KESELAMATAN dari ALLAH

I. PENGERTIAN DOSA


Dosa pada dasarnya bukanlah suatu yang bersifat pasif, seperti: kelemahan, kesalahan atau ketidaksempurnaan. Dosa merupakan suatu permusuhan yang aktif terhadap Tuhan dan secara aktif melanggar hukum atau perintah Tuhan (1 Yohanes 3:4), sehingga menyebabkan kesalahan, kelemahan. Dosa ini diakibatkan dari manusia sendiri dengan kebebasannya menolak untuk tunduk kepada Allah yang berotoritas dan menolak untuk mengikuti petunjuk atau perintah-Nya. Dengan kebebasan sendiri, manusia memilih petunjuk Iblis, sehingga manusia tidak setia kepada Tuhan, menyimpang dari jalan dan sasaran yang benar, melanggar hukum dan perjanjian dengan Allah. Pengertian ini dapat kita lihat dari Adam dan Hawa yang dengan kebebasannya secara aktif memilih untuk mengikuti apa yang mereka mau dan cocok dengan pendapat iblis, melawan Tuhan yang berotoritas yang seharusnya mereka percayai dan sandari sepenuhnya (Kejadian 2-3). Dosa yang telah menjangkiti manusia menyebabkan manusia terpisah dengan Allah yang suci.



II. KEMATIAN ADALAH AKIBAT DOSA


Upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Maut atau kematian adalah akibat atau upah dari dosa. Manusia yang berdosa ini dikatakan telah mati. "Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" (Efesus 2:1). Kalau kita memperhatikan Efesus 2:1, dikatakan bahwa kondisi manusia yang dulu sudah mati, padahal mereka masih hidup secara fisik. Hal ini membuat kita memperhatikan arti mati di sini bukan mati tubuh atau fisik. Alkitab mengajarkan tiga (3) macam kematian, yaitu: kematian tubuh atau fisik, kematian rohani dan kematian kedua - perpisahan kekal atau penghukuman selama-lamanya.

Alkitab dari sejak mula, menyatakan upah dari suatu pelanggaran (dosa) adalah mati :


* Kejadian 2:17
LAI TB, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
KJV, But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.
Hebrew,

וּמֵעֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע לֹא תֹאכַל מִמֶּנּוּ כִּי בְּיֹום אֲכָלְךָ מִמֶּנּוּ מֹות תָּמֽוּת׃
Translit Interlinear, UME'ETS {dan dari pohon} HADA'AT {pengetahuan itu} TOV {yang baik} VARA' {dan yang jahat} LO' {jangan} TO'KHAL {engkau makan} MIMENU {darinya} KI {karena} BEYOM {pada hari} 'AKHALKHA {engkau makan} MIMENU {darinya} MOT {mati} TAMUT {engkau mati}


Upah kematian, harus ditebus dengan kematian. Apabila manusia ingin terlepas dari "vonis nyawa" ini, tidak bisa tidak manusia harus membayar harga-pengampunan yang setimpal, yaitu membayar dengan nyawa sesuai hukum Taurat "Nyawa ganti nyawa…" (Keluaran 21:24).



III. ALLAH MENAWARKAN KESELAMATAN


Allah melalui ketentuan hukum Taurat, menetapkan: hampir segala sesuatu disucikan, dan diampunkan dengan darah (yang dianggap nyawa), lihat ayat ini.


* Ibrani 9:22,
LAI TB, Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
KJV, And almost all things are by the law purged with blood; and without shedding of blood is no remission.
TR, και σχεδον εν αιματι παντα καθαριζεται κατα τον νομον και χωρις αιματεκχυσιας ου γινεται αφεσις
Translit, kai skhedon en haimati panta katharizetai kata ton nomon kai khôris haimatekkhusias ou ginetai aphesis


Ketentuan Korban penghapusan dosa/kesalahan/pelanggaran keseluruhannya adalah dengan "menumpahkan darah". Dalam Imamat dicatatat macam-macam korban sbb :
- Korban bakaran (Imamat 1:1-17); darah
- Korban Sajian (Imamat 2:1-16) ; tepung/ minyak
- Korban Kedamaian/keselamatan (Imamat 3:1-17) ; darah
- Korban Penghapusan Dosa (Imamat 4:1-35) ; darah
- Korban Pelanggaran (Imamat 5:1-13) ; darah, (orang miskin boleh memakai tepung dibakar diatas korban "darah" binatang orang lain).
- Korban penebus salah (Imamat 5:14-19; 6:1-7) ; darah


Penumpahan darah sebagai korban pengampunan dosa ini dilakukan lewat domba yang dikorbankan diatas mezbah, berulang-ulang untuk setiap kali pengampunan hingga digenapi oleh Mesias.

