa tegas-tegas menjawab pertanyaan ini secara lurus. tak akan mampu meluruskan "penafsiran-pintar" dari orang-orang yang merelatifkan dan mengkondisional-kan hukum Tuhan. Dan itu akan selalu ditandai dengan penghalalan darah atas nama Tuhan, dan dinamai pembunuhan-suci! Dalam kekusutan dan hiruk-pikuk pro dan kontra terhadap "pembunuhan-suci" ini, nama Tuhan yang Maha-Kudus tidak akan pernah terjaga dari kekudusan. Namun pada ajaran Yesus, permasalahannya hanya satu. dan sangat bening dan lurus menunjuk kepada KEMURNIAN SUMBERNYA!



PERZINAHAN :

Begitu juga dengan perzinahan. Tidak melakukan zinah belumlah cukup bagi hukum Yesus, tetapi manusia tidak boleh pula berzinah dari sumbernya. yaitu dari dalam hati dan pikirannya yang penuh nafsu. "Kamu telah mendengar firman: 'jangan berzinah'. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya. sudah berzinah dengan dia didalam hatinya" (Matius 5: 27-28).

Dan cukup menyentakkan ketika Yesus melanjutkan ayat tersebut dengan ayat 29, yang amat tajam hukumannya:

"Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau (memandang perempuan dalam keberahian). cungkillah dan buanglah itu. karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka ". (Matius 5:27-30, lihat artikel di cungkil-mata-karena-berzinah-matius-5-27-30-vt370.html#p787 )

Dengan kata-kata metaforis ini. Yesus yang biasanya lemah-lembut itu sekali ini ingin menyampaikan pesan keras mengenai tanggung jawab pihak pria dalam kaitannya dengan potensi zinah yang bisa diakibatkan oleh ulah-matanya yang "keranjanq" (mata jelalatan melihat perempuan). Tanggung jawab ini harus tegas-tegas dipikulkan kepada sumber dirinya yang mendatangkan dosa berahi baginya, yaitu dengan "merombak dari dalam dirinya sendiri secara drastis".


Yesus tidak secara sepihak membebankan pihak perempuan untuk menutup auratnya (seluruh tubuhnya) karena keberdosaan mata si laki-laki. Namun pihak laki-lakilah yang pertama-tama harus mempersoalkan matanya sendiri.


Sekalipun Yesus mengerti akan kelemahan mata laki-laki, yang tidak pantas diexploitasi pihak perempuan, namun dimanapun. Yesus selalu menuding keritik sumbernya. dan tidak memberi peluang bagi sipendasa untuk meng-kilahkannya kepada pihak lain atau "dunia-luar".

Yesus mendamprat orang-orang yang hanya pandai menuding kesalahan orang luar. itu disebutNya sebagai munafik. "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu. maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu (orang lain)" (Lukas 6:42). Dan Ia mengingatkan tanggung jawab mata bagi setiap pemiliknya, karena matalah yang akan memberi dampak kepada keseluruhan jiwa-raga kita: "Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu" (Matius 7:S; Lukas 11:34).

Kesalahan Adam ditaman Eden jangan terulangi lagi. Adam seharusnya langsung mengakui kesalahannya. dan tidak melemparkannya kepada Hawa yang melemparkannya lagi kepada ular! Yesus minta kita masing-masing, laki dan perempuan tanpa kecuali. berjuang drastis kedalam, tidak menjadi batu sandungan yang satu terhadap yang lain, dan berdoa untuk mendapatkan kekuatan dan kelepasanNya:

"Bapa kami yang di sorga .... janganlah membawa kami kedalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat" (Matius 6:13).




Artikel terkait :
YESUS MEMURNIKAN HUKUM PEMBUNUHAN DAN PERZINAHAN
DARI FISIKAL MENJADI MORAL-SPIRITUAL, di yesus-memurnikan-hukum-pembunuhan-dan-perzinahan-vt612.html#p1392



Yesus menantang "orang-orang saleh" yang merasa layak menghakimi orang-lain


Perzinahan sungguh telah melanda dunia. Baiklah kita terus terang menjawab, berapa banyakkah sisa manusia dunia yang tidak berzinah? Berapa banyakkah pasangan nikah yang masih menyisakan keperawanan dan kejakaan-nya sampai kepada hari nikah nya yang disahkan dihadapan Tuhan? Seberapa banyak orang yang tidak terliba dalam "keinginan meniduri" seorang lawan jenis yang bukan isteri! suaminya? Dan pelecehan seksual? Walau kita terlibat, kita merasa diri kita saleh-saleh saja dari perzinahan. lalu menghakimi dan memporak-perandakan rumah-rumah maksiat yang penuh dengan nafsu-berahi pelacuran'? Ini bukan hal baru.

Dua ribu tahun yang lalu, sejumlah "oranq-oranq pintar & saleh" juga pernah menyeret dan menghadapkan seorang perempuan najis kepada Yesus, Perempuan itu kepergok berbuat zinah, Para ahli Taurat dan Farisi yang saleh-saleh dan tinggi ilmu agama itu bertanya kepada Yesus agar dapat menjebakNya: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah sedang berbuat zinah. Taurat Musa memerintahkan kita untuk melempari (merajam) perempuan demikian Kini apa pendapatMu tentang hal itu?", Memang, perempuan zinah itu teramat najis dan tak mungkin tidak harus dirajam. Tetapi apa kata Yesus? Dan apa kata hati-nurani Anda mendengar jawaban Yesus yang menjungkir-balikkan "pengadilan orang-orang saleh" tersebut. Yesus berkata: 'Barangsiapa diantara kamu tidak berdosa. hendaklah ia yang pertama yang melemparkan batu kepada perempuan itu ".

... Dan semua orang-orang saleh itu terbungkam, lalu satu persatu, secara diam-diam, mereka beranjak pergi!

Kenapa pergi?

Karena kini status mereka bukan lagi menjadi pendakwa, tetapi terdakwa.

Dihadapan Yesus mereka semua harus dirajam!


Awas! jangan kita cepat-cepat menyimpulkan kesalahan yang naif, seolah-olah Yesus memberi kelonggaran untuk berzinah. Tidak! Yesus ingin menelanjangi ahli Taurat, Farisi. Anda dan saya yang sok saleh, sok menghakimi. dan sok menghukum dengan perusakan dan pembunuhan. Yesus - seperti dalam kasus "mencungkil mata yang kanan" - kembali menuding ketitik sumbernya, dan tidak memberi peluang bagi sipendosa untuk begitu saja menghukum "dunia-luar", Kita benar-benar diperingatkan untuk merombak dari dalam diri kita sendiri secara drastis sebelum menghadapkan orang lain untuk dihukum.

"Jangan kamu menghakimi. supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi. kamu akan dihakimi; dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar dimata saudaramu. sedangkan balok didalam matamu tidak engkau ketahui? ... Hai orang munafik, luar kan lah dahul balok dari matamu... (Matius 7:1-3,5)



Perempuan zinah itu bisa dan seharusnya diserahkan kepada pemerintah yang sah (Romawi pada waktu itu). dan tidak bisa dibunuh ramai-ramai oleh orang-orang yang samasekali tidak layak mencabut nyawa orang lain. Justru Yesus yang tak berdosa itu, sebenarnya yang layak menghukum, namun la tahu bahwa perempuan itu dapat DISELAMATKAN dengan sentuhan pentobatan. Bila ia dirajam mati, matilah ia dalam dosanya. Tetapi Yesus mengampuninya dan memulihkan kehidupannya, Hidup yang seluruhnya baru, Itu sebabnya Yesus berkata, "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang," Jadi disini, sekalipun tidak menghukum. namun Yesus sama sekali tidak mengecilkan dosa yang dilakukan oleh perempuan tersebut! (BacaYohanes 8:1-11, lihat artikel yesus-dan-perempuan-yang-berzinah-vt463.html#p923 )

Dengan sekali pukul, Yesus "menelanjangi dan merombak" kehidupan dari dua jenis manusia berdosa yang ada dihadapanNya. Yang satu adalah "orang saleh-saleh" yang binasa dalam kesalehannya ! (Pkh. 7: 15); yang lain adalah "orang najis" yang seharusnya dibinasakan, namun memperoleh rahmat Tuhan karena telah menyesal pasrah dan menggantungkan seluruh imannya kepada Sang Hakim!



Yesus meluruskan poligami dan kawin-cerai


Yesus juga meluruskan pandangan tentang poligami dan tidak membiarkan orang per orang mengikuti nafsu-diri dan tegar-tengkuknya untuk mencari-cari celah berpoligami
Sampai seka rang pun manusia tidak berhenti berdalih bahwa poligami itu bagian dari perbuatan mulia, sejajar dengan menolong, "mensedekah-kan" dirinya kepada perempuan yang belum mandiri atau para janda, atau menyeimbangkan statistik porsi wanita lajang yang berat sebelah. dst....

Pendalihan bahkan berlanjut dengan membawa keabsahan sejumlah nama-nama nabi dan raja yang berpoligami. Padahal poligami nabi-nabi dan praktek menceraikan isteri dimasa lalu tidaklah berarti bahwa Allah pernah melegalkan hal tersebut. Tak ada sepotongpun firman dan izin Allah untuk itu' Yesus meluruskannya dan menuding asal-usul kesalahan ini sebagai akibat dari ketegaran hati manusia yang cenderung dan tetap memaksakan perceraian dan poligami (Matius19:4-8). Terbukti sampai kinipun orang-orang tetap sama memaksakannya dengan pelbagai dalil.

Yesus memperingatkan agar manusia kembali kepada fitrahnya, yaitu bahwa sejak semula Allah men-design institusi perkawinan dengan mempersatukan satu orang laki-laki kepada satu orang perempuan, sehingga keduanya menjadi satu daging (Matius 19:4,5). "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia" (ayat 6).

Begitu seriusnya persatuan dan kesatuan suami-isteri itu terlihat ketika Yesus mencela kasus perceraian (yang terjadi bukan karena zinah) yang sekalipun sudah terlanjur cerai. namun statusnya masih dianggapNya tetap terikat dalam kesatuan perkawinan. STATUS-QUO ini dicerminkan lewat ayat-ayat sbb:

"Setiap orang yang menceraikan isterinya, maka ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan siapapun yang kawin dengan perempuan yang diceraikan itu. ia berbuat zinah!" (lihat Matius 19:1-9, Markus 10:1-12).


Monogami Yesus
Itulah monogami ajaran Yesus yang tidak berkompromi terhadap pelbagai akal-akalan zinah dan cerai-modern yang mengatas namakan macam-macam istilah dan "kepraktisannya", antara lain:
- poligami-sosial, demi menolong sidia dan/atau keluarganya;
- kawin-kontrak, demi menghindari zinah kepelacuran, atau melonggarkan ikatan seumur hidup yang sulit diantisipasikan;
- free-sex atas dasar suka sama-suka, tak akan merugikan siapa-siapa; mutlak urusan prive.
- kumpul-kebo, uji-coba perkawinan untuk mengurangi resiko cerai, serta meringankan dosa zinah, dan menghemat biaya perkawinan;
- cerai karena tak cocok, daripada-daripada hidup seperti dineraka; setiap hari berdosa?
- cerai karena mandul, kan kawin itu untuk pembenihan generasi? dll.



Hubungan suami-isteri yang dianggap tidak lagi menguntungkan, melainkan yang membawa penderitaan yang tragis, kini telah menjadi dasar yang absah untuk perceraian Istilah tipuan untuk menjagoi perceraian adalah: DARI PADA. "Daripada-daripada hidup seperti dinereks. lebih baik ...." dan Anda tahu apa terusan kalimatnya! (bercerai. bunuh diri. membunuh sidia. membakar/meracuni ... ooh ... begitu mengerikan!)

Namun perkawinan yang dianggap gagal belum mesti gagal Paradigma, ekspektasi (harapan) dan usaha, masih bervariasi amat luas yang dapat diteroboskan secara determinatif didalam Tuhan Perkawinan yang "gagal" bukanlah suatu neraka-final. Ia adalah sebuah perjalanan keras hukuman pencobaan berat. Sebaliknya. perceraian yang sukses, bukanlah sebuah sukses kehidupan. Malahan dihadapan mata Tuhan, "perceraian (diluar zinah) yang dianggap sukses" adalah lebih gagal ketimbang "perkawinan yang dianggap gagal" Perceraian- sukses ini bukan keluar dari neraka, melainkan sedang masuk kedalam neraka-zinah, baik bagi suami maupun isterinya. Tidak banyak lagi pasangan yang sadar bahwa itu adalah tipu-daya dan cengkeraman setan.

Kita percaya pasangan yang siap-siap cerai telah berjuang keras dan mencoba segala sesuatu. Mengandalkan teman dan famili, penasihat perkawinan, sampai-sampai kepada "orang-pintar" dan pengacara-perceraian. Namun kita lebih percaya bahwa mereka belum cukup berseru dan melibatkan Yesus yang imanuel, "Allah yang menyertai kita" yang berjanji: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5).

Suami dan isteri yang siap-siap bercerai adalah orang-orang yang rebutan menempatkan dirinya masing-masing sebagai penguasa rumah tangga. Mereka lupa bahwa Tuhanlah kepala-keluarganya yang sejati. sebab cinta dan perkawinan itu adalah design Tuhan Namun Ia tidak dilibatkan dalam kasus yang satu ini secara memadai. dalam kuasa Roh Ku¬dus. Padahal Yesus berjanji bahwa "Bapa akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Lukas 11: 13). Dan Dia membuktikannya kepada murid-murid-Nya. "Terimalah Roh Kudus" (Yohanes 20:22) yang memampukan murid-murid ini menghadapi segala medan perjuangan tanpa kecuali, hingga mati! Ini adalah kuasa ilahi yang memampukan kita untuk mematahkan supremasi setan, yang tidak bisa kita patahkan sendirian dengan akal Einstein. Sebab, "segala perkara dapat kutanggung didalam Dia (bukan diluarnya) yang memberi kekuatan kepadaku" (Filip 3:14). Terlalu banyak kesaksian yang bisa diberikan, bahwa jiwa yang tak putus-putusnya menjerit memohon belas-kasih Tuhan - Sang designer perkawinan- mendapati rumah tangganya dipulihkan kembali pada saat yang "mustahil".


Artikel terkait :
YESUS MEMURNIKAN HUKUM PEMBUNUHAN DAN PERZINAHAN DARI FISIKAL MENJADI MORAL-SPIRITUAL, di yesus-memurnikan-hukum-pembunuhan-dan-perzinahan-vt612.html#p1393

YESUS MENANTANG "ORANG-ORANG SALEH" YANG MERASA LAYAK MENGHAKIMI ORANG LAIN, di yesus-menantang-orang2-saleh-yg-merasa-layak-vt613.html#p1395

PERCERAIAN : "kecuali" Karena Zinah, Matius 19:9, di perceraian-kecuali-karena-zinah-matius-19-9-vt2169.html

X. INTI HUKUM TAURAT DAN KITAB SEGALA NABI: KASIH



Syukurlah bahwa dewasa ini hanya tinggal sedikit orang yang belum tahu apa ajaran Yesus yang paling dominan dan menyentuh, yaitu KASIH! Tidak heran kristianitas disebut orang sebagai agama kasih. Namun kita harus mengakui bahwa semua agama dunia memang mengajarkan kasih. dan Allah- nya tentu mengasihi dan menyayangi pula umatNya. Tetapi tidak banyak orang yang tahu akan perbedaan keduanya, lalu cenderung menyama-ratakannya.


Beda kasih Tuhan yang satu dengan yang lainnya
"Kasih-Tuhan-Alkitab" adalah hakekatNya sendiri, sementara "Kasih-Allah dalam agama lain", adalah apa yang dilakukan Allahnya! Yang satu merupakan essensi-kasih, yang lain berupa aktifitas-mengasihi!



Itu sebabnya Kasih Tuhan Alkitab adalah kasih yang tidak bersyarat (unconditionallove), sementara kasih Allah lain adalah mengasihi (loving) -atau lebih tepat, mengasihani-manusia dalam syarat-syaratNya.

Karena hakekat Tuhan adalah kasih, maka kasih harus mengisi seluruh "ruang-lingkup" keberadaan Tuhan, artinya la berada dalam total domain kasih: yaitu mengasihi seluruh manusia. dan menuntut dikasihi balik oleh setiap manusia, seraya mengharuskan terjalinnya kasih diantara semua sesama manusia pula! Dan itulah yang digoreskan oleh Tuhan dalam Taurat, untuk diteruskan dan dihafal turun temurun. seper.: yang tercantum dalam Ulangan 6:5 dan lmamat 19:18. Dan terhadap kedua hukum ini, Yesus meletakkan konfirmasiNya sebagai Hukum yang Terutama dari segala hukum, "Kasihilah Tuhan. Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius 22: 37-40).

Sekali diturunkan, hukum-kasih ini sudah ditakdirkan bersifat kekal, tidak terhilangkan.
Bacalah bagaimana perintah Tuhan untuk mengamankan kekekalannya, sbb:

"Apa yang ku (Musa) perintahkan kepadamu hari ini (Hukum Kasih), Haruslah engkau perhatikan, Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
Dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu.
Apabila engkau sedang dalam perjalanan, Apabila engkau berbaring
Dan apabila engkau bangun.
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu
Dan haruslah itu menjadi lambang didahimu
Dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu, Dan pada pintu gerbangmu."



Kristianitas mengimani bahwa KASIH dalam Hukum Yang Terutama ini adalah unsur yang paling luhur, tidak terhapuskan, dan tidak akan berkesudahan sekalipun unsur lainnya boleh lenyap. Disorga, kita akan hidup berketerusan dalam transendental kemuliaan. kasih kepada Tuhan dan sesama persaudaraan. Yesus menegur keras orang yang menafsirkan kehidupan disurga seolah seperti didunia saja. Padahal status dan relasi (termasuk sex) suami-isteri di bumi. dan apa saja dari unsur-unsur bumi itu tak satupun yang dapat dibawa-bawa untuk diteruskan kesorga! Yesus mendamprat sekaligus menelanjangi orang-orang yang telah berani berspekulasi tentang "muatan sorga" yang diduniakan: "Kamu sesat. sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat disorga" (Matius 22: 29.30).