Allah sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian, yaitu dengan sistem penggantian atau substitusi. Setelah manusia berdosa, dijalankan sistem penggantian. Setelah Adam berdosa di hadapan Allah, Allah menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama, ada binatang yang dibunuh untuk diambil kulitnya untuk pakaian Adam dan Hawa.
Kemudian ada korban Habel yang diterima. Ada sistem penggantian. Tetapi sistem korban orang Israel tidak mencapai puncaknya, hanya merupakan satu simbol atau bayang-bayang yang akan datang. Kalau kita bandingkan dengan Ibrani 10:1-5, binatang tidak mungkin mengganti manusia karena ada perbedaan kualitas. Yang bisa menggantikan manusia haruslah manusia juga. Maka dikatakan, tidak ada cara lain, Allah Bapa menentukan Tuhan Yesus Kristus menjadi jalan pendamaian, yakni harus mati menebus dosa, harus mati untuk membayar hutang dosa dengan memakukan surat dakwaan, surat hutang itu di kayu salib (Roma 3:25; Kol. 2:14-15). Itu cara yang Allah tentukan, dan hanya satu cara itu. Manusia bersalah kepada Allah, harus Allah yang menentukan cara pengampunan, dan cara pengampunan itu adalah melalui kematian Kristus Yesus di kayu salib - yang menggantikan.

Keselamatan dari darah yang tertumpah dari kematian Yesus Kristus, tidak akan dimengerti tanpa kita mempelajari konsep kurban dalam Perjanjian Lama.


Ada banyak pertanyaan :



BUKANKAH ALLAH BISA MENGAMPUNI SAJA?
APA PERLUNYA ALLAH MENYERAHKAN NYAWA YESUS UNTUK PENEBUSAN DOSA?




MENGAMPUNI?


Apa yang ada dalam benak anda dengan istilah 'mengampuni' ?
Allah mensyaratkan pengampunan dalam arti yang amat mendasar, yaitu keharusan bagi si pengampun untuk membayar harga, harga tebusan!


Allah yang Maha Kuasa memang berkuasa mengampuni kita di setiap waktu, namun dosa kita tidak bisa diampuni begitu saja karena Allah juga Adil, dan konsekwen dengan hukum-pokok keadilanNya adalah Dia harus menghukum setiap dosa yang kita perbuat.

Di satu pihak Allah itu Maha Kasih, mau dan bisa mengampuni. Tetapi di lain pihak Allah itu Maha Adil, apabila hanya sekadar “melupakan” atau “membiarkan” kesalahan seseorang tanpa mempertanggung-jawabkannya dengan suatu harga, yaitu yang disebut penebusan.


Anda bertanya, mengapa ada harga yang terlibat?

Ya, pemahaman kita atas Azaz Pengampunan cenderung larut menurut arti populer saja, bukan arti murninya.
Untuk mencernakannya kembali, kini pikirkanlah ada seorang anak Anda yang berbuat dosa terhadap Anda, misalnya ia memberontak dan membakar tas kantor Anda. Anda-pun marah. Mengapa?
Karena anda merasa dirugikan oleh perbuatan tersebut. Akhirnya sang anak sadar akan perbuatan kesalahannya dan minta pengampunan, dan anda rela mengampuninya.

Mengampuni adalah rela membayar harga tebusan!

Ketika anda rela mengampuninya, itu IDENTIK dengan anda rela menyedot dan membayar harga kerugian yang tadinya anda rasakan, yaitu kerugian moril maupun materiil. Anda mengampuninya dengan jalan menebus harga tersebut! Jadi, dalam setiap pengampunan ada harga yang harus dibayar, yang menuntut suatu penebusan!.

Kini, karena sudah ditetapkan Allah sendiri bahwa setiap pelaku dosa harus dihukum mati dalam kekekalan (dengan istilah "upah dosa adalah maut", Kejadian 2:17, Roma 6:23), maka manusia tidak mungkin bisa membayar harga sebesar itu dengan usaha amal-ibadah atau cara apapun. Itu sama halnya dengan hukuman mati di pengadilan yang tak bisa dilunaskan dengan jasa apapun yang pernah dibuat oleh si terhukum!
Maka, diperlukan pertolongan dan kekuatan dari luar sebagai penyelamat atau penebus.

Dicontohkan satu kasus tebusan sebagai berikut :

Ada cerita tentang seorang wanita muda yang tertangkap di diskotik ketika sedang diadakan razia narkoba oleh aparat negara. Ia dihadapkan ke meja-hijau. Jaksa penuntut membacakan dakwaan dan tuntutan. Maka, sang Hakim-pun bertanya kepada si tertuduh : “Anda bersalah atau tidak bersalah?”
Gadis tersebut mengaku bersalah, minta ampun dan ingin bertobat. Namun sang Hakim yang adil itu tetap mengetuk palunya mendenda Rp. 10,000,000.-- atau penjara 3 bulan. Tiba-tiba terjadi hal yang mengagetkan semua orang dalam sidang tersebut. Sang Hakim turun dari kursinya sambil membuka jubahnya. Ia segera menuju kursi si terhukum, mengeluarkan uang 10juta dari tas-nya untuk membayar denda si gadis. Mengapa? Ternyata sang hakim tersebut adalah bapak dari si gadis. Walau bagaimanapun cinta yang bapak kepada anak-gadisnya, ia tetaplah Hakim yang adil dan tidak bisa berkata : “Aku mengampuni kamu, karena kamu menyesal dan bertobat”. Atau mengatakan : “Karena cintaku kepadamu, maka Aku mengampuni kesalahanmu”.