Sex, gender, status suami-isteri, relasi famili, dan lain-lain unsur dunia sungguh akan tamat dan tidak dapat diteruskan disorga! Semua itu dilenyapkan pada Hari Tuhan. Tata hubungan setiap manusia yang berasal daripadaNya harus dikembalikan kepada asalnya. Kehidupan sorgawi harus dipusatkan kepada Pusat kehidupan, yaitu Diri Allah sendiri. Setiap anggapan atau ajaran yang mencoba meneruskan relasi-duniawi kedalam Kerajaan Sorgawi (dengan kelompok-keluarga yang berbeda kedekatan relasinya), telah di-cap oleh Yesus sebagai pandangan yang sesat. Dan siapakah yang lebih tahu daripada Yesus mengenai keberadaan dan muatan sorga? "Tidak ada seorangpun yang telah naik kesorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia (Yesus)" (Yohanes 3:13).

Banyak dongeng yang dikisahkan orang-orang dunia tentang alam akhirat dan sorga. namun hanya Yesus-lah yang berotoritas mengungkapkan semua ini, karena kemaha-tahuan dan asalNyaImAlkitab memang menerangkan kepada kita apa-apa yang bukan, dan apa-apa yang tetap menjadi muatan sorga:

"Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu (1 Korintus 7:31).
"Pada hari itu (kiamat) langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangu dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada diatasnya akan hilang lenyap" (2 Petrus 3: 10).
"Kasih tidak berkesudahan: nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; en etahuan akan lenyap" (1 Korintus 13:8),
"Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam diatas puji-pujian orang Israel.. ." (Mazmur 22:4).
"Siapakah yang tidak takut ya Tuhan. dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus: karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau ..... (Wahyu15:4).

Jadi, semua yang berasal dari dunia akan lenyap, bahkan juga seperangkat komunikasi dari Allah kepada manusia (atau sebaliknya) akan lenyap, yaitu nubuat dan bahasa roh dan pengetahuan. Hal ini terjadi karena pada Hari Tuhan semua masalah menjadi terbuka, tak ada yang tersembunyi lagi:
"Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui" (Matius 10:26). Namun Kasih, Persekutuan (Israel baru), Puji-pujian dan Penyembahan, Kemuliaan/keagungan Allah tinggal kekal tak berkesudahan.

Sekarang, bila sedemikian be ar maknanya, luhurnya, dan kekalnya Kasih ini (Hukum Yang Terutama) sehingga ia harus menjadi tanda dan lambang bagi hukum Tuhan, maka siapakah yang percaya bahwa ayat-ayat dalam Hukum Yang Terutama ini bukan aslinya dari Tuhan? Malaikat, Nabi, dan manusia manakah yang tidak menyetujui ayat tersebut? Atau adakah manusia yang mampu menemukan -dari segenap khasanah kitab-kitab Allah-ayat tandingan yang lebih luhur dan mulia daripada ayat tersebut? Sungguh mustahil ada "ayat manusia" yang mampu disandingkan dengan kemuliaanNya!


Rumus Kebenaran
Bila demikian halnya, maka kita cenderung berkesimpulan dalam satu perumusan baku, bahwa sebuah Kitab Suci yang datangnya asli dari Tuhan haruslah, wajiblah, tidak bisa tidak bermuatan kasih, yaitu dengan mengekalkan Hukum Kasih Yang Terutama itu!!

XI. RELASI ADALAH SEGALANYA



Tibalah kini kita kepada inti pembahasan. Tidak banyak teman-teman non-kristiani yang
paham bahwa kristlanitas menempatkan RELASI dan bukan ATURAN-ATURAN AGAMA sebagai bagian dari ibadah yang paling utama. Kristianitas meyakini hubungan pribadi melebihi filosofi dan aktifitas keagamaan. Relasi kita dengan Allah yang menciptakan kita adalah segala-galanya. Yesus berkata bahwa "hukum" yang paling utama adalah mengasihi Allah, lalu diikuti mengasihi sesama kita. Tiada lain, Hukumnya adalah relasi!

Dan ibadahnya bukanlah ritus-ritus aturan, melainkan relasi-kasih diantara mahluk dengan Khaliknya. Itulah sistim dan "aturan" nya yang terutama.

Bukankah aspek kehidupan kita yang paling pokok adalah relasi kita dengan orang-tua kita, teman-teman calon pasangan kita, suami, isteri, anak-anak dst.? Tanpa relasi, kita hanya menemukan kehidupan dan dunia yang hampa Anggur pesta boleh berlimpah. musik boleh menggelegar, bahkan narkoba dan sex boleh berpora-ria, Namun tanpa relasi. Anda akan ditinggalkan dalam ketandusan dan kehampaan jiwa. Bahkan relasi sesama-manusia pun tidak akan memadai tanpa disertai dengan relasi dengan Pencipta dirinya. Kenapa begitu?

Ya, Alkitab menerangkan kepada kita bahwa akar dari kehampaan adalah karena manusia memalingkan mukanya dari Allah, yang merupakan SUMBER HIDUP YANG SEJATI.

Allah berkata; "Carilah Aku. maka kamu akan hidup!" (Amos 5:4)
• Mazmur Daud berkata: "Sebab padaMu ada sumber hayat" (Mazmur 36: 10)
• Injil berkata: "Dalam Yesus ada hidup" (Yohanes 1 :4).
• Yesus berkata "Akulah roti hidup" ... "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yohanes 6:35. 11:25).
• Yesus mengumpamakan : "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya .... Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku ia dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering ..." (Yohanes 15:5.6)



Kehidupan (yang sejati dan kekal) hanya berfungsi ketika kita be-relasi intim dengan sumber hidup, yaitu Yesus (!) yang menyatu dalam Bapa dan RohNya (Kejadian 1:26; 3:22; Yohanes 8:42: 10:30; 15:26; 14: 10: dll). Sebaliknya, roh jahat amat takut bila terjadinya pengenalan Allah oleh manusia. dan relasi antara manusia dengan Penciptanya. Sebab itu akan berarti pertobatan manu ia kepada Khaliknya yang berakibatkan kebangkrutan bagi kerajaan setan. Itu sebabnya roh jahat memakai tangan-tangan manusia untuk menolak keseluruhan konsep-relasi ini. Ia menolak "Bapa", maupun "Anak'. dan "Roh Kudus". Keberadaan Anak Allah dianggap sebagai pencemaran kekudusan Allah yang tak mungkin beranak karena la tak mungkin beristeri (padahal tidak ada anak-anak Tuhan yang mengimani Allah yang beristeri lalu beranak). Keilahian Roh Kudus digeser menjadi hakekatnya seorang mahluk malaikat saja. Dan hubungan langsung dari anak-manusia dengan Allahnya dimustahilkan, karena Allah bukan Bapanya siapa-siapa melainkan DIA-lah Dia yang tak terjangkau oleh mahlukNya Bahkan terhadap Yesuspun didongengkan dalam pelbagai versi tentang putus-nya hubungan Yesus dengan murid-muridNya, mulai dari menghilangkan Yesus yang tersalib. atau jenazahNya yang dicuri, atau akhirnya pengutusan kenabianNya dialihkan ke negeri Timur entah kemana. dan dialihkan oleh Allah yang mana (lihat bab V. sub Penyaliban). Padahal dimana-mana Yesus selalu menjanjikan penyerta-anNya kepada para pengikutNya sampai kepada akhir zaman! (Matius 28:20; 18:20 dll).

Roh jahat tidak ingin adanya hubungan-kasih dan relasi rohaniah ini. Namun sejak kejatuhan Adam. Allah justru yang merancang pemulihan hubungan istimewa ini dengan meng-inkarnasikan FirmanNya (Kalimat Allah) kedalam dunia menjadi manusia, agar bisa be-relasi dan berfirman langsung dengan manusia. Sejak itu tidak diperlukan lagi peran-antara berupa nabi-nabi, atau agen penyampai-wahyu yang lain, harap baca kitab Ibrani 1: 1-3 dengan seksama Yesuslah yang menjalankan misi dan janji keselamatan Allah, langsung kepada murid-muridNya, dan kini kepada setiap manusia.

la berulang-ulang menyerukan relasi langsung: "lkutlah Aku!" la tidak berkata: "lkutlah, agama Musa". atau Ikutlah agama Abraham ", atau bahkan "Ikutlah agama-Ku". Yesus tidak memanggil orang-orang untuk mengikuti sebuah agama, atau sekumpulan kaidah, ibadat atau upacarawi keagamaan yang jelas bukan merupakan sumber dan pusat penyelamatan. la mengundang Anda dan saya untuk datang langsung kepada DiriNya, berelasi dengan PribadiNya yang merupakan sumber-daya dan pelaku penyelamatan secara berkepastian!