Hukum keadilan tidak memungkinkan sang Hakim mengampuni dosa anaknya dengan sesukanya “tanpa prosedur harga”. Maka ia yang begitu mengasihi anaknya bersedia turun dari kursi dan menanggalkan jubah kehakimannya, lalu menjadi wali untuk membayar harga denda. Inilah jalan satu-satunya bagi seorang hakim yang adil untuk memberi pengampunan bagi seorang terhukum yang dikasihinya



Dan inilah analogi untuk Yesus Kristus yang menanggalkan jubah keilahianNya dan turun ke dunia menjadi manusia demi untuk membayar harga MAUT di kayu salib, yang tidak sanggub dibayar oleh si pendosa sendiri yang sudah terhukum mati. Yesus telah mengatakannya secara lurus, tanpa usah tafsiran, bahwa "Anak Manusia (Yesus) datang untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan (nyawa) bagi banyak orang" (Markus 10:45).

Maka hak-qisas (hukum pembalasan yang setimpal) terhadap hutang nyawa, kini dipenuhi dalam kematian Yesus bagi manusia : "nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan… luka ganti luka, bengkak ganti bengkak" (Keluaran 21:24). Demi menebus kematian Anda dan saya!.



Bukankah Allah bisa mengampuni saja?

Akan timbul masalah lain :

Allah itu bebas tidak terbatas? Menghalalkan segala cara demi kasihNya


Disini, teologi agama-agama yang tidak mengenal konsep penebusan Yesus (tidak mengimani anugerah Ilahi), melainkan hanya mengenal konsep usaha diri dalam mencari ridha Allah lewat ibadah-amal-pahala, akan menemui dilema yang besar. Mereka tidak mempunyai cara apapun untuk merekonsiliasikan kedua sifat Allah yang saling menentang, yaitu Maha Kasih versus Maha Adil.


Bagaimana Allah bisa-bisanya Maha Kasih (yang mengampuni dosa), padahal Ia juga Maha Adil(yang menghukum dosa), sungguh kontradiktif!

Sebab, jikalau Allah menghalalkan diriNya secara bebas dalam mengampuni, semata-mata karena Ia Maka Pengasih dan penyayang, maka tentulah Ia Non-Adil, karena berkolusi, dengan tidak menghukum dosa yang seharusnya tidak dihukum. Pengampunan model begini adalah keputusan tanpa dasar apapun kecuali sewenang-wenang. Allah yang Maha Adil, Maha Benar dan Suci itu sungguh tidak bisa begitu saja menyebut 'putih' atas sesuatu yang sebenarnya 'hitam'. Hukum dan Jalan Allah itu lurus, dan itu yang menjadikan diri Allah terbatas, karena Ia tidak bisa keluar batas dengan mengingkari diriNya sendiri :

*2 Timotius 2:13
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.



Walau demikian, masih banyak orang menafsirkan bahwa Allah itu adalah Pencipta Hukum. Jadi Dia berdaulat dan berdiri sepenuhnya diatas hukum, tidak ada yang bisa membatasi Allah!.
Namun, Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan "dibatasi" oleh hakikat keberadaanNya sendiri, bukan oleh pihak luar manapun. Dia sepenuhnya dapat dipercaya dan konsisten dengan Apa yang diucapkanNya. Dia selalu berkiprah dalam jalur/ batas ucapan dan hukumNya.
Dia tidak berdiri di atas Hukum.
Melainkan diriNya adalah HukumNya, dan HukumNya adalah diriNya
.

Dia tidak berubah, dahulu, sekarang dan selamanya!
Maka, Firman Allah itu selalu benar dan kekal, tak ada ayat-ayat susulan yang bisa membatalkan atau menggantikan ayat-ayat terdahulu. Allah yang Maha Tahu dan Benar tidak mengkoreksi diriNya sendiri, dengan alasan apapun!
Makin Dia mengkoreksi, dan makin memberi alasan, makin bukan Allah-lah Dia.

Maka Allah yang Maha Kasih sekaligus Maha Adil melakukan keduanya sekaligus! Ia dengan kasihNya datang sebagai Kurban untuk pengganti "vonis nyawa-ganti nyawa" akibat dosa yang dilakukan manusia.



PENJELASAN KEMATIAN YESUS :
KEMATIAN KURBAN DAN DARAH PERJANJIAN UNTUK PENGAMPUNAN DOSA



Kematian Yesus bukanlah kematian "martir" yang bermakna “mati demi mempertahankan kebenaran dan bertahan terhadap pemaksaan dari musuh-musuh Tuhan hingga akhir hayatnya”. Seseorang bisa saja menjadi martir “sebagai tanda cinta kepada Tuhan dan kebenaranNya”, sehingga ia dibunuh dalam kemartiran dimana Tuhanlah yang menjadi pusat pembaktiannya.

Namun kematian Yesus adalah KEMATIAN-KURBAN, dimana seseorang merelakan jiwanya sendiri untuk dikorbankan (masih bisa dihindari , tetapi ia merelakan) demi kasih yang begitu besar untuk menyelamatkan jiwa-jiwa orang yang dikasihinya. Inilah sebuah kematian “tukar-guling” yang merupakan “win-win solution” (semua pihak diuntungkan) demi menebus kematian para kekasihnya.