• Kepada masing-masing Matius dan Filipus, Yesus berkata: "Ikutlah Aku!" (Matius 9:9; Yohanes 1:43).
• Kepada Petrus dan Andreas. Ia berkata: "Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala rnanusia" (Matius 4: 19).
• Kepada salah satu pengikutNya. Ia berkata: "Ikutlah Aku dan biarlah orang mati menguburkan orang-orang mati mereka" (Matius 8:22).
• Kepada seorang muda yang kaya. Ia berkata: "Datanglah kemari dan ikutlah Aku" (Matius19:21).
• Kepada Petrus menjelang kenaikanNya kesorga, Yesus berkata: "Tetapi engkau. ikutlah Aku" (Yohanes 21:22)



"Ikutlah Aku" versus "Ikutlah agamaku"


Mengikut Yesus sama sekali bukanlah ikut melangkahkan kaki secara lahiriah. Ketika Yesus mengingatkan Petrus untuk mengikutiNya menjelang kepergianNya kesorga, itu bukan dimaksudkan agar Petrus mengikuti Dia sekalian naik kesorga. Orang-orang yang dipanggil untuk ikut Yesus dimaksudkan agar menyerahkan hidupnya bagi DIRI YESUS yang merupakan pusat keselamatan yang sejati, yaitu Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yohanes 14:6). Keselamatan, dan berkat-berkat Abraham adalah tertanam dalam diriNya, bukan dalam filosofi tentang diriNya. Karena itu ada perbedaan besar antara "Ikutlah Aku" (baca: Ikut Yesus - disingkat IA) dan "Ikutlah Agamaku" (baca: ikut sebuah agama - disingkat IAK). Didunia ini kita berhadapan dengan dua mazhab pengikut seperti itu. satu dan lainnya mencari keselamatan dengan cara yang sangat berbeda secara mendasar. Beberapa kesenjangan yang pokok kita ringkaskan disini:



1.Kesenjangan kedekatan dengan sumber Firman.

Konsep (IA) memfokuskan Yesus sebagai Pribadi¬Firman ("Pemilik- firman") yang berfirman dan berelasi langsung dengan pengikut firmanNya, yang sekaligus menjadi saksi mata atas firmanNya.

Sebaliknya konsep (IAK) memfokuskan wahyu dari "Pemilik-firman " yang dipercaya telah didikte-kan kepada manusia. lewat perantara mahluk tertentu (baca: malaikat) untuk diteruskan kedalam ingatan manusia tertentu (baca: nabi) sebelum diucapkan kepada manusia. Disini jelas bahwa relasi antara Pemilik-firman dan pengikutNya adalah sedemikian jauhnya. sehingga praktis tak dapat dt-substansikan. Bahkan pengikut firman Nya sendiri tidak menjadi saksi mata atas firman Allah yang diwahyukan lewat dua tahapan mahluk perantara.

Akibatnya, para penganut (IA). kini dan sampai kapanpun dapat selalu berkomunikasi langsung dengan "Pemilik firman ", karena peranNya sebagai Imanuel selalu aktif dan langsung. Sebaliknya menjadi pertanyaan terbuka, bagaimanakah penganut (IAK) kini dapat berdoa, bersembahyang, atau berko¬munikasi langsung dengan "Pemilik firman" mengingat dulu-dulu-pun Firman dan komunikasi AI~ lah-nya tidak pernah diwahyukan secara langsung kepada mereka?! Dan andaikata mereka sekarang memang bisa berkomunikasi langsung, kenapa Allah dulu-dulunya tidak berwahyu langsung puja, melainkan lewat dua tahapan mahluk perantara??



2. Kesenjangan akan jaminan keselamatan

Konsep "Ikutlah Aku" mengakui Yesus sebagai pemilik dari pengikutNya. Mereka adalah domba-domba milikNya, dan Dia adalah Gembala yang baik, Penyelamat (penebus) dan yang empunya sorga (Yohanes 14:3).


Karena Yesus adalah sosok gembala, penyelamat dan pemilik sorga, maka para pengikutNya tidak akan tersesat tidak sarnpai ketujuannya. Mereka ikut Yesus, dan itu sudah langsung masuk dalam gerbong kereta yang jalur-keretanya sudah benar sampai ketujuannya. yaitu lurus kesorga. dan tidak kebingungan dalam persimpangan memohon untuk ditunjuki lagi mana jalan yang lurus!


Keselamatan adalah anugerah langsung dan pasti dari Sang Gembala kepada domba-domba yang berelasi dengan diriNya. Maka keselamatan-kekal bukanlah hasil-usaha manusia. karena manusia yang tidak kekal (yaitu domba yang lemah. rapuh dan rawan. yang amat tak berdaya dihadapan Tuhan) sungguh tak mampu mengusahakan sebuah keselamatan kekal bagi dirinya. Menyelamatkan diri kita sendiri dari sakit. dan susah. dan kematian-badani saja kita tak sanggup; maka bagaimana dapat kita menyelamatkan diri kita dari neraka. suatu kematian-kekal akibat dosa-dosa kita?

Alkitab berkata, bahwa keselamatan itu anugerah Allah, bukan buah usaha manusia! (Efesus 2:8.9) Namun salah pahamlah Anda Jikalau menyangka bahwa dengan anugerah yang cuma-cuma ini lalu anak-anak Tuhan akan ber-ongkang-ongkang kaki tidak usah berbuat apa-apa lagi. karena merasa sudah selamat. Itu bukan namanya anak Tuhan, melainkan anak durhaka, yang tak tahu terima kasih!

Lihat artikel :
YESUS KRISTUS, GEMBALA YANG BAIK, di yesus-kristus-gembala-yang-baik-vt2320.html


Membalas budi, bukan membeli budi
Justru karena kebaikan Tuhan itulah, kini kita rindu melakukan perintah dan kehendakNya Perbuatan-perbuatan baik kita lakukan sebagai ungkapan syukur dan kasih kita atas keselamatan yang telah Dia berikan cuma-cuma kepada kita, bukan untuk "membeli" keselamatan, lewat setoran pahala. Dengan kata sehari-hari, kita "membalas budi", bukan membeli budi!



Sebaliknya, konsep (IAK) tidak memberikan jaminan pasti akan keselamatan. Para pengikut sebuah agama mengandalkan usaha dan perjuangan mereka untuk memahami dan mentaati pernik hukum. rukun, ibadat dan aturan upacarawi keagamaan yang ditetapkan oleh Allah, agar dapat mengusahakan amal-pahala yang mudah-mudahan cukup melayakkan keselamatannya kelak. Disini Allah bersuara, lewat nabiNya,
agar manusia beraction. Namun Dia sendiri tidak ber-action dalam tindak-penyelamatan

Sebaliknya Yesus telah bersuara dan beraetion! Yesus sendiri turun tangan turun kedunia untuk menyelamatkan anak-anakNya yang tak berdaya keluar dari pembelengguan dosa yang mematikan. Dia yang mematahkan kematian. dan bangkit dan memberi hidup bagi mereka yang menjawab undanganNya yang unik, "Ikutlah Aku!"



3. Kesenjangan peluang keselamatan karena beda ilmu agamanya.

Konsep (IAK) mutlak menuntut pemahaman ilmu agama bagi setiap pengikut yang benar, yaitu penguasaan pasal-pasal hukum, akidah, ritual ibadat, aturan-aturan upacarawi keagamaan, jenis pahala dan bobotnya dll agar dapat mengoperasikannya secara benar dan maksimal apa-apa yang diharuskan dan yang diseyogyakan dalam aturan agamanya. Juga apa-apa yang harus diharamkan, dan apa yang masih boleh ditoleransikan Dengan demikian, tentu banyak aturan-aturan yang masih "tersembunyi" bagi para pengikutnya, baik yang tersurat, yang tersirat, perbedaan tafsir dan mazhab, dan bagaimanapun memang ada saja yang tidak mampu tahu semuanya! Secara natural tuntutan demikian akan membagi para pengikut menjadi pihak yang lebih-berilmu dan yang kurang-berilmu dalam pemahaman agamawi yang meng-hasilkan pahala, yang pada gilirannya dapat men-ciptakan peluang keselamatan yang berbeda diantara keduanya.

Khususnya bagi orang yang miskin ilmu-agama karena termasuk yang buta-huruf, kurang-akal, cacat fisik tertentu, atau setidaknya bagi penganut-pemula atau petobat yang kasep (sesaat menjelang kematiannya).

Sebaliknya konsep (IA) berpusat pada relasi kasih. "Ikutlah Aku!", adalah seruan kasih Yesus yang amat sederhana dan mendasar untuk menyelamatkan siapa saja yang merespon undangan-Nya untuk ber-relasi. "Marilah kepadaKu, semua vang letih lesu dan berbeban berat ... ", demikian panggilan kasih Yesus kepada manusia (Matius 11 :28).