Jenis kematian diatas, total berlandaskan kasih, dan tidak diselewengkan dengan dalil-dalil manusia yang melekatkan kebencian dan dendam atas nama Tuhan atau ‘perjuangan’ :



* 1 Korintus 13:3
LAI TB, Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
KJV, And though I bestow all my goods to feed the poor, and though I give my body to be burned, and have not charity, it profiteth me nothing.
TR, και εαν ψωμισω παντα τα υπαρχοντα μου και εαν παραδω το σωμα μου ινα καυθησωμαι αγαπην δε μη εχω ουδεν ωφελουμαι
Translit, kai ean psômisô panta ta huparkhonta mou kai ean paradô to sôma mou hina kauthêsômai agapên de mê ekhô ouden ôpheloumai


* Yakobus 1:20
LAI TB, sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
KJV, For the wrath of man worketh not the righteousness of God.
TR, οργη γαρ ανδρος δικαιοσυνην θεου ου κατεργαζεται
Translit, orgê gar andros dikaiosunên theou ou katergazetai



Kematian kurban itu sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama dalam Yesaya 52:13 sampai dengan Yesaya 53:1-12 dengan judul perikop HAMBA TUHAN yang MENDERITA. Dituliskan tentang kedatangan seorang Hamba yang akan berkorban, dinubuatkan sejak awal bahwa Ia akan menderita, dihina, dianiaya dan mati sebagai korban tebusan bagi umat yang seharusnya dihukum mati karena dosa-dosanya.


Ia sendiri berkata dalam :



* Lukas 24:26
LAI TB, Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?
KJV, Ought not Christ to have suffered these things, and to enter into his glory?
TR, ουχι ταυτα εδει παθειν τον χριστον και εισελθειν εις την δοξαν αυτου
Translit, oukhi tauta edei pathein ton khriston kai eiselthein eis tên doxan autou


Jadi, berlainan dengan martir, kematian Yesus tidak ada hubungannya dengan emosi, kebencian atau karena iming-iming mendapat upah surgawi malainkan justru bertujuan membayar harga tebusan yang dapat langsung menyelamatkan jiwa umatNya. Dan kematian-kurban ini dinyatakan dalam perkataan Yesus sendiri :


* Yohanes 10:11,17-18
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
10:18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.

IV. KISAH PARA NABI SEGALA ZAMAN



Kisah datangnya Tuhan Yesus Kristus bisa dipahami sejak kitab Kejadian. Perjanjian Lama, walaupun spesifik ditujukan untuk orang-orang Yahudi (Yudaisme), namun Perjanjian Lama tetap merupakan Firman yang sangat berharga bagi umat Kristiani. Dan tidak dipungkiri bahwa Yudaisme ini adalah akar dari Kekristenan. Dan penekanan Kekristenan itu ada dalam Perjanjian Baru. Hal itu amat berharga bagi umat Kristiani. Konsep harga yang harus dibayar terhadap perbuatan dosa, penebusan dosa dengan darah, keselamatan dengan darah (inti pengertian paskah) adalah merupakan hal yang pokok.

Pembuktian kematian Yesus disalib serta kebangkitanNya, tidak terkira kokohNya, internal maupun external. Itu sudah banyak sekali ditulis oleh para ahli tanpa ada sanggahan yang layak. Dan bukti yang akan kita kupas dibawah ini akan menambah extra, yang akan memberi perspektif baru kepada saudara-saudara kita yang masih yang mempersoalkan apakah gunanya kematian dan kebangkitan Yesus, dan mempersoalkan konsep keselamatan daman iman Kristiani yang eksklusif HANYA MELALUI TUHAN YESUS KRISTUS saja. Sebab kematian-kurban memang exist bagi Mesias, dan itu bukan bikinan atau diada-adakan oleh manusia. Ia sungguh telah dijanjikan Tuhan dari Firman yang keluar dari mulutNya dan/atau dari tanganNya sendiri dan diteruskan turun-temurun sejak manusia-pertama!.

Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka malu akan ketelanjangannya, dan mereka menutup auratnya dengan daun-daunan :

Lihat, Adam dan Hawa dikala itu masih dalam kenaifan budaya alam flora dan fauna. Keduanya tentu tidak bisa memahami apa itu ‘kematian kurban’. Maka, Tuhan harus mengkomunikasikannya secara bertahap dalam konsepsi, dengan ilustrasi, dan ‘perlambangan darah’ yang harus ditumpahkan sebagai kurban penebus dosa. Dan sejak itu, Tuhan terus berjanji kepada manusia akan hal-hal yang sama dari zaman-ke-zaman lewat nabi-nabiNya.


1. KISAH ZAMAN ADAM


Simaklah kitab Kejadian 3:15 dimana Tuhan berkata kepada iblis dalam ungkapan yang visioner, dan karenanya harus dipahami secara visioner pula :


* Kejadian 3:15
LAI TB, Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
KJV, And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel.
Hebrew,

וְאֵיבָה ׀ אָשִׁית בֵּֽינְךָ וּבֵין הָֽאִשָּׁה וּבֵין זַרְעֲךָ וּבֵין זַרְעָהּ הוּא יְשׁוּפְךָ רֹאשׁ וְאַתָּה תְּשׁוּפֶנּוּ עָקֵֽב׃ ס
Translit, VE'EIVAH ASYIT BENKHA UVE'IN HAISHAH UVE'IN ZARAKHA UVE'IN ZARAH HU YESHUFKHA ROSY VE'ATAH TESYUFENU AQEV

Keturunannya (akhirnya Yesus), akan meremukkan kepalamu (mengalahkan total), dan engkau akan meremukan tumitnya (melukainya).

Tampak sejak awal di Taman Eden, kepada Adam dan Hawa, telah dijanjikan Tuhan akan datangnya satu sosok Mesias yang akan menyelamatkan keturunannya dengan mengalahkan kuasa iblis (meremukkan kepalanya), namun dengan pengorbanan fisiknya (berdarah, remuk tumitnya).

Tidak cukup janji di mulut, Tuhan masih melanjutkannya dengan ujud-tindakan, yang tentu masih bersifat perlambangan visioner yang jauh ke depan :


CAWAT KULIT DARI TUHAN :


* Kejadian 3:21
LAI TB, [color=green]Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka

KJV, Unto Adam also and to his wife did the LORD God make coats of skins, and clothed them
Hebrew,

וַיַּעַשׂ יְהוָה אֱלֹהִים לְאָדָם וּלְאִשְׁתֹּו כָּתְנֹות עֹור וַיַּלְבִּשֵֽׁם׃ פ
Translit, VAYA'ASYO YEHOVAH 'ELOHIM LE'ADAM 'ULEISYITO KATNOT 'OR VAYALBISYEM


Tampak bahwa Tuhan melakukan sebuah penganugerahan kasih kepada Adam dan hawa dengan membuatkan cawat kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan (dosa) mereka. Tuhan sendirilah yang berinisiatif menggantikan cawat daun-daunan yang dibuat oleh Adam dan Hawa bagi diri mereka (Kejadian 15:7), dikala Ia baru “terluka hatiNya” oleh dosa pelanggaran Adam! Bukankah itu meripakan suatu demonstrasi kasih Tuhan yang luar biasa besar?.

Tuhan tidak berkenan dengan cawat dari daun itu, karena hal yang amat prinsip. Cawat daun ‘made-in Adam-Hawa’ itu tidak absah dimata Tuhan karena itu lambang usaha diri manusia untuk menutupi ketelanjangan dosa mereka.
Manusia tidak bisa mengusahakannya, dengan amal apapun! Keadilan dan kekudusan Tuhan tidak membiarkan suatu dosa/kejahatan untuk dihapus oleh 1000 pahala. Satu kejahatan perkosaan misalnya, tetap harus dihukum, sekalipun si pemerkosa telah mendermakan bangunan 1000 rumah ibadah!

Cawat daun-daun penutup itu hanya maya, khayalan manusia yang tidak bertahan dan sia-sia. Hanya cawat kulit “made-in Tuhan” yang secara hakiki mampu menutup/ menebus dosa manusia!

Kulit binatang muncul dari penyembelihan binatang. Ada kematian berdarah disini yang diperkenalkan Tuhan untuk pertama kalinya, yaitu suatu simbol ‘korban-darah’ untuk “cawat penutup dosa”.
Korban darah binatang ini telah memvisualisasikan sebuah analogi konsep kematian & penebusan yang dirancang Tuhan demi menyelamatkan Adam-Hawa serta keturunannya.
Hukum Musa berkata “Nyawa makhluk ada dalam darahnya… dan tanpa penumpahan daran (korban) tak ada pengampunan” (Imamat 17:11, Ibrani 9:22). Sebab penutupan/ penghapusan dosa manusia tidak bisa dilakukan oleh ‘cawat daun usaha sendiri manusia’ melainkan hanya oleh kasih-karunia Tuhan lewat kematian Sang Mesias sebagai korban penebusan.

2. KISAH DI ZAMAN ABRAHAM

Kisah dari pengorbanan anak Abraham yang berakhir dengan penebusan kematiannya melalui seekor domba jantan, dicatat dengan lurus dalam Kejadian 22:8 dan 13
“Tuhan yang akan menyediakan
anak domba untuk korban bakaran bagiNya”
“Abraham memanggil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai
korban bakaran pengganti anaknya



Kisah ini sungguh bermakna hakiki dan dasyat!.
Bagaimana duduk perkaranya?. Ya, mungkinkah Tuhan mendadak menyuruh seorang bapak yang sangat saleh untuk membunuh anaknya? Dosa apakah yang dilakukan si-anak sehingga ia layak dibunuh?. Ada apakah dibalik teka-teki yang misterius bahkan tak masuk akal ini?, menguji iman-kah? Oke, Tetapi tentu Tuhan tidak kehabisan cara menguji sehingga harus terpaksa memilih cara yang melawan hukumNya?.
Tuhan sendiri telah melarang pembunuhan dan pengorbanan darah anak (yang sering dilakukan orang kafir (Imamat 18:21), mungkinkah Tuhan tiba-tiba justru menyuruh Abraham untuk berbalik membunuh? Dalam sebuah pembunuhan keluarga nabi?.

Banyak orang beranggapan bahwa kisah ini hanya menyangkut ujian kepada Ibrahim, dengan anggapan yang hanya sebatas demikian. Dengan anggapan seperti itu, mereka tidak mampu menghilangkan antagonisme yang dimunculkan Tuhan. Mereka belum menyadari bahwa itu adalah suatu penggambaran dasyat akan sebuah konsep penebusan yang dijanjikan Tuhan bagi manusia, yang diperagakan lewat sebuah tamsil dimana sang kurban (anak-domba) perlu dibunuh demi menebus sang anak (anak Abraham) demi keadilanNya. Tuhan memang mengharuskan semua orang yang berdosa dihukum mati (Roma 6 : 23).