Panggilan keselamatan yang tidak ada urusan dengan apakah dia sibuta-tuli-bisu ataukah dia " ahli Taurat" . Tak peduli ia laki-laki atau perempuan, kriminal atau pemungut cukai Ikut Yesus tidak memerlukan ilmu, melainkan iman! Untuk ini, mari kita renungkan sejenak kisah seorang kriminal yang tersalib disamping salib Yesus (lihat Lukas 23: 33-43). Pada detik-detik terakhir, sipanjahat ini meminta Yesus untuk menerima dia sebagai pengikutNya, "Yesus, ingatlah akan aku .. ". Maka Yesus serentak menganugerahkan penjelamatan penuh baginya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku didalam Firdaus" (Lukas 23:43). Disini tampak betapa Sang Firman (Kalimat Allah) seolah-olah kembali menghunjukkan Kalimat-kuasaNya: "Jadilah!". Sama seperti ketika Yesus menyembuhkan orang-orang sakit dalam sekejab, begitu pula Dia memulihkan keber-desaan sipenjahat serta menganugerahkan keselamatan yang pasti, penuh dan seketika! Tidak ada istilah "moga-moga". Tidak juga dengan masa percobaan' Atau ditimbang-timbang besaran "pahalanya".

Sebaliknya, pada konsep "Ikutlah agamaku" (IAK), Anda selalu akan bertanya: Apakah ada kemungkinan "keselamatan-instant" (yang dapat dipertanggung jawabkan) pada saat-saat yang teramat kritis ketika seseorang dieksekusi seperti pada contoh si penjahat diatas? Apa yang harus dilakukan oleh si penjahat tersalib itu, yang "kasep tapi belum kasep" agar sedikit sedikitnya dia mendapat kesempatan dan kemungkinan untuk selamat?


Mendatangkan pertanyaan pada konsep (IAK), apakah "keselamatan-instant" seperti contoh si penjahat diatas dimungkinkan? Apa yang harus dilakukan oleh sipenjahat tersalib itu agar dia dapat selamat?


Relasi yang tak memerlukan ilmu-agama ini juga ditampakkan ketika Yesus terlihat memarahi murid-muridNya yang mencegah anak-anak kecil untuk menghampiri dan menjamahNya:

"Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah vang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka (Markus 10: 14-16).


Anak-anak kecil tidak mempunyai ilmu, tetapi mempunyai hati. Mereka tidak mandiri, "miskin", tak bisa berusaha, tak berdaya, tetapi bergantung sepenuhnya kepada Bapak (dependent). Anak-anak kecil adalah kaum yang rendah hati, sederhana, polos, pemaaf, membawa damai, dan hati yang terbuka. Tetapi lebih dari semua, mereka percaya total, beriman penuh kepada bapaknya, Mereka adalah pengikut yang paling layak bagi seruan Sang Bapa: "Ikutlah Aku"! Mental dan alam jiwa demikianlah yang dinyatakan Yesus sebagai yang empunya sorga. Mereka tidak mengusahakan keselamatan, namun mereka diselamatkan dan mendapatkan berkatNya!

Dan dalam kapolosan kanak-kanaknya. mereka bersyukur, melompat-lompat dan bersorak-sorai memuji sang Bapa .... Betapa indahnya!



"Bapa, adalah total relasi


Dikeseluruhan Injil. Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk memanggil Allah sebagai BAPA dan tidak ada nama panggilan yang lain. Dalam doa kepada Allah, Yesus juga meminta mereka memanggil "Bapa kami". Dalam bahasa Aram, Bapa disebut ABBA, suatu sebutan yang amat pribadi, intim, dan penuh dengan kasih dan pengampunan. Inilah panggilan/ sebutan yang menunjukkan relasi-pribadi dan langsung yang luar biasa dekatnya antara Allah Sang Pencipta dengan manusia ciptaanNya. suatu hal yang asing dalam agama lainnya. Orang-orang lain tak dapat mengakui Tuhan itu sebagai Bapanya, karena manusia hanyalah hamba (budak) dari Tuan yang Maha Besar, yaitu Allah. Namun dalam Injil. terdapat sebutan BAPA sebanyak 186 kali (!) yang ditujukan kepada Allah. Apakah istilah ini dipalsukan sehingga tetap diingkari? Tuduhan naif! Fakta ini sendiri telah menunjukkan betapa pentingnya sosok "Bapa" sebagai total-relasi bagi manusia. Sebab dengan sebutan ini kita sekaligus ditempatkan sebagai anak-anak Allah yang dikasihiNya. dan bukan budakNya yang tidak berhak atas kasihNya. kecuali hanya menunaikan tugas dan beban.

"Bapa" adalah panggilan Yesus yang pertama kalinya ketika Ia disalib, "Ya, Bapa ampunilah mereka ..." (Lukas 23:34). Dan juga merupakan panggilan Yesus yang terakhir kalinya, sesaat sebelum Ia menyerahkan nyawaNya: "Ya Bapa. kedalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu" (Lukas 23:46).

Sambil lalu, panggilan "Bapa" ini sekaligus membuktikan bahwa Yesus sendirilah yang tersalib (dan bukan orang lain) yang sedang memanggil BapaNya. Panggilan yang begitu intim dan mulia itu dapatkah diserukan oleh" sosok imitasi" (entah siapa), yang katanya. dimirip-miripkan Allah diatas kayu salib demi mengelabui semua orang-orang Yahudi?! Apakah Allah yang Maha Benar dan Kuasa itu kehabisan cara sehingga perlu mengelabui umatNya? Termasuk murid dan pengikutNya dan Maria, ibuNya? Yang ikut menjadi saksi-mata sampai kedekat salib Anaknya? (Yohanes 19: 25-27). Jikalau begitu, Allah yang mengelabui itu tentu bukan Bapa yang di serukan Yesus!

Kembali ke-pasal semula tentang relasi dengan Tuhan yang tidak menuntut penguasaan ilmu-ilmu agama untuk bisa diselamatkan. Harap jangan salah. Kristianitas bukan melecehkan ilmu. atau tidak bertanggung jawab dalam pendewasaan rohani. Ikut Yesus adalah masuk dalam relasi dengan Yesus. dan mulai belajar mengasihi Dia, karena Dia telah mengasihi kita terlebih dahulu. Secara natural kita akan bersyukur kepadaNya, senang mendengar "suaral-lya", dan belajar ten tan firmanNya. yaitu Injil Kabar Baik. Kita menjadikan itu makanan rohani kita, yang ternyata memberikan berkat yang nyata dalam kehidupan baru kita bersama Dia. Kita bertumbuh dalam iman. dan selalu ingin menyenangkan hati Tuhan. dengan melakukan apa-apa yang dipesankanNya dalam Janji-Nya.


Bukan usaha-usaha keselamatan melainkan buah-buah keselamatan
Melakukan perintah-perintah Tuhan bukanlah usaha-usaha mencari keselamatan, melainkan buah-buah keselamatan' Dan alasan yang terbaik untuk itu hanyalah tiga kata sederhana, yaitu karena Tuhan Itu Baik' "Kita mengasihi, karena Allah lebih dulu mengasihi kita" (1 Yohanes 4:19).



Artikel terkait :
KEKRISTENAN ADALAH RELASI, di kekristenan-adalah-relasi-vt621.html

XII. PERTANYAAN BESAR: KENAPA HARUS YESUS?



Ada banyak alasan kita merisauk~n hidup k.ita disini. Ada lebih banyak lagI alasan kita
menggelisahkan kematian kita. Namun sebenarnya ada cukup alasan kenapa kita merasa aman, terjamin, tepat dan dalam sukacita mengandalkan Yesus dalam hidup kita didunia dan diakhirat. ...


Pertama, karena Yesus itu Baik dan Benar.


AjaranNya baik dan benar. Kasih dan kepedulianNya baik dan benar. KaryaNya baik dan benar, yang mengabsahkan setiap kata-kataNya!

Ia benar dalam seluruh kehidupanNya, serta diakui oleh semua kawan dan lawan' Didalam sejarah manusia sepanjang zaman. hanya Yesus-lah yang adil. kudus dan benar. Kudusnva Yesus bukan sembarang suci, bersih atau saleh, namun KUDUS sepenuhnya secara faultless (tidak berbuat dosa), dan sinJess (tanpa dosa) yang dipisahkan secara khusus dari mahluk ciptaan lainnya.

Benarnya Yesus juga bukan pula benar biasa. la bukan hanya berkata seperti nabi-nabi lainnya, "Apa yang Kukatakan itu benar" , namun la juga berkata, "Akulah Kebenaran' (Yohanes 14:6). Ia adalah Sang Benar, Realitas tertinggi, yang benar (right) dan yang betul (true) seutuhnya. (Mazmur 33:4).

Lihat artikel terkait :
KEBENARAN, di kebenaran-vt716.html#p1646


Yesus bertanya kepada musuh-musuhNya: "Siapakah diantara kalian yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yohanes 8:46), dan tak ada yang menyanggahNya. Dan dengan cara yang otoritatif Yesus menyatakan diriNya sebagai Sang Benar, bukan hanya mengajarkan tentang kebenaran:

"Akulah pokok anggur yang benar" (Yohanes 15:1)
"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup" (Yohanes 14:6)


Sesaat setelah Yesus menghembuskan nafas terakhirNya diatas kayu salib. kepala pasukan Romawi yang menyalibNya harus berbalik-hati dan berkata dengan pengungkapan dan pengakuan batiniah: "Sungguh. orang ini adalah orang benar" (Lukas 23:47).

Yesus mencetuskan makna moral dan etika yang paling tinggi. Sekaligus bertindak melakoninya. Ia penganjur dan pelaksana keluhuran dan kejujuran. Ia meluruskan poligami yang banyak diselewengkan dengan akal-akalan manusia. Ia tidak merakusi (mengambil) tetapi memberi. AjaranNya adalah memberi, memberi dalam kasih dan suka-cita. "Berilah, maka kamu akan diberi" (Lukas 6:38). Dan Ia sendiri memberikan nyawaNya untuk keselamatan kekal kita. Namun Ia juga memberikan damai-sejahtera yang berbeda jauh ketimbang yang dunia berikan:

"Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu" (Matius 11:28)

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu" (Yohanes 14:27).



Ia memberi pelajaran dan contoh-keteladanan yang lemah lembut, rendah hati dan penuh pengampunan. la berkala kepada Anda dan saya: "Belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati!" (Matius 11:29).

Artikel terkait : PIKULLAH KUK, MATIUS 11:28-30, di pikullah-kuk-matius-11-28-30-vt39.html#p93


Dan Ia mengampuni para pembunuhNya dalam sekarat kematianNya diatas kayu salib:
"Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34).

Yesus sungguh menggenapi apa yang telah dikatakan Daud: "TUHAN itu baik dan benar" (Mazmur 25:8).

Lihat Artikel terkait : ALLAH ITU BAIK, di baik-kebaikan-vt1350.html#p4584



Kedua, Ia seperti pengakuanNya adalah Tuhan, dan tidak bisa lain dari Tuhan!


Kita tahu ada sebagian orang mengakui kebesaran kuasa Yesus didunia dan dialam akhirat. Namun entah kenapa pengakuan itu hanya berhenti sampai disitu saja, lalu dikaburkan atau dihambarkan seolah olah itu hal biasa saja. Padahal ada konsekwensi yang melekat atas pengakuan kuasaNya yang SUPERLATIF ini, yaitu Yesus harus dipercaya sebagai sosok yang berdaulat atas urusan manusia didunia maupun kelak diakhirat! KedaulatanNya aktif disepanjang waktu, hingga kelak diakhirat! Juga aktif disepenuh ruang, didunia, alam barzakh, disemesta-alam akhirat, disorga, manapun! (Matius 28:18; Filipi 2:9,10)

Dilain pihak, ada sebagian orang lain yang hanya mengakui Yesus sebagai Guru Besar yang teramat moralis, namun menolak mengakuiNya sebagai Tuhan atau Anak Allah yang dianggap sebagai diluar logika! Kepada orang-orang ini. maaf, kita bisa mengatakan bahwa mereka sendiri sungguh kurang paham apa artinya berlogika. Kenapa? Ya, bilamana benar bahwa Yesus hanya seorang moralis agung (atau sekedar nabi yang bersih) namun sampai mengklaim bahwa la adalah Tuhan dan Anak Allah, maka PASTILAH Yesus itu guru gadungan, alias sipembohong yang bejat, atau Dia seorang gila yang berbahaya! Maka pastilah Dia bukan guru moral dan etika yang terbesar!

Sekali saja Yesus mengaku diriNya Tuhan, maka hanya ada tiga kemungkinan bagi Dia.
Ia memang BENAR Tuhan, atau Ia BENAR penipu jahat, atau la BENAR gila tak waras.


Anda tidak punya pilihan lain. Anda dipersilahkan menyimak seluruh Kitab Injil, seluruh Kitab-kitab Allah dan catatan sejarah, dan sejelek-jeleknya Yesus di mata Anda, Anda tidak akan menemukan diri-Nya sebagai "si penipu" dan "si gila". Jadi, betapapun enggan dan menakutkan Anda, Anda SEBENARNYA tak ada pilihan lain selain harus mengakui apa yang diakui sendiri oleh Yesus, yaitu BENAR Yesus itu Tuhan: "Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat. sebab memang Akulah Guru dan Tuhan " (Yohanes 13:13).

Sebagai Tuhan, mau tidak mau, hidup kita harus berurusan dengan Dia. Bahwa Anda menolak berurusan dengan Dia, itu tidak akan mengubah kebenaranNya sebagai Tuhan semesta-alam. Pada akhirnya kebenaran ayat-ayat inilah yang akan terjadi dalam penghakiman Nya diakhir zaman. Dan apa yang akan terjadi dihari kiamat itu, tergantung kepada bagaimana respon kita terhadapNya dalam kehidupan, sekarang ini!

"KepadaKu telah diberikan segala kuasa disorga dan dibumi" (Matius 28: 18).
"Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada dilangit dan yang ada diatas bumi dan yang ada dibawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan" (Filip i2: 10,11).
"Dia-lah (Tuhan Yesus) yang ditentukan Allah menjadi hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati" (Kisah 10:42).
• "Apabila Anak Manusia (Yesus} datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka la akan bersemayam diatas tahta kemuliaanNya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan dihadapanNya ... Dan Ia akan berkata .... "Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah dalam api yang kekal" (Matius 25:31-32,41)
".... pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikatNya. dalam kuasaNya, didalam api yang menyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus. Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya ... " (2 Tesalonika 107-9).


Marilah kita mencoba menjawab satu eprtanyaan secara penuh kejujuran kehati.

"Kenapakah Yesus yang begitu benar, kudus, kuasa, dan sempurna ajaibNya itu tidak mungkin TUHAN seperti yang di-klaimNya dan yang dibuktikanNya sendiri? Serta yang didukung oleh otoritas Ilahi, Nabi dan malaikat-malaikatNya? Bukti-bukti (bukan klaim) apakah yang ada pada kita-kita untuk menolak Yesus itu Tuhan?



Iman versus iman
Sesungguhnyalah, untuk mempercayai "Yesus bukan Tuhan", diperlukan iman yang jauh-jauh lebih besar ketimbang mempercayai "Yesus benar Tuhan"!




Ketiga, Yesus Mahakasih, berkorban segalanya bagi kita.


Para ahli teologi dia bad pertengahan pernah menjajaki apa yang dinamakan "teoloqi keledai" (asinus-theology). Mereka mempertanyakan, "Dapatkah Tuhan menjelma menjadi keledai untuk melakukan misiNya? Atau menjelma menjadi sebuah batu?" Jawaban teologi-kilat cukup mengutip satu ayat, yaitu: tidak ada yang mustahil bagi Allah! (Lukas 1:37, Kejadian 18:14)

Namun tentu teologi semacam ini akan ditolak, karena lebih merupakan spekulasi satu ayat yang tidak didudukkan dalam perspektif keberadaan Allah terhadap manusia

Masalahnya bukan dapat atau tidaknya Allah yang Maha Kuasa mengoperasikan kedaulatanNya, tetapi "Kenapa Tuhan menjelma menjadi manusia? Dan bukan keledai"

Dan pertanyaan ini menjadi mudah dijawab oleh konsep relasi, yaitu bahwa Allah melakukan hal itu karena mau membagikan sebuah RELASI khusus dengan manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupaNya. (Kejadian 1:26; Efesus 2:5-6). "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari (manusia) dan menyelamatkan (manusia) yang hilang" (Lukas 19:10). Itulah ujud kasih-setia-Nya yang dilimpahkanNya secara khusus kepada manusia!

Seperti yang dikatakan diatas, banyak agama mengklaim Tuhannya maha-kasih dan maha penyayang, namun tidak ada substansinya. KedekatanNya dengan mahlukNya-pun tidak dijabarkan apapun. Maka kita ulangi lagi sebuah pemahaman-lurus dalam mene; kebenaran Allah berdasarkan rumus-kasih:


Rumus Kasih
(1) Ajaran Tuhan yang tidak mengutamakan relasi-kasih adalah bukan berasal dari Tuhan Yang Maha-kasih.
(2) Bukti kasih, apalagi Maha-kasih, hanyalah satu, yaitu membela dan berkorban sebesar-besar korban bagi yang dikasihiNya.



Yesus yang Imanuel melakukan itu dengan mengorbankan nyawaNya diatas kayu salib, demi menebus dosa Anda dan saya. Allah manakah lainnya yang juga membuktikan diriNya berkorban bagi umatNya? Semuanya perlu disimak dan di-check kebenarannya dengan seksama oleh kita masing-masing. Kita sering merasa diri kurang "ilmu-agama", lalu percaya begitu saja semua klaim dan tudingan manusia "berilmu", Namun Maha AdilNya Allah telah memberikan kepada setiap manusia {yang mau mencari}. termasuk Anda dan saya, potensi yang sama untuk pertama-tama menemukan PribadiNya (bukan hukumNya)! Nabi Sulaiman dalam amsal kata-kata bijaknya mengajarkan satu hikmat kepada manusia:

"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar (memeriksa), itulah kebodohan dan kecelaannya" (Amsal 18: 13).