Dan orang-orang berdosa itu diibaratkan sebagai anak-Abraham yang harus disembelih, tetapi diselamatkan Tuhan dengan tebusan Anak Domba Allah yaitu Tuhan Yesus Kristus . Agar perlambangannya tidak salah, maka Nabi Yahya (Yohanes pembabtis) diutus untuk mengkonfirmasikan hal tersebut ketika Yesus secara fisik datang menghampirinya :

* Yohanes 1:29
LAI TB, Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia."
KJV, The next day John seeth Jesus coming unto him, and saith, Behold the Lamb of God, which taketh away the sin of the world.
TR, τη επαυριον βλεπει ο ιωαννης τον ιησουν ερχομενον προς αυτον και λεγει ιδε ο αμνος του θεου ο αιρων την αμαρτιαν του κοσμου
Translit interlinear, tê epaurion {pada hari yang berikut} blepei {ia melihat} iôannês {Yohanes} ton iêsoun {Yesus} erchomenon {datang} pros {kepada} auton {dia} kai {dan} legei {berkata} ide {inilah} ho amnos {Anak Domba} tou theou {Allah} ho airôn {yang menanggung/ menyingkirkan} tên hamartian {dosa} tou kosmou {dunia}

Tuhan sendiri secara “vertical dari atas” yang menyediakan (meng-anugerahkan) tebusan keselamatanNya kepada manusia, dan bukan manusia Abraham yang mengusahakannya (kembali sama dengan analogi penebusan dari ‘cawat kulit’ made-in Tuhan: Sungguh sebuah anugerah, bukan cawat daun yang diusahakan Adam).


Mari kita pelajari 2 hal sederhana berikut ini :

(a) Apa perlunya sang-anak itu disebut oleh Tuhan?

Bila Tuhan hanya ingin menguji iman Ibrahim (yang toh sudah diketahuiNya), Allah cukup melepaskan anaknya tanpa usah tebusan kurban. Ujian iman telah berakhir pada waktu malaikat berseru kepada Ibrahim “STOP, jangan bunuh anakmu”


(b) Dan Mengapa Tuhan memerlukan kematian kurban?

Banyak orang aka sulit mendalilkan kisah itu, kecuali mendalilkannya secara logis tanpa dapat membuyarkan antagonisme dan misteri inti : “Mengapa Allah sampai memilih memerintahkan sebuah pembunuhan keluarga nabi?”
Itulah kematian kurban, ini adalah gambaran analogis dari kematian seorang MESIAS/ AL-MASIH, yang diperlukan sebagai KURBAN-PENEBUS (untuk mengganti) kematian yang harus dikenakan kepada setiap manusia (karena semua manusia itu berdosa). Sebab Hukum Keadilan Tuhan tetap berkata tanpa pandang bulu bahwa setiap manusia berdosa harus dihukum mati (Roma 6:23); Namun HUKUM KASIH dari Tuhan kini dapat berkata “Anak Manusia memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20:28 ).

Bagaimanakah kita akan menjawab pertanyaan ini :
Karena Allah itu Maha Adil (yang harus menghukum), apakah Ia akan mengabaikan keadilanNya karena Ia juga Maha Kasih (yang akan mengampuni)?.
Dapatkah Allah mengampuni seseorang tanpa memperkosa hakekat diriNya yang Maha Adil?

Ketika Tuhan tidak menghukum karena kasihNya, Tuhan menjadi non-Adil; dan ketika menghukum karena AdilNya, Tuhan menjadi non-Kasih. Ketegangan (kontradiksi) ini hanya mungkin direkonsiliasikan dalam kematian-kurban sebagai Penebus – pembayar harga kematian – yang mempertemukan Keadilan Tuhan dengan kasih Tuhan. Kini, Ia tetap Maha Adil ketika mengampuni dalam kasihNya, karena Tuhan sendiri telah membayar harga keadilan itu lewat kematian Al-Masih, Sang Firman yang diinkarnasikan kedalam dunia!.]

3. KISAH DI ZAMAN MUSA

Kisah sentral dalam Kitab keluaran adalah peristiwa Paskah, maka perayaan Paskah adalah event yang paling bersejarah, menyentuh dan heroik bagi setiap orang Yahudi, yang dijadikan legenda untuk dikisahkan kepada anak-cucu Yahudi turun-temurun. Lebih dari itu Paskah wajib dirayakan setiap tahunnya, dengan segala tata cara perjamuan yang dibakukan!.

Seperti diketahui, kisah Paskah mulai dengan tulah yang ke-10, dimana Tuhan mendatangkan malapetaka terbesar dengan mengirimkan malaikat kematian untuk mencabut nyawa anak-sulung dari setiap keluarga yang pintu rumahnya tidak diperciki darah domba!

Tuhan berkata :
“Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat”. Itu dalah vonis kematian yang dilewatkan Tuhan (luput) bagi rumah yang bertanda darah kurban (Keluaran 12:13). Kisah lengkapnya, silahkan baca di Kitab Keluaran pasal 11 dan 12.

Dan Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa “semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang” (Kolose 2:17), yaitu janji penebusan malalui darah Yesus Kristus.

4. KISAH DI ZAMAN DAUD

Kitab Mazmur telah berumur sangat tua, diteruskan hingga ke zaman Yesus dan murid-muridNya, yang Ia sendiri sering mengutipnya.