Periksalah kemana-mana, dan Anda akan menemukan bahwa ketiga alasan pokok yang disebutkan diatas, sungguh memberikan kita alasan terbaik - rasional maupun emosional - kenapa kita memerlukan Pribadi Yesus, lebih dari siapapun!

Periksalah kemana-mana, dan Anda akan menemukan bahwa ketiga alasan pokok yang disebutkan diatas. sungguh memberikan kita alasan terbaik - rasional maupun emosional - kenapa kita memerlukan Yesus, lebih dari siapapun!

XIII. KENAPA KITA KERASKAN HATI TERHADAP YESUS? SUATU TRAGEDI TERBESAR!



Sedih tetapi benar, bahwa terlalu sering manusia asyik mencari agama tetapi tidak menemukan Allah. Atau dengan perkataan sebaliknya. manusia sibuk mencari Allah. tetapi yang ditemukan adalah sebuah agama! Dengan banyak pengertian dan dalih dunia. manusia menolak Allah yang sedang melawat dan menawarkan anugerahNya. Dan yang dirangkul adalah agama karena itu dianggap Allah. Injil memprihatinkan hal ini, dan memperingatkan kita, "Dia telah ada didalam dunia dan dunia dijadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenaINya. Dia datang kepada milik kepunyaanNya. tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimanya" (Yohanes 1:10, 11). Adakah tragedi yang lebih besar dari pada itu? Selama berabad-abad manusia merindukan, mendoakan. mengharap dan menanti-nantikan kedatangan Sang Mesias. Dan tatkala la datang, mereka ramai-ramai meng-enyahkan Nya karena la tidak memenuhi kerangka pikiran mereka.

Yesus menjadi mahluk yang paling tidak diinginkan. Tak ada penginapan atau akomodasi swasta dan pemerintah yang mau menerima kelahiranNya. Pemerintah malahan berupaya membunuh Dia selagi bayi. Dan berduyun-duyun manusia ingin segera melenyapkanNya dengan menyalibkanNya. Sampai kinipun, banyak manusia berpura-pura memujiNya, namun diam-diam sengaja mengkerdilkanNya atau bahkan membenci dan memusuhiNya. Kita tidak heran lagi. karena kita telah diberitahu olehNya, bahwa dia lam roh terdapat pertarungan antara Roh Allah dan roh dunia Setiap rencana dan karya Allah selalu akan dicegat dan diselewengkan oleh iblis. Maka kitapun tahu kenapa Yesus. Injil, dan pengikut-pengikutNya begitu banyak menghadapi penolakan dan kebencian dunia.

"Terang telah datang kedalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat" (Yohanes 3:19).

"Aku (Yesus) telah memberikan firmanMu (Bapa sorgawi) kepada mereka (murid-muridNya) dan dunia membenci kepada mereka, karena mereka bukan dari dunia..." (Yohanes 17:14}

"Jikalau dunia membenci kamu (murid-murid Yesus), ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku (Yesus) daripada kamu" (Yohanes 15: 18)

"Bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu (murid-murid Yesus) akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah" (Yohanes 16:2).



Ketika orang-orang dunia berkata, "Saya tak ada waktu untuk Dia", mereka bukan merujuk kepada waktu melainkan hati. Mereka sesungguhnya berkata: "Hati saya tidak ada tempat bagiNya". Dan ini sama dengan kejadian 2000 tahun yang lalu, dimana masyarakat Yahudi tidak mempunyai tempat untuk mengakomodasikan kelahiran Yesus dalam rumahnya, dan kehadiran Yesus dalam hatinya. Ini membenarkan Injil yang berkata dalam tangisan bahwa "walaupun seisi dunia dijadikan dan dimiliki olehNya. Tetapi dunia dan penghuni-penghuninya tidak mengenalnya dan tidak mau menerimaNya" (Yohanes 1:10, 11). TETAPI dalam ketragisan yang paling memilukan, Yesus masih menawarkan satu wasiat-kewargaan terbaik bagi mereka yang mau menginsyafinya: "Tetapi (bagi) semua orang yang menerimaNya, diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya" (Yohanes 1: 12). Warganya anak Allah!! Kini Andalah yang memutuskan apakah Anda tetap merasa layak menolak Yesus dengan berkata, "NO, THANK YOU! Bukankah Dia ini Anak tukang kayu yang kita kenal? Bagaimana mulutNya bisa begitu lancang?!".

Tragedi dunia telah terjadi ketika "orang-orang kepunyaanNya" tidak mengenal, tidak mau kenal, dan tidak menerimaNya. Dan itu dilakukan dengan pelbagai alasan yang dianggap pintar, diantaranya sebagai berikut.



1. "Saya tak membutuhkan Tuhan"

Orang-orang yang berkata demikian biasanya adalah mereka yang merasa hidupnya happy-happy tanpa perlu campur-tangan Tuhan. Ia merasa sudah hidup sebagai insan yang baik-baik, bahkan menganggap dirinya lebih baik daripada mereka yang sering melakukan ibadah Namun sesungguhnya orang-orang ini hanya melihat kulit kehidupan. Makna hidup jauh dari sekedar kekinian dan disini-an. Seseorang bisa merasa dirinya seolah-olah "mapan" dan tak membutuhkan Tuhan disementara waktu. Tetapi kita pastikan bagi orang ini, bahwa pada satu ketika, semua kemapanannya akan selesai. Dia akan selesai, orang-orang yang dikasihinya akan selesai, dan ada otoritas lain yang berbicara dan yang menentukan nasibnya.

Sesungguhnyalah, kebutuhan nurani setiap manusia yang terdalam bukanlah kemapanan fisik, melainkan jaminan akan kelangsungan hidupnya dalam keselamatan yang kekal. Dan keselamatan ini mustahil bisa dijamin oleh "kemapanan ,. atau oleh sebuah anggapan-diri sebagai" insan baik-baik". Keselamatan hidup harus datang dari sumbernya, bukan dari derivat-derivatnya (turunannya). dan ini sering dikacaukan/disesatkan oleh keangkuhan hati yang menolak Sang Hidup yang telah mengalahkan mautl

Yesus menyebut orang-orang ini sebagai ORANG BODOH. Yesus mengilustrasikan "orang-mapan ini yang berkata kepada dirinya: "(Hai) 'Jiwaku. ada padamu banyak harta benda, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya: beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!' Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh. pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu" (Lukas 12:19-20).

Yesus berkata bahwa la datang untuk mencari "yang hilang", yang mau datang untuk meminta pengampunan. Tanpa pengampunanNya, Anda akan bermasalah amat serius, sebab Tuhan bukan hanya mengasihi, namun la juga menghukum demi keadilanNya.

Seberapa hebatkah Anda yang hebat?
Begitu hebatkah "kemapanan" seseorang sehingga tidak membutuhkan pengampunan?
Alkitab memperingati orang ini dengan sangat serius: "Sekalipun ia menganggap dirinya berbahagia pada masa hidupnya. sekalipun orang menyanjungnya karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya" (Mazmur 49: 19-21).




2. Terlalu banyak larangannya mengikuti Yesus?

Mereka yang mendalihkan hal ini lupa bahwa Tuhan bukan melarang kita untuk bersenang-senang. Ia amat mengasihi kita. Ia adalah Bapa surgawi kita. Jadi, Ia hanya melarang hal-hal yang akan merusak dan membahayakan hidup kita sendiri. Berapa sering kita membiarkan diri kita main-main dengan 'barang" berbahaya seperti sex-bebas, alkohol, judi, iri, fitnah, egois, kesombongan. penipuan, benci, dendam, perakusan, tidak tahu bersyukur dll. Kemaksiatan itulah yang ingin Tuhan amankan kita daripadanya.

"Kenikmatan" yang kita tinggalkan itu sesungguhnya tidak sebanding dengan apa yang kita peroleh secara keseluruhannya. Harga yang kita bayar untuk tidak memihak Yesus sungguh tidak seimbang dibandingkan dengan harga yang kita peroleh sebagai murid-muridNya. Bahkan apa yang terhilang itu sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengorbanan Yesus diatas kayu salib, bagi kita.



3. Sejarah hidupku terlalu hitam, tidak layak bergabung dengan orang-orang saleh.

Siapakah yang tidak kotor? Siapakah yang bersih berdiri dihadapan kekudusan Tuhan?
Namun itulah satu-satunya alasan kenapa Yesus datang kedunia, yaitu untuk mencari yang terhilang! Sehitam apapun sejarah hidup Anda dimasa yang lalu, Yesus yang berkuasa mengampuni dosa, mampu dan mau menggenapkan apa yang dijanjikan Allah bagi Anda dan saya yang pendosa: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun bewarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18).