Tanpa kesadaran akan apa yang terucap dari mulut Daud, namun Roh Tuhan telah menuntunnya bernubuat rinci segala pernik kejadian yang akan dijalani oleh seorang mesias yang akan disalibkan demi membebaskan umatNya. Mesias ini akan megalami penghinaan, penganiayaan, “penusukan di tangan dan kaki” (istilah nubuat Daud untuk penyaliban), dan mengalami kematian dan ditinggal oleh Roh Tuhan, namun juga mengalami kebangkitannya dari kematian!
Semuanya itu secara ajaib tergenapi oleh Yesus Sang Mesias 1000tahun sesudahnya (lihat Mazmur pasal 2, kemudian pasal 8, 16, 40, 41, 45, 68, 69,89, 102, 110, 118 )

khususnya di :


* Mazmur 22:2,7,8,17,19)
22:2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
22:7 Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak.
22:8 Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:
22:17 Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
22:19 Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.

Bahkan teriakan ungkapan-kematian Yesus diatas kayu salibpun, terjadi persis seperti yang telah dinubuatkan oleh Daud “ÊLI ÊLI LAMA SABAKHTHANI?”.
Itu adalah suatu pelukisan kematian-kurban yang tidak terhapuskan oleh klaim dan koreksi dari ayat Kitab Suci manapun!

Akhirnya, Tuhan konsekwen menyerukan model penghakiman yang berlandaskan analogi-penebusan :


Mazmur 50:5
LAI TB, Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!
KJV, Gather my saints together unto me; those that have made a covenant with me by sacrifice.
Hebrew,

אִסְפוּ־לִי חֲסִידָי כֹּרְתֵי בְרִיתִי עֲלֵי־זָֽבַח׃
Translit, ISFU-LI KHASIDAI KORTEI VERITI ALEI-ZAVAKH

5. KISAH DI ZAMAN YESAYA



Ada satu kabar dari Nabi Yesaya yang pernah hidup 700tahun sM. Tuhan memberikan hikmah kepadanya untuk menulis sebuah kitab yang paling terkenal dengan nubuat-nubuat yang terbukti benar. Bahkan pada awal mula pelayanan Yesus, kitab inilah yang dibacakan Yesus di sebuah Rumah-Ibadah. Disitu Yesus memilih membaca Yesaya pasal 61 dimana terdapat ayat-ayat istimewa yang menubuatkan tentang diriNya!. Nas ayat itupun dibenarkanNya secara langsung bagi diriNya, bukan bagi orang lain :


* Lukas 4:16-21
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Keistimewaan Kitab Yesaya ini bertambah, ketika dunia sempat dikagetkan pada tahun 1947 dengan penemuan utuh dari salinan naskah kuno Kitab Yesaya dalam gulungan naskah Dead Sea Scrolls di Qumran, yang berpenanggalan sekitar 150tahun sM!.
Maka, naskah yang begitu kuno ini segera dipakai untuk men-test kalau-kalau ada kesalahan salinan atau bahkan pemalsuan pada salinan kitab Yesaya yang sudah kita punyai selama ini. Ternyata penemuan ini saling bersesuaian dan membernarkan keontetikan teks yang telah ada!. Tak ada tangan-tangan usil yang menjahili teks Alkitab seperti yang dituduh.

Selain pasal 61 yang ayatnya sempat dibacakan oleh Yesus, juga ditemukan gulungan kitab Yesaya pasal 53, yang secara paradoxal mencatat berbagai janji dan nubuat Tuhan tentang seorang Hamba yang menderita sampai mati, namun menjadi pendamai dan penyelamat bagi umat manusia yang jahat. Hamba ini bahkan tercatat akan bangkit kebali dengan segala “hadiah” kemenanganNya! Kedengarannya seperti tidak masuk akal, itulah sebabnya pewahyuannya dimulai dengan bahasa skeptis “siapakah yang percaya berita (wahyu) yang kami dengar..?” (Yesaya 53:1)


Disini kita persingkat jumlah pembuktiannya dengan cukup mengutip 3 ayat saja :


* Yesaya 53:5,9-10
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan (tumitnya*) dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya



bandingkan dengan Kejadian 3:15 :


LAI TB, Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.
KJV, And I will put enmity between thee and the woman, and between thy seed and her seed; it shall bruise thy head, and thou shalt bruise his heel.
Hebrew,

וְאֵיבָה ׀ אָשִׁית בֵּֽינְךָ וּבֵין הָֽאִשָּׁה וּבֵין זַרְעֲךָ וּבֵין זַרְעָהּ הוּא יְשׁוּפְךָ רֹאשׁ וְאַתָּה תְּשׁוּפֶנּוּ עָקֵֽב׃ ס
Translit, VE'EIVAH ASYIT BENKHA UVE'IN HAISHAH UVEIN ZARAKHA UVE'IN ZARAH HU YESHUFKHA ROSY VE'ATAH TESYUFENU AKEV


Semua “kemustahilan” teks nabi Yesaya yang rumit yang digaris-bawahi ini terbukti benar pada kehidupan dan kematian Yesus 700-an tahun kemudian!. Naskah tua Qumran dari 7.5 abad sebelum Muhammad sengaja dipakai Tuhan di Abad ke-20 untuk sekali-lagi membenarkan nubuat Yesaya tentang kematian kurban seorang Mesias. Bila begitu dasyatnya kebenaran yang satu ini, alasan apa dan untuk apa kita harus mati-matian menafikannya?

6. KISAH DI ZAMAN NABI YAHYA (YOHANES PEMBABTIS)


Ada 2 kesaksian penting untuk apa Nabi Yahya (Yohanes Pembabtis) diutus khusus sekurun waktu dan sepelayanan dengan Yesus! (lihat dibawah ini).

Seperti yang diakui Nabi Yahya sendiri bahwa ia bukan Mesias namun diutus mendahuluiNya untuk menjadi corong suara yang meluruskan dan mempersiapkan jalan bagi pengenalan jati-diri Yesus Sang Mesias dan misiNya : “Ditengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal

Dengan peran khusus Nabi Yahya (Yohanes Pembabtis) dan posisi sentralnya yang dinyatakan sebagai nabi terbesar (Yohanes 7:26), sedikitnya itu berarti bahwa dialah bukti dan saksi Ilahi yang paling tinggi di dunia ini bagi Yesus sebagai Mesias. Maksudnya, ia diberi hak istimewa oleh Tuhan untuk mengidentifikasi jati-diri Sang Mesias dengan tanda-ilahi(!) yaitu Roh Kudus (seperti merpati) yang terlihat turun kepada sosok-fisiknya Yesus Sang Mesias. Dengan demikian, Yohanes menjadi saksi mata yang paling shahih, dekat dan langsung “menunjuk hidung” ke sosok Mesias, tanpa usah khawatir akan kesalahan dan kekeliruan sosok akibat rentang generasi dimuka (seperti halnya dengan nabi-nabi lainnya) baru kemudian bisa dicocok-cocokkan lagi nubuatnya oleh gererasi belakang dengan memberi peluang tafsiran yang bisa salah sosok. Yohanes sebagai penunjuk-hidung yang paling absah, memberi 2 kesaksian yang penting bagi kemanusiaan dalam :


Satu, "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya (Yesus). ….aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah". (Yohanes 1:32-34)

Dua, "Lihatlah (Dia) Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29)

Perhatikan dua kata-saksi langsung kepada Mesias. Right now and here “inilah” dan “lihatlah”. Dua penyaksian yang berotoritas ini menunjukkan lurus kepada penyaliban Yesus sebagai Anak Allah yang menjadi kurban-tebusan bagi umat manusia.

7. Hardikan Yesus membuktikan Ia menjalani “kematian kurban”



Apakah maksud Yesus ketika Ia berkata dalam Perjamuan Malam TerakhirNya : “Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi” (Lukas 22:37). Itulah kenyataan seperti yang dikupas dalam 6 kisah-kisah diatas, yang seluruhnya merujuk kepada Yesus dalam kematian-kurbanNya! Bila pernyataan tersebut ditolak, maka Yesus tidak akan segan menghardik si penolak itu dengan kata-kata yang terkeras “Enyahlah iblis!”

Yesus menyebut “Enyahlah iblis!” tidak peduli orang tersebut adalah MuridNya sendiri, tidak peduli bahwa murid ini (atau orang-orang yang mengaku-ngeku menghormatiNya) sesungguhnya bermaksud baik karena tidak menginginkan suatu mati terkutuk disalib itu menimpa diriNya. Simaklah apa yang dilakukan Petrus sesungguhnya beritikat baik bagi Gurunya :


* Matius 16:21-23 PEMBERITAHUAN PERTAMA TENTANG PENDERITAAN DAN SYARAT-SYARAT MENGIKUT DIA
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."



Ya, bagi Yesus, menampik kematian-kurbanNya adalah menampik perjanjianNya yang paling awal, rancanganNya yang universal, dan karyaNya yang paling mahal yang dapat dibayarkanNya bagi umat manusia. Yesus berkata :


* Matius 26:28
LAI TB, Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
KJV, For this is my blood of the new testament, which is shed for many for the remission of sins.
TR, τουτο γαρ εστιν το αιμα μου το της καινης διαθηκης το περι πολλων εκχυνομενον εις αφεσιν αμαρτιων
Translit, touto {inilah} gar {sebab} estin {adalah} to haima {darah} mou {-Ku} to tês kainês {yang baru} diathêkês {perjanjian} to {yang} peri {bagi} pollôn {banyak orang} ekkhunomenon {ditumpahkan} eis {untuk} aphesin {pengampunan} hamartiôn {dosa-dosa}

Semua manusia sudah berdosa, akibat dosa mati secara jasmani, rohani dan ada hukuman kekal (kematian kedua), tidak ada jalan keselamatan, baik dari sains dan teknologi, baik dari agama dan kepercayaan. Keselamatan hanya dari TUHAN Allah, Dia telah datang dalam manusia Yesus Kristus.


* Yesaya 43:11
LAI TB, Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.
KJV, I, even I, am the LORD; and beside me there is no saviour.
Hebrew,

אָנֹכִי אָנֹכִי יְהוָה וְאֵין מִבַּלְעָדַי מֹושִֽׁיעַ׃
Translit, 'ANOKHI 'ANOKHI YEHOVAH (baca, ADONAI) VE'EIN MIBAL'ADAI MOSYIA'



HALELUYAH
'AMEN!





Blessings in Christ,

Sumber: SarapanPagi Biblika

0 komentar:

Posting Komentar