4. Saya tak akan mampu mengikutiNya.

Tepat! Anda tak akan mampu menjalankan perintah-perintah Yesus seorang diri Anda. Pemimpin "tersaleh" yang menganggap dirinya lulus dalam mengikuti ritual dan hukum-hukum Musa, ternyata juga tak sanggup mengikuti Yesus (Lukas 18:23) Kita tak ada yang sanggup. Namun Yesus menjanjikan kuasa Roh Kudus yang akan tinggal didalam diri kita serta memberikan kekuatan bagi kita untuk berjalan mengikuti Yesus seperti halnya dengan semua murid-muridNya yang lain. Yesus berkata, sekaligus memberdayakan murid-muridNya dan kita-kita didalam Roh: "Terimalah Roh Kudus" (Yohanes 20:22).



5. Agaknya ada udang dibalik batu.

Kekristenan sering dianggap terlalu mudah menjanjikan keselamatan kekal. Cukup dengan berelasi dan percaya kepada Yesus. maka seseorang akan gratis mendapat keselamatannya. Terlalu murah! Tidak heran ada pihak-pihak yang was-was terhadap agenda kekristenan yang tersembunyi. Namun mereka ini keliru ganda dan keliru besar

Pertama, sekalipun anugerah penebusan Yesus telah membebaskan kita dari membayar harga. tetapi anugerah tersebut sama sekali bukan barang murahan! la terlalu amat mahal! Dibayar dengan darah Yesus sendiri yang tidak ada substitusinya.

Kedua. Anda masih salah paham; anugerah ini bukan gratis ASAL percaya kepadaNya.


Anda percaya Yesus? Setan-pun percaya!
Percaya kepada Yesus bukanlah sekedar MEMBENARKAN mujizat-mujizat-Nya, atau kelahiranNya yang tanpa ayah, atau la utusan Al¬lah, bahkan Anak Allah! Percaya disini bukan juga sekedar SETUJU secara intelektual akan kekudusanNya yang tanpa dosa, atau pokok-pokok ajaran kasihNya. Model percaya yang sebegitu adalah sia-sia belaka! Anda tak akan berelasi dengan Dia, atau mendapat berkat dan pembaharuan apapun, karena model-percaya tersebut juga telah diperlihatkan oleh setan-setan, yang bahkan mengakuiNya sebagai Anak Allah (Yakobus 2:19, Markus3:11).
Namun, percaya kepada Yesus menuntut konsekwensi dan komitmen kita untuk mengandalkan Yesus sepenuhnya. Menyangkal ego kita, menerima Dia dan tinggal didalamNya. Menjadikan Dia pusat ketaatan penyembahan, dan sumber keselamatan, sepenuh hati Anda!




6 Ah, nanti-nanti saja!

Mungkin ini alasan yang paling umum. Mereka biasanya berkata: "Ya, saya tahu bahwa Yesus dan kekristenan itu baik. namun saya belum siap". Untuk suatu anugerah yang lebih besar dari hadiah apapun, orang belum siap menerimanya?! Mereka tidak berpikir bahwa makin ditunda, anugerah ini akan makin menjauh karena ditelan oleh penghambaran, kemalasan dan kesibukan yang diciptakan oleh setan. Apa yang didalihkan sebagai "belum siap" , justru amat sering berketerusan sehingga betul-betul tidak pernah siap lagi. Peluangnya habis. dan kita akan menghadapi kenyataan-kenyataan baru sesuai dengan apa yang kita respon-kan. Namun bagi yang menerima anugerah Tuhan, selalu ada kesaksian bahwa mereka justru menyesal kenapa tidak lebih awal menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.

Allah mengetahui waktu dan kesempatan kita amat terbatas dan mudah tercuri oleh setan. Anda dan saya diperingati untuk percaya dan taat kepada Yesus hari ini. bukan besok-besok: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suaraNya, janganlah keraskan hatimu! ... Barangsiapa tidak taat kepada Anak (Yesus), ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada diatasnya" (Ibrani 4:7; Yohanes 3:36).

Janganlah menjadi Orang Bodoh seperti yang telah diumpamakan Yesus diatas. Jangan berpintar-pintar main dengan waktu. sebab waktu sungguh bukan milik kita .


XIV. APA YANG HARUS KITA RESPONKAN SEKARANG?



Tuhan Yesus tidak memaksakan caraNya untuk diikuti oleh manusia Kita diajarkan dan diminta untuk menerima anugerahNya. Dia meminta kita membuka jalur-hati untuk berelasi dengan diriNya Ia mengharapkan 3 hal dari kita, yaitu :

1. Bertobat, berbalik dari perkara-perkara yang keliru. salah dan jahat terhadap Dia

2. Percaya, seluruhnya kepadaNya. Menyebut diriNya Tuhan bukan dibibir saja. tetapi beriman dan taat dalam jiwa dan roh kita seluruhnya.

3. Ikutlah Dia, sebagaimana murid-muridNya telah dipanggil olehNya. serta mengikuti Dia seterusnya.


Banyak "agama" hadir dari fenomena-kemanusiaan belaka, yang mengklaim tetapi tidak membuktikan, yang memberita tetapi tidak memberi, yang mencari tetapi tidak mendapati. Namun Yesus mengklaim dan membuktikan: memberita dan memberi nyawaNya. la menjanjikan "a seeking a finding", mencari dan mendapati! Dan mendapatinya dalam kepastian dan berkelimpahan!

"Mintalah maka akan diberikan kepadamu:
carilah. maka kamu akan mendapat,
ketoklah. maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta, menerima,
dan setiap orang yang mencari, mendapat,
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan
Bapa manakah diantara kamu, jika anaknya minta ikan daripadanya, akan memberikan ular kepada itu ganti ikan?
Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengliing?
Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya"
(Lukas l l:9-13).




Saat-saat terakhir .... 2000 tahun yang lalu

Pada saat-saat terakhir ketika Yesus sedang bergumul meregang nyawaNya diatas kayu salib, Ia tetap produktif berbuat perkara-perkara yang terbesar bagi sejarah kemanusiaan Disaat-saat begitu krisis la tetap sempat menunjukkan bahwa Dialah juru-syafaat bagi manusia, dan Dia pulalah penebus dan penyelamat Anda dan saya. Betapa terharunya kita mendengar seruanNya sebagai juru-syafaat bagi orang-orang berdosa: "Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34).

Dan betapa indahnya setiap kita diberi kepastian akan keselamatan kekal ketika berelasi dengan Dia. Kita selalu diingatkan kepada seorang penjahat yang disalibkan disamping Yesus, namun yang menyesali dosanya, lalu bertobat dan memohon kepada Dia:
"Yesus, ingatlah akan aku, apabila engkau datang sebagai raja". Dan Yesus menjawabnya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku didalam Firdaus" (lihat Lukas 23:39-43).

Yang diminta adalah besok-besok (kelak ketika Yesus datang kedua kalinya), yang diperoleh adalah "hari ini juga"! Yang diminta adalah "ingatlah aku" (cukup dari kejauhan), yang diperoleh adalah relasi-kedekatan bersarna pribadi Yesus di Firdaus!
Kini Ia berjanji khusus untuk kita sekeluarga, "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31).



Saat-saat terakhir ..... 60 tahun yang lalu

Ini adalah sebuah kisah nyata yang mengharukan, Ditengah-tengah Perang Dunia kedua. ada satu serdadu Amerika yang tertangkap dan dijeblosi dalam kamp penjara Jepang. Kemudian menyusul dijeblosi satu orang lagi kedalam cell penjara yang sama, ia ini orang Jepang yang tertangkap karena ketahuan menjadi mata-mata, Narapidana Jepang ini diperlakukan berbeda dengan si Amerika, Walau sama-sama diperlakukan seperti binatang. namun si Jepang telah disiksa, dicambuk, tidak diberi makanan. Jauh lebih parah dari si Amerika. Setiap hari, si Amerika ini membagi ransum makanannya kepada orang Jepang yang lebih malang ini, dan juga merawat dia sebisa-bisanya.

Suatu hari, orang Jepang ini didera dan disiksa habis-habisan. Badan dan mukanya hancur, sampai ia hampir meninggal. Waktu bertemu kembali dengan orang Amerika ini di cell penjara, kedua mereka ini tahu bahwa dia tidak akan bertahan sampai besok harinya. Orang Amerika ini merasa amat resah karena tidak bisa berbuat apapun lagi bagi temannya. Dia sudah membagikan apa yang dia punyai, walaupun dia juga dalam kesusahan. Tetapi ada satu yang tersisa. yang dia belum membagikannya kepada sahabatnya, ...yaitu Tuhan Jesus! Segera dia berkata kepada orang Jepang ini, "You and I know that you will not survive another night, But I have something to tell you, if you believe in Jesus Christ as your Lord. He will meet you in heaven when you die". (Kamu dan saya tahu bahwa kamu tak akan bertahan hingga malam berikutnya, Namun ada sesuatu yang mau saya utarakan. Jikalau kamu percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan-mu. maka Dia akan menjumpaimu di sorga ketika kamu meninggal). Dengan terputu -putus orang Jepang ini berusaha menjawab di dalam kesakitannya. "Kalau Yesus ini sedikitnya seperti kamu, saya tidak akan sabar untuk bertemu dengan Dia".... .



Disalin dari buku :
Samawi Tada, Yesus Menyaksikan Yesus, Reach Catalog.

0 komentar:

Posting Komentar